02 : Jodoh, Semoga

17 2 0
                                    

HAPPY READING LOAF 🌷

_____

"Sen repot ga?"

"Kenapa Ma?"

"Hari ini Mama suruh kamu ke Alfa gapapa kan? Sena rewel nih kalau di tinggal"

Sendu yang sedang main ponsel berdecak, "Segala di tinggal, biasa juga di tenteng"

"Di suruh tu yang nurut, Sendu" tiba-tiba suara bariton dengan handuk yang tersampir di bahunya menghampiri Sendu, dia Satya kakak tertua Sendu.

Sendu siaga satu lantas langsung beranjak berdiri dan cengengesan tidak jelas karena kelakuannya yang sudah di gep Satya. Bisa di potong uang jajannya.

"Heheee bercanda mas. Siniin Ma, beli apa?"

Mama Sendu memberikan secarik kertas yang bertuliskan bahan masakan dan sabun sabun untuk stok seminggu ini.
Biasanya juga masalah seperti ini yang beli Mama, tapi Sean-adik sulungnya-sedang tidak enak badan dan alhasil Sendu yang harus pergi ke Alfa.

Minggu-minggu gini jalanan pasti rame dan sialnya Mama nggak nyuruh Sendu sejak pagi tadi, sekarang sudah jam 11 dan matahari sudah menyorot. Rasa malas melanda.

Karena dekat ya Sendu memilih jalan kaki, toh tidak sampai 10 menit dia berjalan.

Sendu hanya memakai sweater oversize dan celana tidur bekas kemarin malam, tak lupa dengan kupluk yang terpasang di kepala, rambut di biarkan tergerai, sandal jepit andalan Mas Satya dan dompet yang ia tenteng.

"Uhh panas banget" keluh Sendu.

Bayangin manusia yang punya darah rendah, panas-panas jalan ke Alfa dengan kendaraan sliwar sliwer ramenya ampun dehh, jadi pusing Sendu.

Karena jenuh Sendu berjalan perlahan sambil menyamakan langkahnya dengan trotoar kotak kotak di depannya sambil mengayunkan dompet dan bersenandung ringan.

Karena asyik sendiri, tanpa sadar dari arah berlawanan 2 orang berboncengan motor salah satunya dari mereka rambut gimbal dengan kalung rantai, jaket denim lusuh yang pastinya sangat mambu katika di cium dari dekat, dan satunya lagi botak plontos bertato, memakai kaos hitam bergambar tengkorak, menyahut dompet Sendu dengan hitungan detik.

Sendu berteriak histeris. "COPETTTTT!!!!!"

"Anjir itu tadi copet?!!!. TOLONGGGG SAYA DI COPET!"

Orang-orang di sekitar yang sadar dengan kondisi Sendu saat ini lantas berbondong-bondong mencoba mengejar kedua orang bermotor yang mencopet dompet Sendu.

"Pak tolong pak saya di copet" kini Sendu mulai terisak, pasalnya dompet itu berisi rekening tabungan Sendu selama ini, memiliki keluarga yang ekonomi nya tidak stabil membuat Sendu melakukan apa saja agar mendapat uang dan bisa di tabung.

"Tenang mbak, suami saya udah ngejar copetnya, mbak tenangin diri dulu" ibu-ibu yang sepertinya berumur 30 an itu mencoba menenangkan Sendu dengan menepuk-nepuk pundaknya sambil menggiring Sendu ke warung terdekat. Banyak ibu-ibu yang datang untuk mengecek kondisi Sendu.

_____

"Shaka bacot kerjaan gue numpuk"

"Karyawan mana sii yang berani ngebacotin CEO" Yess menggelengkan kepalanya.

STEP MOTHER [B1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang