Chapter 1
"Males banget, Ma. Besok aja, ya?"
Alyssa yang tengah asik bermalas-malasan di ruang tengah merengek mendengar permintaan ibunya.
"Sekarang, Lys."
"Ntaran aja, Ma."
"Keburu malem."
"Justru itu, makanya besok aja." Alyssa belum menyerah.
"Alyssa," panggil ibunya pelan tetapi nadanya penuh penekanan.
Alyssa menghembuskan napas pasrah, kemudian bangkit dari sofa. Dengan pakaian yang sama dan rambut yang sedikit berantakan, Alyssa mengambil makanan-makanan yang akan dibagikan kepada tetangga.
Nggak terlalu lama juga, nanggung kalau harus ganti baju, begitu pikir Alyssa.
"Isa pergi, Ma."
Tanpa mendengar balasan dari ibunya, Alyssa bergegas menyusuri komplek perumahannya sebelum malam turun.
Tidak terasa, tinggal satu rumah lagi. Alyssa menatap sekotak kue di pelukannya dengan bangga. Alyssa memperhatikan rumah bergaya Victoria, persis seperti model rumahnya. Bedanya, rumah tersebut dikelilingi dinding beton yang cukup tinggi baginya, sehingga halaman depan rumah tersebut tidak terlihat.
Saat akan mendekati rumah tersebut, Alyssa mendengar suara ribut-ribut dari halaman depan rumah. Tak ingin ambil pusing, Alyssa menggeser pagar rumah tersebut kemudian berjalan masuk ke dalam.
"AA!" Alyssa menjerit begitu seseorang menyiramnya dengan air. Wajah, rambut, dan pakaiannya basah. Termasuk makanan yang sudah diamanahkan kepadanya.
Alyssa menatap si pelaku. Seorang laki-laki sedang menatapnya kaget seraya menjatuhkan selang, sedangkan seorang perempuan menatapnya dengan tatapan merasa bersalah.
Si perempuan memutar kran air dan memukul bahu sang laki-laki.
"Kakak, sih!"
Alyssa menggeram begitu mengenali wajah laki-laki itu.
Laki-laki yang mabuk kemarin.
Laki-laki yang salah masuk rumah dan disangkanya maling.
Si perempuan menghampiri Alyssa. Tingginya tidak lebih tinggi dari Alyssa. Hanya sebahunya. Kalau boleh Alyssa menebak, gadis yang berada di hadapannya masih duduk di bangku SMP.
"Maaf, Kak," katanya.
Alyssa berusaha menampakkan senyumnya. "Nggak papa. Oh ya, kamu tinggal di sini?"
Gadis itu mengangguk.
Alyssa menyerahkan sekotak kue terakhir yang harus dibaginya kepada tetangga. "Titip buat orang tua kamu, ya. Bilang dari tetangga baru."
Gadis tersebut mengangguk kemudian tersenyum ramah. "Makasih, Kak!"
Alyssa tersenyum kecil. "Kakak pulang ya ...," ucapan Alyssa menggantung.
"Gema, Kak," jawab gadis itu seakan mengerti.
Alyssa mengangguk. "Kakak pulang, ya, Gema."
"Nama Kakak siapa?"
"Alyssa," kata Alyssa pelan.
Gadis itu membalikkan badan setelah mendapat anggukan dari Gema.
Matanya sempat melihat ke arah laki-laki yang berdiri kikuk tak jauh darinya. Ketika mata mereka bertemu, Alyssa melayangkan tatapan kesal yang dibalas dengan tatapan datar olehnya, yang menyebabkan kekesalan Alyssa meningkat.
YOU ARE READING
Diary of Alexander Haves [On Hold]
Fiksi Remaja•On hold• Alyssa Na Haves tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Yang dia ingat, wanita bernama Ana adalah ibunya. Kepindahannya ke kota itu menakdirkan dirinya bertemu dengan seorang laki-laki yang memiliki hubungan secara tidak langsung den...