Revan mengunci mobilnya dan berjalan menuju pintu rumah, dia sedikit kebingungan kenapa Nafa belum menyalakan lampu rumah? Langit sudah berubah menjadi keabu abuan dan angin sudah berhembus dengan sangat dingin menembus kulitnya. Pertanda mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Revan membuka pintu rumahnya dan berjalan menuju dapur untuk menyimpan soto ayam yang dia beli. Setelah itu Revan berjalan perlahan menuju kamarnya, pasti Nafa ada dikamar.
Revan tak sabar berita bahagia apa yang akan Nafa sampaikan padanya. Revan sedikit menyesal karena tadi jalan sangat macet dan Revan sampai rumah jadi agak terlambat. Namun saat membuka pintu kamarnya, dia sangat terkejut dengan keadaan kamar yang sangat berantakan.
Kedua mata Revan mendapati Nafa yang sangat berantakan duduk di ujung tempat tidur mereka. Dia segera berjalan mendekati Nafa dan Revan sangat panik saat melihat jejak kaki darah dilantai itu.
"Nafa! Kamu kenapa?" tanya Revan dengan sangat panik.
Dia membawa wajah Nafa untuk menatap dirinya, Revan duduk disebelah Nafa dan menatap Nafa dengan pandangan khawatir, "Hei--sayang kenapa kamar berantakan gini? Kamu kenapa hmm?"
Nafa tersenyum dan menggelengkan kepalanya dengan lemah, dia melepaskan tangan Revan dari wajahnya. "Mas.." lirihnya.
"Kenapa sayang?" Tanya Revan.
Air mata itu dengan tanpa diundang turun begitu saja, Revan segera menghapus air mata Nafa dan mencium pelipis Nafa. "Ada yang nyakitin kamu?" tanya Revan lagi.
"Mas, aku bodoh ya?" ucap Nafa dengan pandangan lurus kedepan.
"Bodoh kenapa?"
"Kamu berhasil jadi menantu yang sempurna dimata Bapakku dan suami yang sangat baik buat aku--sampai Ria aja iri karena aku bisa dapetin kamu. Kamu seolah cemburu dan marah saat Cendana deketin aku tapi--" Nafa menoleh pada Revan dengan memandangnya dengan pandangan tajam, "Itu semua adalah bohong."
"Bohong kenapa? kamu ini kenapa--Naf?" Baru saja Revan hendak mendekatkan diri pada Nafa, tetapi Nafa menjauh dari Revan.
Nafa mengibaskan tangannya didepan wajah Revan, "Kamu pembohong, kamu pengkhianat--"
"Kamu kenapa Nafa? Aku salah apa?"
Nafa tergelak sampai air matanya keluar lagi, "Kamu lupa dengan apa yang kamu lakukan padaku? Kamu lupa hubungan kita dimulai dari apa? Kamu lupa setelah menikah kamu melakukan apa sampai buat aku sekecewa ini?" Ucap Nafa dengan suara yang meninggi.
"Nafa! Aku bikin kamu kecewa kenapa?" tanya Revan.
Revan masih kebingungan dengan apa yang Nafa katakan karena dia sama sekali tak tahu maksud Nafasya dan kenapa dia sampai sehancur ini.
"Apa yang udah kamu lakukan dengan Zahra dibelakang aku? Kalung, Tas, Sepatu, makanan, jam tangan bahkan berapa uang yang kamu transfer ke Zahra? sejuta? lima juta?"
"Nafa, aku bisa je--"
"Barang barang semua ini--" Nafa menunjuk barang barang yang berserakan dilantai dan beberapa lembar uang yang berserakan dilantai, "dibalikin sama Zahra, tadi Zahra kesini." ucapnya.
Sumpah, rasanya Revan seperti patah tulang sekarang dan dikuliti habis habisan. Dia memang saat masuk kamar sedikit terkejut dengan beberapa barang dan uang yang berserakan di lantai. Bahkan Revan lupa dengan apa yang sudah dia berikan pada Zahra.
Revan mengusap wajahnya kasar dan mendekatkan dirinya lagi pada Nafa namun saat Revan hendak meraih tangan Nafa, Nafa menepisnya. "Kamu juga jadiin aku selingkuhan kan dulu? saat kamu minta aku jadi pacar kamu, kamu belum putus sama Zahra, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trouble : Revan | RENJUN
Fanfiction"Makan dulu abisin, tunggu gue bayar baru lo minta putus. Biar lu nggak usah bayar bill." Sikap Revan kepada Nafa kalau kata orang bukan seperti seorang pacar, melainkan musuh. "Semalem aku pulang jam 2 malem, jadi nggak balas chat kamu. Maaf ya y...