privilege

251 42 0
                                    

Halilintar itu bersyukur sekali. Maksudnya, lihat deh. Adik pertamanya itu selain humoris (walau jahil), pintar sekali baking. Segala jenis kue, biskuit, dan makanan penutup dia bisa. Lebih asik lagi karena Taufan itu mau dan mampu untuk mengatur takaran gula di dalamnya. Halilintar yang tidak begitu suka manis, lidahnya dimanjakan dengan masakan Taufan yang pas. Tidak kurang manis, pun tidak kemanisan.

Biasanya sebulan itu Taufan bisa dua atau tiga kali membuat kue maupun biskuit. Biasanya juga, membuat banyak untuk stok di rumah. Halilintar membantu, kok. Membantu makan, haha. Bercanda, Halilintar membantu sedikit seperti mengaduk adonan atau memberikan komentar kalau Taufan butuh pendapat kedua.

Selain itu, Halilintar juga sangat dimanjakan dengan kehadiran adik keduanya, Gempa, yang pintar dalam hal makanan berat. Adiknya itu benar-benar koki di rumah setelah bunda atau saat bunda tidak ada. Makanan apapun kalau dimasak Gempa, gagal sekali pun, tetap enak.

Mau masak opor? Ayo. Mau masak daging sapi? Ayo. Masakan lokal maupun asia negara lain, Gempa bisa. Bahkan kadang dia masak makanan orang barat seperti spaghetti atau pizza. Pizza gak tuhh...!

Tak jarang Gempa iseng untuk memasakkan yang Halilintar mau bahkan walau asal bunyi.

Pernah suatu kali Gempa bertanya padanya ingin makan apa, Halilintar menjawab ramen tanpa pikir panjang,l. Dan sore harinya, saat makan malam, ramen yang mirip rasanya dengan yang biasa dia beli sudah tersaji di meja. Halilintar menganga, Taufan tertawa.

Selain masakan berat, Gempa juga kadang memasak camilan. Kalau Taufan itu camilan yang manis, maka Gempa camilan yang asin. Resep-resep camilan yang viral di media sosial, tak jarang lewat di linimasa milik Gempa. Kemudian besoknya, Halilintar dan Taufan sudah diberikan camilan yang resepnya sudah dilihat Gempa sebelumnya.

Jadi bagi Halilintar, nikmat Tuhan mana yang bisa dia dustakan.

[Kumpulan] Trio OriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang