03

393 67 9
                                    

Jangan lupa untuk tinggalkan jejaknya yah, vote dan komen guys😌


















Happy Reading
..










Satu bulan berlalu, dan satu bulan juga Mark setiap pulang sekolah selalu pergi narik angkot. Dan jika hari libur, Mark akan pergi ikut kerja bangunan dengan salah satu tetangganya. Ia harus banting tulang mencari uang demi haechan dan juga anaknya. Mark harus mempertahankan sekolahnya, hanya tinggal beberapa bulan lagi menuju kelulusan. Setelah mendapatkan ijazah SMA dia akan mencari pekerjaan dengan gaji yang lumayan agar dia bisa menabung untuk kelahiran anaknya.

Sulit, sangat sulit. Apalagi ia masihlah seorang anak SMA. Menjadi kepala keluarga tak semudah yang di pikirkan, namun mark tak menyerah. Ia juga tak pernah memperlihatkan rasa lelahnya kepada haechan. Karna ia tak ingin jika nantinya haechan akan merasa bersalah.

Setelah selesai narik angkot, Mark juga mengambil gajinya yang memang tak seberapa tapi cukup untuknya. Di perjalanan pulang Mark mampir terlebih dahulu ke Alfamart.

"Mbak, saya mau beli susu ibu hamil yang bagus yang mana ya?"

"Oh, boleh mas. Ayo saya antar"

Kemarin malam, mark sempat melihat susu hamil haechan sudah habis. Itu sebabnya ia berinisiatif untuk membelinya.

Mark juga mampir ke kedai ayam geprek favorit haechan,setelahnya ia kembali menjalankan motornya di iringi dengan rintik hujan gerimis yang membasahi jalanan dan juga dirinya.

Mark menghentikan motornya, ia mendapati haechan yang sudah menunggunya di depan kontrakan. Mark tak mampu menahan senyumannya, setiap hari rasa lelahnya hilang karna hanya melihat sang kasih saja.

"Kenapa gak nunggu di dalem aja? Dingin loh ini, kasian dedek bayi sama kamunya kedinginan" mark mengusap surai haechan lembut dan mengecup kening itu.

"Gapapa kok, dedek bayi udah kangen banget sama papahnya. Makannya aku nunggu disini" haechan melirik dua kantung kresek yang mark bawa.

"Oh iya, aku tadi mampir ke alfa beli susu hamil terus ke mang ujang. Aku bawa geprek kesukaan kamu" mark mengayunkan kreseknya di depan haechan.

"Emangnya nggak papa? Uangnya_"

"Hei, udah berapa kali aku bilang. Kalau aku tuh kerja emang buat kamu sama dedek bayi, jadi jangan ngerasa gak enak atau apa. Ini kewajiban aku"tutur mark dengan lembut.

"Makasih ya" Haechan memeluk tubuh Mark, keduanya berjalan bersamaan masuk ke dalam rumah.

Haechan tau kok kalau mark melakukan semuanya dengan senang hati, demi dirinya dan bayinya. Namun haechan tetap merasa tak enak. Melihat mark yang setiap pulang sekolah selalu pergi bekerja, bahkan di hari liburpun mark tetap bekerja tanpa ada istirahat. Haechan beberapa kali menahan setiap ia menginginkam sesuatu, karna ia tak mau semakin membuat mark sulit. Mark sudah sangat banting tulang demi dirinya dan bayinya, itu mengapa haechan selalu memendam rasa ngidamnya. Haechan juga merasa sedih, karna ia harus kehilangan mimpinya. Cita-citanya sebagai dokter yang ia idam-idamkan sejak dulu kala. Kian harus terkubur begitu saja. Dan haechan kembali memilih memendam perasaan sedihnya itu, ia tak ingin menambah beban pikiran mark. Karna ia tau bahwa mark juga sama sedihnya, namun pria itu memendamnya.

Mereka berdua hanya ingin mencoba terlihat baik-baik saja, meski sebenarnya tidak.

..

you know, I love you!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang