Berikut adalah teks yang telah diperbaiki:Jevaro kini telah sampai di tempat di mana ia bersembunyi untuk sementara. Setelah sampai di Bogor, Jevaro memilih tinggal di rumah peninggalan sang ayah. Jevaro membersihkan rumah yang sudah lama tidak berpenghuni itu. Setelah selesai membersihkan dan merapikan letak barang yang ada di rumah itu, Jevaro kemudian duduk di sofa dan menelepon seseorang.
"Halo, Ndra," kata Jevaro.
"Napain, Jef?" jawab Ndra.
"Lo di mana sekarang? Gue pengen minta tolong sama lo," kata Jevaro.
"Gue lagi di rumah aja sih... Gue harus nolong lo gimana? Kebetulan gue lagi gabut banget," jawab Ndra.
"Gue habis bunuh orang," ungkap Jevaro.
"Siapa lagi yang lo bunuh?" tanya Ndra.
"Lo nanya gitu kayak gue udah bunuh banyak orang aja, baru dua ya monyet," jawab Jevaro.
"Lebih dari satu berarti udah banyak," kata Ndra.
"Terserah lo aja dah," kata Jevaro.
"Jadi gue harus nolong lo apa?" tanya Ndra.
"Gue pengen lo bantuin gue buat mantau keluarga Argantara," jawab Jevaro.
"Lo bunuh bapaknya Ariel?" tanya Ndra.
"Bapaknya belum gue bunuh, tapi Ariel udah gue bunuh," jawab Jevaro.
"Kenapa?" tanya Ndra.
"Gue pengen bapaknya Ariel ngerasain apa yang gue rasain, baru gue bunuh tu orang," jelas Jevaro.
"Wah, keren," kata Ndra.
"Lo tahu gue emang keren," jawab Jevaro dengan nada narsis.
"Dih, malah narsis. Dah lah, gue pengen tidur," kata Ndra, lalu menutup telepon.
Jevaro berdiri dan berjalan menuju dapur untuk memasak makan malam.
Ginara sekarang berada di kantor polisi bersama rekan kerjanya. Mereka sedang mencari cara agar bisa menemukan Jevaro. Mereka belum mengetahui tempat di mana Jevaro bersembunyi. Setelah mencari tahu tentang Jevaro, mereka memiliki tiga wilayah yang mungkin menjadi tempat Jevaro bersembunyi.
Wilayah pertama adalah New York, tempat di mana ia ditemukan di kasus pertama di mana Jevaro berhasil kabur sebelum ditangkap oleh pihak kepolisian. Kedua adalah Bali, di mana dia ditemukan untuk kedua kalinya setelah berhasil kabur. Ketiga adalah Bogor, di Bogor Jevaro memiliki rumah peninggalan sang ayah yang mungkin saja ia bersembunyi.
"Jadi, kita mau kemana dulu?" tanya Gina.
"Kita ke lokasi yang paling dekat dulu," jawab Juan.
"Oke," kata Gina.
Sesampainya mereka di lokasi pertama, yaitu Bogor, mereka menuju kantor polisi dan mulai mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
"Kita akan cek terlebih dahulu rumah itu. Kalau Jevaro benar bersembunyi di rumah itu, baru kita mulai sandiwara kita," jelas Juan.
Sore itu, Juan pergi ke rumah yang diduga tempat Jevaro bersembunyi. Mereka menyamar menjadi orang yang menawarkan jasa cleaning service. Sesampainya di depan rumah Jevaro, Juan mengetuk pintu yang ada di depannya. Tak lama kemudian, pintu tersebut terbuka, menampilkan seorang pria yang tampaknya baru saja terbangun dari tidurnya.
"Ada apa, Pak?" tanya sang tuan rumah, yang tidak lain adalah Jevaro.
"Saya mau nawarin jasa cleaning service nih, Mas. Mas butuh nggak?" tanya Juan.
"Ngga, Pak. Saya lagi nggak butuh," jawab Jevaro.
"Oh yaudah, Mas. Saya permisi," kata Juan, lalu pergi.
Setelah dari rumah Jevaro, Juan pergi ke kantor polisi dan segera menghubungi Ginara karena mereka akan mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan.
Sesampainya Ginara di kantor polisi, mereka segera memulai diskusi. Mereka mulai memikirkan bagaimana cara agar Ginara bisa masuk ke dalam rumah Jevaro.
"Kita mulai jam 12 malam," kata Juan.
"Malem banget, Pak?" tanya Ginara.
"Sengaja. Jadi, entar malam kita bakal pura-pura ngikutin lo di daerah rumah Jevaro, terus lo jalannya ke rumah Jevaro, gedor pintunya ampe dia buka. Dan... Lo pura-pura panik, bilang sama dia kalau lo diikutin sama kita. Pokoknya lo paksa dia biar lo bisa tinggal bentar di rumahnya," jelas Juan.
"Harus bangat? Masa gue ke rumah cowo jam segitu? Gimana kalau dia berlaku yang nggak-nggak sama gue?" tanya Ginara.
"Ga bakalan. Kita tetap bakal mantau lo, jadi tenang aja," jawab Juan.
"Gue ga takut sih sebenarnya. Kalau dia macam-macam sama gue tinggal....." Ginara menggerakkan tangannya seolah sedang memegang pistol.
"Gi kata gue mending lo pulang, istirahat" Sepertinya Juan sudah mulai muak dengan tingkah laku Ginara.
Ginara yang mendengar perkataan Juan yang diucapkan dengan mukanya yang menyebalkan itu segera bangkit.
"okee kalo gitu gue duluan yaa byee"
JANGAN LUPA VOTE YAA CHINGU

KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal
Romanceseorang polwan yang nekat menikahi seorang kriminal demi menyelesaikan tugasnya