EHS|| 03

18 3 0
                                    

Welcome back to Enha High School!
*
🧁🧁🧁

The game will start in this part
*
🍇HAPPY READING
*
*

****

Seminggu berlalu, suasana di sekolah semakin mencekam saat para siswa menyadari bahwa hari Senin, hari yang ditakuti oleh semua orang, telah tiba. Hari itu, permainan "Snakes and Ladders" yang menentukan nasib mereka akan dimulai.

Seluruh murid EHS masuk ke dalam arena permainan dengan papan Snakes and Ladders raksasa yang diletakkan di tengah ruangan. Siswa-siswa berkumpul dengan wajah tegang dan hati berdebar-debar. Tidak ada suara riang gembira, melainkan hanya bisik-bisik kecemasan yang mengisi udara.

Kelas dua belas berdiri di pinggir arena, mengawasi dengan wajah serius. Mereka sudah menjelaskan aturan permainan berulang kali minggu lalu, tapi ketakutan dan kekhawatiran masih terpancar dari wajah adik adik kelas mereka. Permainan ini bukan sekadar hiburan; hasilnya akan menentukan nasib mereka selama bersekolah di EHS.

Sebelum permainan dimulai, setiap siswa dipanggil untuk mengambil kertas secara acak dari sebuah kotak yang telah disediakan. Kertas-kertas ini menentukan urutan mereka dalam melempar dadu. Tidak ada yang tahu posisi mereka hingga kertas dibuka, menambah ketegangan di udara.

Satu per satu, murid-murid maju dengan tangan gemetar, merogoh kotak dan mengambil selembar kertas. Beberapa siswa menatap kertas mereka dengan wajah pucat, sementara yang lain menahan napas, berharap mendapatkan urutan yang menguntungkan.

Dengan lemparan dadu pertama, suasana semakin tegang. Mata semua orang tertuju pada pemain pertama yang maju ke papan permainan. Setiap langkah maju atau mundur diiringi dengan tarikan napas tertahan dari penonton. Ketika ada yang harus turun melalui ular, suara putus asa terdengar, dan ketika ada yang berhasil naik melalui tangga, hanya ada desahan lega yang samar.

Setiap lemparan dadu bisa menjadi penentu, membawa kemenangan atau kekalahan yang dramatis. Para siswa berusaha sebaik mungkin untuk tetap tenang, tapi tekanan yang dirasakan begitu nyata.

Salah satu pemain, seorang siswa bernama Raka, memulai perjalanannya dengan harapan yang tinggi. Namun, keberuntungan tampaknya tidak berpihak padanya hari itu. Dengan hati yang berdebar, Raka melempar dadu untuk pertama kali dan melangkah maju. Namun, langkahnya membawa dia langsung ke sebuah ular besar. Sorak cemas terdengar di seluruh aula.

Tidak ingin menyerah, Raka melanjutkan permainan dengan penuh ketegangan. Namun, dua lemparan dadu berikutnya juga tidak membawa keberuntungan. Lagi-lagi, dia terperangkap oleh ular, harus kembali mundur ke posisi yang lebih rendah. Wajahnya semakin pucat, dan suara-suara berbisik penuh simpati terdengar dari teman-temannya.

Saat Raka menginjak ular untuk ketiga kalinya, seluruh aula terdiam. Menurut aturan permainan, tiga kali menginjak ular berarti diskualifikasi. Para OSIS yang mengawasi permainan mengumumkan dengan suara berat bahwa Raka didiskualifikasi. Suasana menjadi sangat tegang dan sunyi.

Dari 150 siswa yang ikut serta, 45 siswa malang, termasuk Raka, harus menerima kenyataan pahit bahwa mereka didiskualifikasi setelah menginjak ular sebanyak tiga kali. Mereka semua akan ditempatkan di kelas 10-D, kelas yang terkenal dengan reputasinya yang buruk dan perlakuan tidak menyenangkan dari kelas-kelas lain.

Sekitar 40 siswa yang menginjak ular dua kali merasa lega bahwa mereka tidak didiskualifikasi, tetapi mereka tetap harus menghadapi konsekuensinya dengan ditempatkan di kelas 10-C. Kelas ini meski lebih baik dari 10-D, tetap memiliki tantangan tersendiri dan membutuhkan ketahanan mental untuk bertahan.

Enha High School (Snakes And Ladders Game) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang