i will disappear, so they can be together. Forever- Gem

874 71 48
                                    




Don't take Halilintar away.

Gem promised to give anything. Gem also willing to replace him, as long as he can be in this world.

So please...

Please...

Let him be with Taufan again,



***





Iris gold itu mulai memperlihatkan kemenawannya. Kelopak matanya terbuka perlahan-lahan. Bau obat-obatan mulai memasuki indra penciuman. Jari-jari itu mulai bergerak kecil, merasakan dia sedang berada di atas seprai kasur putih lembut. Rasa sakit sekujur badannya mulai ia rasakan, perih dibagian setengah badan kanan.

Tunggu dulu, sekarang dia berada di Rumah Sakit?

Ia langsung tersadar hingga membelalakkan matanya, berusaha bangun lalu menyenderkan punggung. Wajahnya tambah memucat mengingat bagaimana kecelakaan itu berlangsung dengan cepat.

Mas Hali!! Gimana keadaan dia?

"GEMPA!!"

Kepala Gempa tiba-tiba dipeluk erat Gopal yang sudah menangis cegukan. Sedangkan disebelahnya terdapat Fang yang menatap Gempa lega, ia segera menarik kerah belakang Gopal. Namun Gopal tidak bergeming dikarenakan perbandingan berat badan yang besar.

"Heh, orang dia habis bangun kenapa malah kau peluk. Tambah sakit tau!" Ucap Fang kesal berusaha menarik mundur kawannya itu,

Namun Gopal masih setia memeluk kepala Gempa erat, ingusnya bahkan hampir mengenai rambut Gempa. seperti anak TK saja,

"Gempa sayang ku cingtah ku, kenapa semua kejadian ini harus terjadi padamuu!! Huhuhu..."

"Gopal? Lepasin aku ish."

Gempa mulai memberontak, ia tidak ingin kepalanya ternodai cairan hijau mengerikan itu!

"Heh jangan menolak pelukan hangat ku inii!"

"Kami sedih mendengar kamu terlibat kecelakaan, apalagi kami tau bahwa badanmu itu kecil seperti tusuk sate. Bagaimana kalau sampai terluka sangat parah? kalo dibayangin ngeri tau, kamu bakalan kesusahan memulihkan lukamu itu. Untungnya kata dokter tidak terlalu parah!" Gopal menangis lebih keras. Fang dengan sigap menepuk kepalanya.

Hei, telinga pasien ruangan lain pasti sangat kesakitan mendengar suara tangisan cempreng Gopal. Apalagi Gempa yang posisinya sangat berdekatan dengan bocah itu!

Gempa mengerucutkan bibir. Cemberut. Tangannya terangkat membalas pelukan Gopal dan menepuk punggungnya pelan. Tersenyum sendu, seraya mengalirkan ketenangannya.

Puk puk puk

"Sudah ya Gopal, makasih banyak sudah mengkhawatirkan ku. Sudah sudah... jangan nangis. Muka jelekmu jadi tambah jelek." Gurau Gempa. Dia terkekeh saat Gopal benar-benar mengehentikan tangisannya. Gopal menatap Gempa sebal, segera melepas pelukannya sembari memutar tubuhnya membelakangi Gempa.

"Huh, muka ku itu tampan tau. Apalagi kalau sehabis menangis." Ucapnya pamer, Gempa kembali tertawa.

Fang menapuk dahinya, menatap sinis Gopal. Astaga perilaku temannya yang satu ini sangatlah aneh.

Pandangan Gempa mulai tertuju pada Fang, ia menatapnya serius. Fang sangat tau apa yang akan ditanyakannya. Mata Gempa terlalu mudah ditebak. "Dimana mas Hali?"

Anak ini masih saja mengkhawatirkan si brengsek itu

Fang menghelai nafas panjang. Tidak ingin memulai debat dengan Gempa. Dia yakin 100% Gempa akan memihak Halilintar.

Star - Gempa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang