02. BERTEMU

25 22 1
                                    



"Ran kau pulang lah sekarang." usir Agam.

"Gakk istri lo cantik." Balasnya.

"Kau pulang atau." ucapnya dingin dengan tatapan membunuh.

"Okey." balas pangeran.

"Gam nanti kalau udah pisa jangan lupa kabarin gue." bisik pangeran.

"Untuk?." bingungnya.

"Ya buat gue daftar ama si zanara lah." balasnya.

"Siapa yang istri lo." kesal zanara.

"Yaudah, gue cabut." pamit pangeran.

"Iza, Hati-hati ya si agama buas." ujar pangeran.

"Eh om, lo tau nama iza itu dari siapa?." tanya zanara. Baru saja pangeran ingin menjawab pertanyaan zanara tatapan mematikan dari Agam membuat nyalinya ciut.

"Ehem, Nara makan dulu." suruh Agam.

"Gue pulang dulu tugas gue belum jadi." pamit pangeran.

"Eh jawab dulu pertanyaan ku." teriak zanara namun di abaikan oleh pangeran.

"Om, gue besok boleh ke sekolah gak?." tanya zanara.

"Tidak." jawabnya dingin, "cepat makan." suruh Agam.

"Gue mau ketemu ama ortu gue." pintar Zanara.

"Aku akan meminta mereka untuk kemari." jawab Agam.

"Lo gila."

"Aku sangat mengenal mereka, kau tenang saja."

"GAKK, kalau papa gue tau, gue udah gak dibiarin kumpul ama teman gue."

"Jadi kamu ingin bebas dari orang tua?."

"Iya, tapi gue gak tau mau dengan cara apa, biar bisa bebas dari mereka tapi merekanya gak khawatir buat ngelepas gue."

"Aku tau caranya."

"HAH?... APA."

"Dengan cara kau menikah dengan ku."

"Ck, itu mah sama aja, emang sih bebas dari ortu tapi harus ikut kemauan lo."

"Untuk tugas rumah biar aku saja, kau hanya perlu mengerjakan apa yang aku suruh."

"Sama aja kali."

"Kau ingin bebas."

"Gak usah." balasnya kesal.

"Baik, sore nanti aku akan pergi." ujarnya seolah-olah seorang suami meminta izin pada istrinya.

"Terus?." tanya Zanara acuh tak acuh.

"Kau akan dirumah sendiri, dan besok aku akan meminta mereka untuk kemari." kata Agam.

"GUE BILANG GAK PERLU." bentak Zanara takut jika Agam akan mengadu.

AGAM GAZIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang