03. IZIN

22 21 0
                                    



"Ishh, lo apa-apaan sih sakit tau." rintis Zahara merasakan cengkraman tangan Agam.

Dengan kasar Agam mendorong tubuh Zanara masuk ke dalam kamar.

"Awshh, lo apa-apaan sih." rintis Zanara. Agam hanya menatapnya dengan tatapan dingin. "Lo kenapa?." tanya Zanara bingung akan perubahan sikap Agam.

"Apa yang kamu lakukan." tanya Agam.

"Gue ngapain? salah kalau gue mau kabur, dan satu lagi lo gak kerumah gue kan?." ia takut jika Agam benar-benar akan melaporkannya.

"Aku, sudah memberi tahunya." ucap Agam yang berhasil membuat Zanara melongo.

FLASHBACK ON!

"Gam, bener lo culik anak orang?." tanya Alex, pangeran lah pelaku yang telah melaporkannya.

"Hemm."

"Gila, lo kok sebrengsek ini Gam."

"Jaga bicara mu." ucap Agam.

"What, terus apa?."

"Heh kadal gurun, Zanara tuh bini Agam nyet." timpal pangeran.

"What lo kapan nikah Gam." tanya Alex merasa kecewa pada temannya. "NGAPAIN SI LO NIKAH KAGAK NGUNDANG GUE." lanjutnya.

"Dih, pengen amat lo di undang." Ejek pangeran namun lupa akan dirinya sendiri.

"Aku ingin pulang, besok bawa yang ku minta." ujar Agam beranjak dari duduknya.

"Siap." jawab pangeran.

"Lah cepat amat Gam, disini dulu istri lo gak bakal kabur." cegah Alex.

"Hahhhh...pengantin baru mah beda." ucap pangeran merasa iri pada Agam.

"Papa ku memanggil." jawabnya

"Aelah, alasan mulu lo." dengan cepat pangeran menutup mulutnya saat dihadiahi tatapan tajam Agam.

"Bye."

Dengan cepat Agam melangkah meninggalkan kedua anak manusia tersebut.

🚬

Saat Agam memasuki kawasan rumah Zanara tanpa sadar ia tersenyum melihat pemandangan rumah itu yang tak berubah. Setelah selesai memarkirkan mobilnya ia langsung menemui seorang pria paruh baya.

"Assalamu'alaikum, om apa kabar." ucap Agam sembari mencium tangan pria itu.

"Waalaikumsalam, sehat nak Agam apa kabar." pria paruh baya tersebut tak lain Ayah dari seorang Zanara.

"Alhamdulillah, sehat om." jawabnya.

"Silahkan masuk nak Agam, kita bicara di dalam." ajak ilham.

"Iya, om."

Saat keduanya berada pada ruang tamu, mata Agam tertuju pada sebuah bingkai seorang anak laki-laki yang tengah merangkul gadis kecil.

"Ada perlu apa yaaa, nak Agam ke sini?." tanya ilham.

"Begini om Agam hanya ingin mengatakan, nara ada di rumah Agam dan Agam juga mengurungnya, alasan Agam melakukannya karna Agam pernah melihat nara ke club malam dengan seorang pria, nara juga kerap mengikuti balap liar. Dan sekarang nara ingin bertemu dengan om." jelas Agam.

"APA!! CLUB MALAM DENGAN LAKI-LAKI IKUT BALAPAN, ASTAGFIRULLAH." ilham kaget saat mendengar penjelasan Agam.

"Iya om." jawab Agam.

"Nak Agam, apa boleh om kesana sekarang?." tanya ilham, ingin cepat-cepat memarahi putri bungsunya.

"Tentu saja boleh, tapi sebaiknya besok saja om ini sudah malam dan mungkin ia juga sudah tidur." ujar Agam.

"Agam om sangat berterima kasih atas bantuannya, om sangat percaya dengan nak Agam Terima kasih telah menjaga Nara." ucap ilham.

"Sama-sama om, hmm mungkin hanya itu yang ingin Agam sampaikan, Agam harus kembali tugas kuliah sangat penting."

"Ya silahkan, sekali lagi terimakasih nak Agam."

"Iya, om Agam pamit."

Setelah berpamitan Agam pergi meninggalkan kawasan tersebut masih dengan senyum nya, Sesaat setelahnya wajah nya kembali datar saat mengingat foto yang baru saja ia lihat.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

⚠️ :

𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚋𝚊𝚋𝚗𝚢𝚊.

• 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚞𝚛𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚙𝚎𝚖𝚒𝚔𝚒𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚒𝚛𝚒𝚙𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚜𝚊𝚖𝚊𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚗𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚋𝚎𝚝𝚞𝚕𝚊𝚗.

•𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚝𝚘𝚕𝚘𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚔𝚊𝚗, 𝚊𝚍𝚊 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚖𝚘𝚑𝚘𝚗 𝚍𝚒𝚝𝚊𝚗𝚍𝚊𝚒

• 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚕𝚒𝚜
@annisa𝚑𝚊𝚏𝚒04

AGAM GAZIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang