05. AYAH?

13 5 1
                                    



Zanara kini telah siap dengan seragamnya ia menuruni anak tangga untuk sarapan.

"Kau tunggu saja hingga mereka tiba." ucap Agam memecahkan keheningan.

"Lo, gak ngomong apa-apa kan?" tanya Zanara memastikan.

"Dan kita akan lihat siapa yang salah."
Gumam Agam yang masih bisa didengar Zanara.

Usai sarapan Zanara ingin mengambil tas miliknya namun suara yang familiar membuatnya menatap ruang tamu hingga ia melihat seorang pria dengan tubuh tegak dan wajah tegas nan dingin masuk, ialah Ilham ayah Zanara, seketika ia membatu Agam yang melihat hal itu langsung mendorong Zanara dengan lembut agar menyambut orang tuannya.

🚬

Agam menyambut hangat keluarga Zanara yang berkunjung. Ia duduk pada sofa tinggal, Ilham tersenyum hangat lalu duduk di ikuti sangat istri di sampingnya, dengan di susul dua laki-laki muda yang bisa di pastikan adalah kakak dari Zanara mereka adalah anak kembar namun memiliki kepribadian berbeda.

"Nak Agam om datang kesini hanya ingin menjemput Azizah." ujaran Ilham. Zanara hanya berdiri menatap interaksi di depannya.

"Ya, silahkan tapi saya juga ingin dia disini." ucap Agam menatap Zanara bergantian dengan Ilham.

Berbeda dengan Zanara hanya diam berusaha memahami situasi.

"Gak gue gak setuju, kalo adek gue tinggal ama lo." Zaiden laki-laki dengan lesung pipit saat berbicara.

"Hahaha." tawa Agam pecah, Zia ibunda dari Zanara gugup terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Aku ingin membuat perjanjian dengan tuan Ilham." ujar Agam.

"Perjanjian apa?." tanya Ilham.

"Aku ingin menjadi Azizah sebagai istriku."ujar Agam.

"gak gue keberatan."jawab Zidan.

"Atau aku akan memberi tau dia tentang anak laki-laki yang selama ini ia cari." lanjut Agam menatap zidan yang tampak kesulitan menjawab.

"MAKSUD LO AL?." tanya Zanara membatu.

"Lebih tepatnya seorang Al itu pergi." ucap Agam tersenyum sinis.

"Maksud lo?." Zanara ingin tau lebih lanjut namun suara Ilham mengalihkan pembicaraan.

"iya Saya setuju." ucap Ilham.

"PA." panggil zidan.

"Papa jual aku?." tanya Zanara.

"Bukan gitu sayang." wanita yang berada di samping Ilham mencoba ingin menjelaskan.

"Baik, aku akan mengambil apa yang seharusnya untuk ku." ucap Agam, sembari berdiri dari dudukan lalu menunjukkan pintu keluar. "Silahkan tuan dan nyonya besar." lanjutnya.

"Gak gue gak setuju kalo Azizah sama dia pa." ucap Zidan yang di angguki Zanara.

"Setidaknya dia aman tinggal bersama orang yang dia sayang, dari pada tinggal bersama keluarga yang berusaha menghancurkan." ucapan Agam terpotong oleh suara Zia.

AGAM GAZIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang