- Prolog.

315 160 75
                                    

happy reading guys!

°
°
°

Bandung, 22 Februari 2022.

Di awal pagi yang sunyi, di Kota Kembang. Sebelum sinar matahari menyapa, kegelapan masih merajai alam. Udara segar malam masih menyelimuti segalanya, menciptakan suasana hening yang menenangkan. Alam masih terlelap dalam tidurnya, menanti saat ajaib ketika pagi mulai membangunkan semesta. Kedua mata Asheyra terbuka dari tidurnya yang lelap, sinar dari timur yang menembus ke jendela kamarnya menyilaukan kedua mata Asheyra. Dengan perlahan ia merasakan udara segar malam yang masih menyelimuti ruangan. Sekarang Asheyra mulai beranjak jalan ke kamar mandi, setelah selesai mandi ia berjalan menuju meja belajarnya untuk membawa headphone putih itu ke telinganya, dan memutar playlist penenangnya, ia menekan lagu sorai.

Asheyra merenung dalam melodi yang membelai telinganya, sambil memperhatikan sentuhan warna putih, pink, dan cream yang saling bergandengan di sekitar ruangannya. Dalam keindahan yang mempesona, ia terpana oleh harmoni warna-warna yang memancar keindahan di pagi hari ini. Saat di posisi ini tiba-tiba kata-kata terlintas di benaknya, Asheyra lupa. Ia memiliki janji dengan teman-teman seangkatannya.

Flashback on.

"Semuanya tolong dengarkan ini terlebih dahulu. besok, lebih tepatnya tanggal 22 Februari kita ada acara bersama teman-teman seangkatan. semuanya harap datang ya!" ucap ketua kelas yang bernama Aira itu.

"Siap, kumpul jam berapa Ra?" tanya salah satu siswi di kelas itu, yaitu Ermella Hallemoire. sahabat dari Asheyra Ramadian.

"Kumpul jam 12 siang, jangan lupa bawa baju ganti, sepertinya kita akan menginap." jawab Aira, dan di angguki seluruh siswa-siswi di kelas itu.

Flashback off.

"Sialan, gua lupa!" saat ini Asheyra sangat gelisah, dirinya langsung melirik ke arah jam dinding dikamarnya.

Jam menunjukkan pukul 10 pagi.

Setelah Asheyra melirik jam tersebut ia langsung merapihkan semua barang bawaannya yang akan di bawa untuk acara malam ini, setelah semua barang bawaannya ia masukan kedalam tas nya. Asheyra langsung menuruni tangga di rumahnya dengan tergesa-gesa.

"Pelan-pelan aja turunnya, Asheyra." ucap Bundanya dari lantai bawah.

"Gabisa, Bun. Asheyra lupa hari ini ada janji sama temen-temen seangkatan" jawab Asheyra dengan raut wajah gelisah

"Oh itu, kamu mau berangkat jam berapa memangnya Sheyra?" tanya Bundanya kepada Asheyra, Asheyra menjawab "Sebentar lagi, mungkin Sheyra hari ini ga pulang Bunda" jawab Asheyra.

"Ya, tapi disana kamu hati-hati, jangan sampai mati." ucap Bundanya yang membuat Asheyra terdiam sejenak "Bun?" Bundanya langsung melirik wajah Asheyra, dan mereka tertawa bersama.

Setelah semua itu, Asheyra langsung berpamitan kepada Bundanya. "Inget kata Bunda tadi, hati hati dan jaga diri kamu disana." Asheyra mengangguk mengartikan bahwa ia paham dengan hal itu. Setelah itu Asheyra bergegas melangkah menuju arah luar, dengan berat hati ia meninggalkan sang Ibunda tercinta. Di saat Asheyra sedang melamun, suara getaran handphone berbunyi. Ia terkejut dan bergegas melihat siapa yang meneleponnya. "Mella?" tanya Asheyra kepada dirinya sendiri, karena ia bingung mengapa Mella, sahabatnya, menelepon dirinya. kemudian Asheyra mengangkat telepon tersebut.

Coretan Jurnal BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang