happy reading guys!
°
°
°Bulan yang sudah muncul dari balik awan abu-abu itu terlihat sangat cantik. Cantiknya bulan itu pun tak mengalahkan cantiknya lampu taman di antara gelapnya malam. Itu semua berhasil membuat Asheyra dan Daren membisu, suasana malam ini juga sangat amat tenang, bintang yang terukir di atas langit itu sangat indah dan terang menyinari taman.
Asheyra dan Daren masih berada di perjalanan ke tempat penginapan, ia benar-benar berhati-hati dalam berjalan, sekhawatir itu Daren pada keselamatan Asheyra, padahal Asheyra juga tidak peduli mau jatuh atau tidak, toh jatuh juga ke bawah bukan ke atas.
"Kamu kenapa sih jalannya pelan, Ren?" keluh Asheyra.
"Nggak apa-apa," cetus Daren.
Asheyra tidak menjawab lagi, Daren pun melanjutkan perjalanannya menuju tempat penginapan. Setelah sampai di tempat penginapan, ia menurunkan tubuh Asheyra dengan perlahan. "Hati-hati turunnya," pinta Daren.
"Aku juga dari tadi hati-hati kali," tukas Asheyra.
"Mau aku anterin nggak ke kamar?" tanya Daren.
"Nggak usah," tutur Asheyra.
"Kaki kamu belum membaik loh? emang bisa kamu jalannya?" tanya Daren kepada Asheyra. "Ya bisa, kenapa nggak?" timpal Asheyra.
Asheyra memajukan bibirnya, ia memang tidak ingin di bantu untuk ke kamar, tetapi sesungguhnya Asheyra ingin, hanya saja ia malu untuk mengungkapkannya kepada Daren. Asheyra masih memajukan bibirnya, ia kesal dengan Daren, kenapa dia tidak peka? kan sudah tau kakinya sakit, kenapa masih bertanya seperti itu? pikir Asheyra.
"Yaudah ayo," Ucap Daren secara tiba-tiba, ia sembari menarik pergelangan tangan Asheyra.
"Kemana?" tanya Asheyra heran.
"Ke kamar kamu, aku bantu. Aku tau kamu nggak berani sendiri kesana, aku juga tau kaki kamu belum kuat buat jalan," sambung Daren.
"Kalo kamu tau, kenapa kamu nanya kaya tadi?" Tuntut Asheyra sambil melipat tangannya di depan dada.
"Sengaja, kamu lucu kalau kaya tadi, Shey," Puji Daren sembari mengusap-usap kepala Asheyra. Asheyra pun langsung menundukan kepalanya, berusaha menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.
Sebenarnya Daren sudah paham dengan tingkah laku Asheyra yang seperti tadi, pastinya Asheyra sedang menaruh perasaan kesal kepada dirinya, karena tidak peka terhadap keadaan kakinya itu. Tapi jika sudah berada di keadaan seperti itu, Daren tidak pernah mau membujuk Asheyra, menurutnya Asheyra seperti ini sangat amat lucu. Daren juga sangat mengetahui semua tentang diri Asheyra, mulai dari sifatnya yang seperti itu, makanan favorit, dan lain-lain.
°
°Kini Daren melanjutkan menggendong tubuh perempuan itu sampai ke kamarnya. Tidak terlalu jauh, hanya beberapa langkah saja dari tempat ini. Setelah sampai di depan pintu kamar Asheyra, Daren menurunkan Asheyra dengan perlahan. "Hati-hati," ucap Daren.
"Ya, bawel," ejek Asheyra.
Setelah Asheyra turun dari punggungnya Daren, ia mengucapkan terimakasih kepada Daren karena sudah mau membantunya di saat sedang kesusahan. "Terimakasih ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Jurnal Bandung
Teen FictionBandung di langit malam, tercoretlah ratusan kertas putih, yang berasal dari jurnal Asheyra, menyakitkan. Teringat jelas, malam itu, "Aku tidak akan pernah melupakan fase dimana kamu membuangku hanya untuk wanita sampah itu." Kisahnya sakit, tapi s...