Hai aku memutuskan sesekali menulis cerita ini ya and bagi para wenyeol shipper hope you enjoy hihi.....
Di malam yang sepi di salah satu pusat kota Jakarta, seorang pria tengah menikmati rokoknya di balkon apartemen. Pria itu memiliki sebuah tato di lengannya yang kekar. Dia menikmati suasana yang gelap ini sambil menghembuskan asap rokok yang makin lama makin tebal. Sesekali otaknya berpikir bagaimana caranya agar misi yang dia jalankan bisa segera terlaksana.
Pria itu bernama Turangga Galenis dan orang-orang terbiasa memanggilnya Angga. Pria dengan tinggi di atas 185 cm itu berwajah tampan dan atletis. Namun dia cenderung misterius karena selama ini dia memang hidup sendiri dan sama sekali tidak memiliki teman dekat. Angga cenderung tertutup dan hidupnya banyak diisi oleh rahasia bahkan selama ini Angga kerap berpindah tempat dari tempata yang satu ke tempat yang lain.
Untuk menyambung hidupnya, Angga sesekali menjual hasil lukisannya yang bernilai estetik nan mahal. Dia memang seorang pelukis yang terkenal namun selama ini Angga menyembunyikannya identitasnya dengan sebuah nama samaran. Angga tak mau orang tahu siapa dia dan biarlah hidupnya tetap menjadi misteri toh selama ini tujuan dia hidup bukan untuk menjadi pelukis populer.
Tidak terasa di malam ini pria itu sudah menghabiskan 3 batang rokok dan tak lama ponselnya berbunyi. Seseorang mengirimnya sebuah pesan yang penting hingga seringai mulai muncul di bibirnya. Tampaknya target yang selama ini dia cari-cari mulai muncul ke permukaan dan sebelum kesempatamnya hilang jelas Angga harus melakukan sesuatu. Dia harus berhasil melakukan misinya yang berkali-kali gagal itu dan ini adalah kesempatan terakhirnya.
Dia mematikan rokoknya dan mulai masuk ke kamar. Entah apa isi otaknya tapi di malam yang panjang ini Angga malah melukis. Dia melukis seseorang dan selama dua jam dia berkutat dengan kuas serta kanvas, akhirnya lukisan itu jadi. Ternyata lukisan itu merupakan lukisan seorang wanita berambut panjang yang jelas terlihat asing entah siapa.
"Sepertinya waktuku untuk bertemu denganmu akan terjadi tak lama lagi..."
Angga bergumam sambil tersenyum miring seolah lukisan itu seorang manusia yang bisa bicara. Namun senyumnya itu tak lama hilang begitu saja dan hanya menyisakan wajah penuh kebencian. Lukisan itu pada akhirnya Angga warnai hingga terlihat sosok wanita cantik dengan senyum yang memikat......
***********
"Ah aku benar-benar lelah..."
Seorang wanita berwajah blasteran terlihat mulai mengeluh karena hampir semalaman dia tak tidur. Wanita itu tengah mengerjakan sebuah desain gaun yang dia rancang sekuat tenaga. Ya... Sania Agatha seorang wanita cantik yang tengah berkutat dengan alat tulisnya adalah seorang desainer. Dia saat ini sedang menggambar sebuah gaun yang indah namun masih belum cukup indah di matanya. Dengan kesal Sania merobek gambar itu dan melemparnya ke tong sampah. Gaun yang digambarnya belum cukup bagus sesuai dengan ekspektasinya. Sania merupakan sosok yang perfeksionis sehingga dia paling benci dengan sebuah kekurangan.
Karena lelah akhirnya Sania menghempaskan tubuhnya ke kasur. Dia merasa sebentar lagi akan menjadi gila karena gaun yang dia rancang harus selesai minggu ini. Rencananya gaun itu akan segera dijahit oleh penjahit kepercayaannya dan dijual pada salah seorang artis populer tanah air. Namun bagaimana dia menyetorkan hasil karyanya pada penjahit kalau rancangannya saja belum jadi.
"Ah aku bisa gila!!"
Saat tengah mengeluh tiba-tiba ponselnya berbunyi ternyata itu sebuah panggilan dari seseorang. Dengan malas Sania mengangkat telepon itu bahkan sesekali dia menguap begitu lebar. Sania bahkan sudah tak peduli lagi kalau dia dicap wanita yang minim dari kata anggun.