Hari ini adalah hari pertama aga akan masuk sekolah. Heboh? Tentu. Namun, kata itu nampaknya tak dapat menggambarkan kondisi yang ditampilkan gadis itu sekarang. Seharusnya ia yang heboh menyambut hari, tapi malah sang bunda dengan kembarannya yang sejak tadi sibuk mondar mandir mempersiapkan perlengkapan sekolah untuknya.
"ayah..." gumam aga menatap zayan yang duduk di sebelahnya
"biarin aja, biar mereka seneng" balas zayan sambil mengelus surai aga
Selang beberapa menit akhirnya keduanya pun siap untuk berangkat. Gala langsung menarik tangan aga menuju parkiran.
"lo mau naik pakai mobil apa motor?" tanya gala
"lo bisa kendarain mobil?" tanya aga
" nggak" balas gala polos
"ck, terus ngapain lo tanya!!" dengus aga menjitak kening gala
" formalitas doang" balas gala
Setelah berdebatan singkat itupun gala dan aga memutuskan pergi ke sekolah menggunakan motor. Kenapa tidak mencoba menggunakan mobil? Maaf saja, aga masih sayang dengan nyawa nya untuk saat ini. Ia tak mau mempertaruhkan hidup dan mati hanya karena kembaran ngeselinnya itu.
Tak terasa, motor yang dikendarai gala pun mulai memasuki gerbang sekolah. Sepanjang jalan, banyak pasang mata yang mengamati keduanya. Pasalnya sebuah momen langka seorang jenggala mau mengizinkan seseorang naik motor sport nya. Dan sekarang mereka malah melihat gala tengah membonceng, terlebih lagi dia adalah seorang perempuan.
"yuk, gue anter, kita sekelas, habis ini gue mau ke basecamp bentar ketemu temen temen gue" ucap gala melepaskan helm aga
Sepanjang jalan, gala menyadari banyak pasang mata mencuri pandang kearah arah aga. Terlebih para kaum adam. Memuat gala merenggut kesal. Tak akan gala biarkan para laki laki haus belaian itu mendekati saudarinya.
"itu disampingnya gala siapa anjir"
"gila jarang banget gala kayak gitu"
"denger denger dia kembarannya gala yang baru aja balik, moga aja niatnya baik wkwk"
"muka mereka mirip sih, jangan bilang gala punya saingan sebagai calon pewaris karena anak baru itu"
" lo masuk dulu gih, ingat pesan gue, yang pertama jangan terlalu dekat sama anak cowok, yang kedua jangan deket cowok selain gue!!" ucap gala membuat aga mendengus jengah. Pasalnya sudah hampir seminggu penuh gala terus mengucapkan kalimat itu.
Setelah mengantarkan aga ke kelas mereka, gala pun pamit menuju basecamp untuk mengobrol sebentar dengan teman temannya. Sesampainya disana, ia melihat keempat remaja itu asik bermain ponsel tanpa menyadari kehadirannya.
"sa, reya mana?" tanya gala
"ck, jangan tanya gue, itu bocah pagi pagi banget udah ilang dari rumah, paling juga lagi ngadem diatas pohon" balas arsa
Gala memijat keningnya pening. Sudah ia ingatkan kepada sepupu perempuannya itu untuk tetap diam di kelas menemani aga. Sekarang malah kabur entah kemana. Padahal, gala ingin mengenalkan aga pada satu satunya perempuan di tongkrongan mereka ini.
...
Aga memilih mendudukkan diri pada bangku kosong yang kebetulan dekat dengan jendela yang langsung menunjukkan lapangan sekolah yang luas. Aga memutuskan untuk menaruh tasnya disana dan mengamati ruang kelasnya yang masih sepi. Memang, gala sengaja mengajaknya berangkat sekolah lebih awal karena ia sudah menduga keduanya akan menjadi pusat perhatian.
Srek!!
Aga menoleh ke jendela, ia mendengar suara dari arah pohon yang tak jauh dari posisinya berada. Ia yakin asal suara itu berasal dari sana. Namun, saat ia menoleh tak ada apapun disana.
Srek!! Srek!!
Suara itu terdengar lagi. Aga mulai menyipitkan mata untuk fokus mengamati sesuatu yang ada di pohon besar itu. Tiba tiba...
Brak!!
Seseorang dari pohon tersebut melompat kearah jendela yang ada didekat aga. Membuat gadis itu terlonjak kaget melihat seorang gadis yang kini menatap kearahnya dengan raut wajah datarnya.
Titt... titt... titt...
Smartwatch aga berbunyi menyadarkan dia dari rasa terkejutnya. Ia pun mencoba mengatur nafas tenang untuk menetralisir detak jantungnya yang berdetak cepat akibat terkejut tadi. Dan aksinya itu tak luput dari gadis pelompat jendela itu. Gadis itu mengehla nafas panjang, tahu bahwa aga terkejut karena ulahnya. Lantas, dia mengeluarkan botol air mineral yang ia bawa dan menyerahkannya pada aga.
"thanks, reya.." ucap aga membaca nametag gadis disampingya itu yang hanya dibalas dengan anggukan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZINESS
Teen FictionMenceritakan tentang kedua anak kembar yang terpisah dan dipertemukan kembali saat keduanya menginjak usia 17 tahun Jenggala Aska Narendra. Lelaki yang selama 17 tahun hidupnya menjadi anak tunggal harus dihadapkan kenyataan bahwa ia mempunyai seor...