"Gak peduli" acuh Freen masih mengabaikan Nam yang berada disampingnya."Dengerin gue dulu bentar aja" mohon Nam.
"Bukan Becca aja yang ngajakin lo, tapi yang lain juga termasuk gue" tunjuk Nam pada dirinya sendiri, lalu kembali melanjutkan ucapannya. "Mumpung bentar lagi sunset pasti vibesnya bagus banget, jarang banget sih kita foto, terakhir foto pas perpisahan sekolah itupun udah lama banget" sambungnya.
"So?"
"So? Watehek!" Ulangnya tak habis pikir, Pokoknya lo harus ikut, gue gak nerima penolakan! Kasian yang lain udah nungguin lo dari tadi" Tegas Nam lalu menarik sebelah tangan Freen dengan kasar agar laki-laki itu berdiri.
Freen mendelik tajam ke arah Nam namun tatapan itu juga dibalas tak kalah tajam. "Gak usah pegang-pegang" dengusnya kesal. Seketika Nam melepaskan tangannya dari lengan laki-laki keras kepala itu. Di lengan bersih nan berotot tersebut meninggalkan jejak kemerahan yang sangat kontras dengan kulitnya, namun Freen mengabaikan bekas tersebut.
"Makanya lo nurut, gak usah keras kepala! Bangun gak, jangan sampe gue jambak rambut kebanggaan lo itu sampe pitak" kata Nam dengan kesabaran yang sudah berada diambang batas.
Setelah mengatakan itu Nam meninggalkan Freen dengan kekesalan yang masih tersisa, sementara Freen mau tidak mau harus ikut, dia berjalan gontai dibelakang Nam dengan jarak kurang lebih dua meter.
"Kenapa dah muka lo, merah banget, abis berjemur ya lo?" Tanya Heng dengan tatapan menyipit.
"Berjemur biji mata lo, hah!" Balas Nam kesal.
"Santai dong gak usah ngegas juga kali" balas Heng heran.
"Udah-udah gak usah berantem, kenapa sih lo pada" lerai Irin yang kebetulan di sana, menatap heran kedua makhluk yang saling adu mulut itu.
"Gak tau tuh, tanya aja sama manusia cerewet satu ini" tunjuk Heng lalu pergi meninggalkan Nam dan juga Irin, kemudian malah melipir ke arah Billy dan juga Rose yang ada disebelah sana.
Irin tak mau ambil pusing, lalu ia ikut meninggalkan Nam yang tengah sibuk misuh-misuh tak jelas sendirian.
Beberapa dari mereka mulai sibuk menyiapkan tripod dan juga kamera, ada juga yang merekam BTS (behind the scene) nya. Mungkin sebagai kenang-kenangan di masa yang akan datang.
Sesi pengambilan gambar tengah berlangsung dengan latar belakang matahari terbenam yang memukau. Langit berubah menjadi spektrum warna jingga, merah, dan ungu, menciptakan latar sempurna yang tampak seperti lukisan hidup. Di tengah suasana senja yang mempesona ini, kamera berdiri tegak di atas tripod, siap menangkap momen keindahan dalam setiap bingkai.
"Udah siap? Ayo foto sekarang!" Sahut Noe memberitahu mereka semua.
Satu persatu dari mereka mulai mengambil tempat begitu pun juga dengan Freen. Ia mengambil tempat disebelah Becca sama halnya dengan Gemini, Becca berdiri di tengah-tengah sambil menggendong Katherine yang tampaknya sangat kegirangan. Tak hanya mereka yang berdempetan tapi yang lain juga.
"Semua senyum ya!" Sahut Becca sebelum berfoto. Ia berharap Freen akan tersenyum kali ini. Semoga saja.
Dalam hitungan detik, Heng dengan cepat berlari memasuki frame, berdiri dengan senyuman merekahnya.
Satu.....
Dua.....
Tiga.....
Cekrek, suara kamera yang terdengar samar-samar.
Hasil jepretan yang dilakukan oleh Heng lumayan bagus, apalagi ditambah latar belakang sunset yang begitu indah, langit dengan nuansa oranye itu sangat mendukung untuk mengabadikan momen kebersamaan mereka.
Satu persatu dari mereka mulai melihat hasil gambar itu, melihat tatanan letak senyum yang merekah diwajah masing-masing.
Nam tak menyangka Freen akan tersenyum dengan begitu sangat lebar. Freen tampak memukau dengan celana pendek dan kaos putih tipis yang dikenakannya. Tubuhnya sangat atletis ditambah senyuman menawan itu. Otot-ototnya tercetak jelas dibalik kaos putihnya, rambut cepak itu terlihat sedikit berantakan dengan kumis tipis yang belum sempat dicukurnya beberapa hari lalu.
Rose melihat foto itu sambil tersenyum-senyum, matanya tidak bohong. Freen benar-benar berbeda untuk hari ini, Freen-nya tersenyum, walaupun dia tidak pernah berfoto bersebelahan namun ia sangat bersyukur bisa satu frame dengan orang yang dicintainya.
Billy melihat Rose yang begitu tampak bahagia setelah melihat foto Freen yang begitu memukau, Billy sedikit merasa iri dan sekaligus cemburu terhadap Freen tapi ia sadar, ia bukan siapa-siapanya bagi Rose. Billy sadar ia begitu menyukai Rose mungkin saja sudah masuk ketahap mencintai. Sayangnya pria berkulit putih itu tak punya cukup keberanian.
Bahkan Billy kenal Rose ketika mereka semua ngumpul di alenia7 dan yang paling mengejutkan ternyata Rose telah menyukai Freen sejak beberapa tahun belakangan, dan Rose juga adalah adik dari Lisa suami dari Jennie sahabat Becca.
"Gue liat-liat cakep banget lo, Freen" kata Nam menunjuk foto Freen, lalu melirik sekilas ke arah pria itu. "Gue gak nyangka lo mau senyum, mana lagi lebar" sambungnya dalam nada yang terdengar seperti sebuah kejutan dimalam hari.
Freen hanya mengedikkan bahunya acuh tak acuh.
"Gue gak nyangka lo bisa secakep ini" kata Jennie kagum, matanya berbinar-binar.
"Lo demen ya? Gue aduin Lisa lo" kata Irin tiba-tiba.
"Emm gak gitu juga konsepnya, asep" dengus Jennie kesal. "Gue gak bermaksud apa-apa kok, kan dia gak pernah senyum, makanya gue agak kaget pas liat dia mau senyum kayak gitu"
"Rose aduin tuh sama kakak lo, ni istrinya malah demen sama orang lain" kata Becca ikut mengompori. Rose hanya menggeleng-geleng kepala sembari tertawa kecil melihat kelakuan dari iparnya itu.
Kembali ke perasaannya, Rose sedikit merasakan cemburu, ketika ada orang lain yang memuji crushnya itu, tapi Jennie tak sepenuhnya bersalah, faktanya memang begitu.
"Lo semua mah gitu, dah lah mending gue jadi ubi" rajuknya kesal.
"Hahahahhh" gelak tawa mereka bersamaan ketika melihat Jennie malah merajuk sambil ngedumel pelan.
Sakit banget ya jadi Rose, cuma bisa diem-diem doang
Ada yang mau disampein gak buat Billy dan perasaannya?
Satu kata buat Freen
Kalau kata gue sih.....
VOTE!!!BURUAN!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (REVISI!)
FanfictionBxg! Yang pergi akan tetap kembali Yang lama belum usai disclaimer kalau ada kata yang sama ataupun alur yang sama saya gak tau, soalnya ini pure ide yang muncul dari dalam otak buatnya juga pake hati