[58] Decision 2.0

7.5K 145 6
                                        


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reyna tidak mau menganggap dirinya kalah di permainan hidupnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reyna tidak mau menganggap dirinya kalah di permainan hidupnya sendiri. Reyna juga sudah lelah bangun dengan mata sembab setiap pagi hanya karena mengingat betapa sedih menyerang diri karena hidupnya diatur oleh orang lain.

Jadi kali ini, Reyna memutuskan untuk berhenti untuk menangis.

"Aku nanti mau ke japanese head spa," ujar Reyna selepas keluar dari kamar mandi. "Suntuk juga kalo gak kemana-mana."

Darren yang baru bangun berusaha mencerna kalimat Reyna untuk kemudian mengangguk menyetujui. Jadi ini penyebab Reyna bangun lebih pagi hari ini dengan suasana hati yang lebih baik.

Kebetulan sekali. Darren memang akan mengajak Reyna hari ini. Awalnya Darren akan memaksa Reyna untuk ikut meskipun cewek itu tidak ingin. Tapi melihat mood Reyna dan suasana pagi ini, sepertinya tidak akan masalah jika Darren mengajaknya.

"Kamu reservasi buat kapan?"

"Buat sore," respon Reyna. "Kenapa emangnya?"

Darren melihat jam di dinding kamar yang menunjukkan pukul 11. "Aku mau ajak kamu pergi makan dulu ya?" tanyanya.

Reyna mengangguk.

Darren lalu bangkit dari kasur dan menuju ke arah Reyna yang tengah duduk di depan meja Rias. Darren sempat bingung kenapa Reyna harus repot-repot keramas jika nanti siang ke hairspa. Kemudian dirinya meraih hairdryer yang baru ia beli untuk Reyna dua hari lalu. Dengan tenang, jemari Darren susuri rambut Reyna agar kering lebih cepat sembari mengarahkan hairdryer.

A FIRST PERFECT [21+] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang