"Lo kaya, tapi bukan berarti orang akan suka sama lo. Lo aja terlalu bodoh untuk sadar kalo ternyata lo jadi bahan taruhan anak anak, Na," tawa teman sekelasnya.
Yang lain melirik dengan tatapan meledek dan tertawa di hadapan Yeona. Yeona geleng geleng dan mundur, mojok ke pintu sebelum dia terjatuh dan sesak nafas.
Semuanya masih tertawa di hadapan dia, melempar kertas, sampah makanan, bahkan Yeona di siram air sama salah satu murid yang menjadikannya bahan taruhan. Yeona berteriak dan sampai akhirnya ditarik ke toilet perempuan. Yeona di kunci dari luar.
Yeona ngetok ngetok pintu yang keras dan sekuat tenaga tapi yang ada malah menjadi bahan olokan satu sekolah. Yeona yang energinya terkuras, sampe gabisa nafas, akhirnya terjatuh karna inhaler yang harusnya dia pakai, malah dibuang sama teman sekelasnya itu.
Yeona ga kuat buat buka mata. Yang dia terakhir lihat adalah beberapa kaki yang menghampirinya sebelum matanya tertutup total dan tidak sadarkan diri.
*****
Yeona berteriak sebelum mamanya berlari dari kamarnya dan bangunin Yeona dari tidurnya itu, "Yeona, kamu baik baik aja. Kamu sama mama disini, nak," tangis mamanya sambil meluk Yeona.
Yeona yang perlahan membuka matanya itu menangis di pelukkan mamanya sambil memeluknya dengan erat. Isakan tangis Yeona tidak berhenti cepat.
Mamanya mengeluarkan air mata, "Mama disini, sayang.. Mama ga akan kemana mana," ucap mamanya sambil nyium kepala Yeona.
Yeona yang di peluk sambil nangis cuma bisa duduk lemes. Sampe akhirnya Yeona ketiduran lagi. Mamanya noleh ke jam, ternyata masih jam 12 malam. Mamanya menghela mafas sebelum mamanya berinisiatif buat ngerawat Yeona hari itu juga.
Yeona di tidurin lagi sebelum mamanya pasang masker oksigen, dan siapin infusan buat hari itu juga. Mamanya sampe sekarang belum bisa ngelepas Yeona total, tapi mamanya juga belum tau kalo Yeona sekalinya di lepas, ternyata dia ads di tangan Jake yang sedang belajar juga dengan kondisinya Yeona.
*****
Yeona membuka matanya lemas sebelum dia ngerasa tangan kanannya sakit. Dia noleh dan ternyata di infus, Yeona cuma bisa pasrah dan lemes berbaring. Ga lama kemudian, mamanya Yeona masuk kamar sambil bawa makanan.
Mamanya duduk di kasur dambil megangin tangan Yeona, "Istirahat ya, Na?"
Yeona membuka matanya sebelum dia ngangguk dan dia noleh ke makanan, "Roti sama susu?" Tanya Yeona.
Mamanya ngangguk, "Mba Ida belum masuk, nak. Jadi mama yang buatin sarapan dulu, maaf ya," gumamnya. Yeona cuma bisa ngangguk sebelum mamanya pamit dan ninggalin Yeona untuk istirahat sambil diinfus.
*****
Jake yang seharian di perpus terheran heran, Yeona hari itu ga keliatan dan ga ada ketemu Jake sama sekali. Sampe akhirnya Niki masuk perpus, mengembalikan buku, dan noleh ke arah Jake.
Niki duduk samping Jake yang lagi baca itu, "Sendirian aja, bang?" Tanya Niki.
Jake ngangguk, "Ya, sendirian aja biasanya juga. Anak anak gimana?" Tanya Jake.
Niki geleng, "Cuma nanyain lo kemana, gitu. Jay kesepian, gue lagi nugas, teman makan siangnya ga masuk," Niki ketawa kecil.
Jake noleh ke Niki, "Teman makan siangnya..? Yeona itu?" Tanya Jake.
Niki ngangguk, "Iya, tadi ada surat dokternya dianter supirnya. Jay mau jenguk, tapi dia gatau rumahnya Yeona dimana. Kalo gitu kan gue sama dia bisa jengukkin Yeona," balas Niki sambil menghela nafasnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides [J•S]
Fiksi Penggemar'The classic high school love story' Ya, namanya juga masa masa sekolah. Berharap apa sih? Mungkin berharap hidup ga terlalu drama, iya kan? Saat ini, itu yang di harapkan seorang Jake Shim AKA Sim Jaeyun. Di sisi lain, kenal sama mantan siswa korba...