Prolog

20 6 4
                                    

Assalamu'alaikum para readers yang tercinta.

Selamat membaca, jangan lupa kasih vote ya...

Spam komen di setiap paragraf 😘

Terimakasih

💗Happy Reading💗

***

Pagi yang indah. Dimana seorang Ning pesantren sedang melantunkan bacaan suci Al-Quran sambil memandangi sebuah pohon bambu yang menjulang tinggi. Ning pesantren yang biasa dipanggil dengan sebutan 'Ning Alzee' dari para santriwati yang diurus oleh Kyai Ali.

Bibir tipis nan indah itu mulai melantunkan bacaan Al-Quran. Dan tanpa ia sadari sedari tadi ada Umi Farida yang menyimak perlahan dari kejauhan.

"Loh...Umi kok disini sih! Padahal Azee ngerasa sendirian loh dari tadi..." Ucap Alzee dan perlahan mendekati Umi Farida.

"Kenapa sayang? Nggak boleh ya Umi disini?" Jawab Umi Farida sambil memeluk Alzee.

"Iih...Boleh kok Umi..." Alzee terkekeh dengan sikap Umi Farida yang seakan-akan tidak bisa membiarkan putrinya sendirian.

"Ayoo lanjutin lagi nderes nya"

"Siap Umi, sambil Umi simak yaa?"

"Iyaa..."

Perlahan senyuman Umi Farida mulai tercipta di wajah yang putih bersih itu. Alzee terlihat sangat fokus dengan hafalannya hingga akhirnya sadar jika Umi Farida yang semula duduk menyimak, kini tergeletak dengan wajah yang awalnya putih berseri menjadi pucat total.

"Umi! Umi kenapa?"

Alzee mulai mencoba untuk membangunkan Umi Farida dengan cara menepuk pelan lengan yang dingin itu. Namun nihil, Alzee mulai mengecek nafas Umi Farida, dan ternyata sudah tidak terhembus lagi. Kini tak ada pilihan lain, Alzee berlari menuju ndalem, mencari Kyai Ali yang sedang ada jadwal mengajar para santri putra di Musholla ndalem.

"ABII!! AYO IKUT ALZEE BII!!" Teriak Alzee dari depan pintu Musholla.

"Kenapa? Ada apa? Coba Alzee tenang dulu! Siapa yang ngajarin kamu teriak seperti itu Alzee?"

"ARGGHHH! AYOO IKUT DULUU ABII!!" Meskipun nada bicara Alzee sudah menurun dibanding teriakannya tadi, tetap saja tidak bisa dipungkiri kepanikan Alzee saat ini.

Alzee segera berlari menuju tempat dimana ia disimak oleh Umi Farida tadi. Diikuti oleh Kyai Ali dan beberapa santri yang diutus untuk membantu jika terjadi apa-apa.

"LOH! SAYANG? KAMU KENAPA? KOK...." Ucapan Kyai Ali terjeda sebentar, hingga tak lama kemudian setelah mencoba membangunkan Umi Farida...Kyai Ali meneteskan air mata nya dan berucap demikian

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un...."

"ABII! ABI KENAPA BILANG GITU? UMI PINGSAN DOANG KAN BI??" Alzee yang mendengar lirihan Abi nya spontan tidak percaya dan berusaha huznudzon jika Umi Farida hanya pingsan.

"Yang sabar ya Alzee...Umi disayang banget sama Allah, makanya Umi pulang duluan daripada Abi..." Lirih Kyai Ali yang terisak sambil memeluk raga seorang wanita yang begitu dicintai oleh sang Kyai, namun kini raga itu telah kosong. Raga tanpa nyawa.

ALZEYNAA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang