𝑷𝒓𝒐𝒍𝒐𝒈 𝑯𝑴𝑰𝑳𝒀

18 3 0
                                    

hujan yang sangat deras tengah melanda kota saat itu, warna rambut merah muda yang dimiliki seorang gadis kecil disitu, tetap terlihat cerah meski tertutup bayangan. gadis kecil yang diketahui berumur 8 tahun.

"meratapi nasib? itu tidak akan merubah takdirmu."

aku melebarkan sedikit mataku yang telah sembab karena sudah beberapa jam terus menangis, tiba-tiba mendengar suara yang unfamiliar bagiku.

siapa itu? itu bukan suara yang aku kenal. aku segera mendongakkan pandangan ku ke arah nya dengan kaget.

"siapa kamu?! kamu bukan kakakku, kan?!"

aku bertanya karena pria itu berada di bawah bayang-bayang, memakai jubah panjang berwarna hitam dengan tudung yang menutupi wajahnya.

"gadis kecil berada di tepi sungai di tengah hujan deras seperti ini? apa kau bahkan tidak mewaspadai penculikan?" dia berkata seraya berjongkok hingga wajahnya sejajar dengan wajahku.

meski telah berjongkok, tapi bagaimana bisa pria itu masih lebih tinggi dariku?! apakah dia sangat tua?

tunggu, apa tadi dia baru saja bilang 'penculikan?'. dengan refleks, aku memundurkan beberapa langkah.

"p-pergi dari sini, orang asing!"

tanpa kusadari pria itu tiba-tiba menangkap lengan ku dan menarikku mendekat. awalnya aku hendak marah dan menangis lagi, tapi ternyata pria itu menahanku yang hampir terjatuh ke sungai.

"tidak perlu takut. aku disini hanya untuk menenangkanmu."

dia berbisik seraya merapihkan rambutku yang berantakan, tangan nya begitu besar namun terasa lembut di wajahku. setelah itu, entah bagaimana, aku tidak merasa takut lagi.

dia mulai menenangkan ku dengan kata-kata sederhananya, yang membuatku merasa sedikit lega. sehingga mulutku secara alamiah memberitahu nya masalah apa yang sedang ku alami saat ini.

aku bisa merasakan keterkejutannya meski wajahnya tak terlihat, tubuhnya sedikit mematung sesaat setelah aku menceritakan kisah ku padanya dengan air mata yang terus mengalir.

"kehilangan kedua orangtua saat masih menginjak usia 7 tahun itu...--

tapi, dia tiba-tiba menghentikan kalimatnya, setelah sepertinya dia menatapku dengan intens.

"..warna bola mata merah muda yang indah, persis seperti warna permata. sangat langka dan unik... tidak salah lagi, itu kamu."

(warna mata nya).

dia berkata begitu seraya gemetar saat membelai lembut pipi ku. kenapa ya? aku hanya menatapnya dengan penuh kebingungan. tapi belum sempat bertanya, dia sudah melanjutkan perkataannya.

".. akhirnya... aku menemukan mu."

saat aku ingin bertanya padanya, bahkan sebelum aku bisa membuka mulut, tangan nya tiba-tiba menutupi dahi dan separuh mata ku sehingga aku.. kehilangan kesadaran.

***

saat membuka mata, aku melihat kakakku, sedang menangis dengan ekspresi yang terlihat panik dan khawatir. tunggu, kenapa kakak menangis seperti itu?

"kak..?"

setelah mengatakan satu kata itu, kakak langsung bergegas memelukku dengan sangat erat. seolah-olah seperti orang yang takut kehilangan barang berharganya.

"untunglah... kau baik-baik saja. lain kali, jangan lagi pergi dari rumah tanpa seizin ku apalagi sampai mendekati sungai! apa kau tahu betapa khawatir nya aku?!"

𝑯𝑴𝑰𝑳𝒀 : 𝓱𝓸𝔀 𝓶𝓾𝓬𝓱 𝓲 𝓵𝓸𝓿𝓮 𝔂𝓸𝓾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang