🌞🌄Paginya Bratakarsa🌄🌞

185 15 2
                                    


Seperti pagi pada keluarga umumnya yang akan diwarnai dengan kehangatan dan semangat yang membara ini. Begitu juga dengan Bratakarsa gengs yang masih terlelap dalam tidurnya. Apa yang diharapkan dari pria yang masih susah bangun walaupun pakai alarm ?.

Tapi tidak berlaku untuk Jilan yang sudah bangun sedari tadi dan sekarang yang asyik berguling kesana kemari yang sesekali akan diselingi tawanya. Perbuatan itu pun mengusik ketenangan Danu yang tidur, ia menatap bayi yang rambutnya tegak berantakan yang ada disebelahnya tengah asyik bermain.

"anak bayi udah bangun ya hm" goda Danu yang langsung membawa Jilan kepelukannya.

"paaa pa paa pa"

"iya adek ?"

"baa maa baa maa "(Abang dan mas)

"Abang sama mas mah belum bangun itu. Kita bangunin yuk dek"

"kyaaa baa maa"

"seneng bener anak bayi ini sih" usil Danu dengan menciumi perut bayi gemas ini.

"naik kereta api...."

"tyut tyut tyut" sambung Jilan dengan semangat.

"gemes banget sih Jilan hm , kenapa bisa gemes sih adek bayi ini. Anak siapa sih mbul ?" seru Danu dengan menggelitik perut Jilan.

"pa paa paa" jawab Jilan.

Setelah acara bermainnya, Danu pun berjalan ke kamar Hansa terlebih dahulu karena Hansa lah yang mudah untuk dibangunkan. Kamarnya dan sikembar berada dilantai yang sama. Kamar Hansa dan Javas bersebelahan dan berseberangan dengan kamarnya.

"abangnya dikiss ya dek ,biar bangun. Oke ?" pesan Danu lantas meletakkan Jilan didepan muka Hansa sedangkan dirinya membuka jendela kamar.

"enghh" lengguh Hansa akibat perlakuan Jilan mencium pipinya.

"paa paa pa" adu Jilan karena Hansa tidak bangun.

"dikiss lagi dek sampe bangun. Kalo perlu dipukul itu mukanya" perintah Danu yang agak sesat itu.

"baaa un un baa" seru Jilan setelah mencium dan menabok wajah tampan Hansa.

"eh adek bayi . Abang udah bangun ,udah mukulinnya dong dek. Sini Abang kiss" tawar Hansa dengan suara seraknya. Jilan pun dibawa ke pangkuan Hansa yang sudah duduk.

"mandi bang terus sarapan dibawah. Tapi bangunin Mas dulu ya , papa mau siap siap juga" perintah Danu lalu berjalan keluar.

"hm"dehem Hansa sebagai jawaban.

"jawab yang bener bang" tegur Danu.

"iya pa ,maaf" sesal Hansa.

"oke sekarang kita ke kamar mas ya dek. Kita meluncur go go"

"gooo ma goo " seru Jilan dengan semangat membaranya.

Hansa pun menggendong Jilan menuju kamar disebelahnya milik Javas. Merekapun masuk dengan keadaan kamar yang gelap. Membuat Jilan langsung mengeratkan pelukannya dileher Hansa karena takut.

"bentar ya dek kita cari saklar lampunya dulu." ujar Hansa sambil meraba raba tembok untuk mencari saklar lampu kamar Javas.

"Nah ketemu dek. ter---- AAAAAAAAAAAAAA ANJ mpphh" perkataan Hansa tidak terlanjut karena bekapan pada mulutnya.

"lo jangan ngomong kasar didepan adek,bang" tegur Javas dengan wajahnya yang masih tertutup masker wajahnya.

"ya lo pikir, gue nggak kaget sama muka lo begitu ha " sewot Hansa.

"bang " panggil Javas sambil menunjuk Jilan yang bibirnya sudah melengkung kebawah dan matanya sudah menampung air mata.

"aduh maaf ya dek. Kaget ya ,duh maafin abang ya. Lo sih mas" ucap Hansa sambil mengelus dada Jilan.

Famiglia Felice Bratakarsa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang