3. Layanan berbayar part 1

277 46 15
                                    


"Kali ini apa lagi, hm?" tanya Kim Dokja seraya menatap penuh selidik kearah Halilintar dari bawah hingga ke atas, seperti hari hari biasa lagi lagi anak itu pulang dari sekolah dalam keadaan babak belur.

"Itu salah mereka, aku hanya melindungi diri." Dan tentu saja anak dihadapannya ini selalu punya alasan yang sama untuk menyangkalnya.

"Tidak bisakah kau menyelesaikannya dengan baik baik?"

"Tidak, mereka dulu yang memulai, kalo mereka ingin menyelesaikannya dengan baik harusnya mereka melakukannya sejak awal."

Kim Dokja menggelengkan kepalanya sejenak dan nafasnya terhembus pelan, "Kalau seperti ini kapan kau akan punya teman Hali?"

"Tolong berkaca Hyung, kau juga tidak memiliki teman."

"Tapi–"

"Cukup Hyung! Lanjut ceramah nya di rumah saja," ucap Halilintar seraya menyandarkan kepalanya dibahu Dokja. Dokja menggelengkan kepalanya terlampau biasa dengan sikap Halilintar yang keras kepala.

"Lalu, dari mana kau mendapatkannya?" tanya Dokja seraya menunjuk kearah plastik berisikan seekor ikan hias kecil di tangan Halilintar.

"Oh, aku membelinya tadi."

"Tak biasanya kau ingin memelihara hewan, bukanya kau membenci hewan?"

"Ralat Hyung! Aku hanya malas bukan membencinya!" sanggah Halilintar cepat, meralat ucapan Dokja barusan, membuat dokja hanya bisa mengiyakan ucapannya barusan.

"Ya, ya terserah kau saja, tidurlah perjalanan pulang masih lama," ucap Dokja yang tentu saja segera dilakukan oleh Halilintar, melirik kearah Halilintar yang telah memejamkan matanya Dokja tersenyum kecil.

Dokja membuka hp miliknya dan menemukan sebuah notifikasi webnovel favoritnya telah update.

"Ah, sayang sekali Hali sudah tidur, kalau begitu aku akan menceritakannya saat di Rumah."
---------------------

"A-apa? Ini sudah berakhir?" gumam Dokja tak percaya, tak peduli berapa kalipun Dokja mencoba untuk mengulir kata 'Lengkap' itu akan selalu berada disana.

"Ah, epilog nya masih ada, dan bab selanjutnya benar benar yang terakhir...." Bagi Dokja sejujurnya ini agak mengecewakan mengetahui cerita nya telah berakhir cukup untuk membuatnya merasa sedih.

Bagaimanapun cerita ini lah yang telah menemaninya sejak lama.

Mengabaikan perasaan sedihnya Dokja segera membuka kolom komentar dan mengirim sepatah kata untuk sang penulis yang mengejutkan adalah komentar miliknya langsung ditanggapi oleh penulisnya.

"Ah, halo, apakah kamu akan pulang kerja sekarang?" sebuah pertanyaan diarahkan padanya tatkalah pandangan matanya bertemu dengan sepasang mata dari seseorang yang dikenalnya. Itu Yoon Sangah salah seorang yang berasal dari perusahaan yang sama dengannya.

"Ya, bagaimana dengan Yoon Sangah - ssi?"

"Aku beruntung karena manajer sedang dalam perjalanan bisnis hari ini, oh siapa anak itu?" tanya Sangah tatkala menyadari keberadaan Halilintar yang tertidur sambil menyandar dibahu Dokja.

"Dia adikku," jawab Dokja singkat, itu bukan kebohongan karna bagaimanapun Dokja sudah menganggap Halilintar sebagai adiknya.

Dan setelahnya percakapan mengalir diantara keduanya.

Lalu ...

Kiiiiiiiik-! Kereta bawah tanah bergetar keras dan mengeluarkan suara logam.

Getaran kuat yang tiba tiba muncul itu sukses membuat Sangah terkejut dirinya refleks berteriak dan meraih Dokja dan mencengkeram lengannya dengan erat cukup untuk membuat pikiran Dokja teralihkan pada rasa sakit di lengannya,

Halilintar In Another World [ BBY X ORV ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang