Hari ini menjadi hari yang sangat menyenangkan bagi Yaya. Mengapa tidak? Setelah kelas berakhir akan ada jam club ekstra dimana seluruh murid akan pergi ke ruang club mereka masing-masing. Yaya berada di club memasak, bagian pastry dan bakery. Iya, gadis manis itu sangat menyukai mengaduk adonan kue dan memanggang adonan didalam oven. Namun bukan hanya Yaya, Taufan juga berada di club memasak berbarengan dengan Gempa. Jikakalau Gempa lebih doyan memasak makanan untuk main course, maka Taufan lebih doyan memanggang kue dan membuat dessert.
Alasannya?mudah saja, itu disebabkan karena saat kecil Taufan diminta Yaya untuk membantu membuat kue jualannya. Walau awalnya rasa dari kue itu sangat tidak enak, tapi dari sanalah Taufan jadi suka memanggang kue. Kali ini Taufan dan Yaya bekerja sama lagi diruang pastry dan bakery. Jangan tanya perbedaan keduanya pada Taufan ya! Karena dia bukan anak boga! Asalkan itu cake dia tidak peduli perbedaan pastry dan bakery.
Kali ini mereka akan membuat kudapan baru dari resep yang mereka dapatkan didalam buku resep Dessert And Cake.
"Jadi Yaya, kamu mau buat yang mana dulu?" Taufan bertanya sembari memakai celemeknya tanpa melirik gadis disebelahnya.
"Hmm, aku rasa.... Bagaimana dengan yang ini?" Taufan melirik, mendekatkan dirinya ke buku resep yang dipegang oleh Yaya.
"Apple pie? Apa kita punya bahannya?"
"Tentu saja! Aku sudah katakan ini ke pembimbing serta Osis yang bertugas! Jadi semua sudah ada disini!" Yaya dengan semangatnya memperlihatkan sekarung apel merah yang terlihat lezat. Taufan tersenyum canggung, heran... Gadis ini memang selalu bisa menyiapkan segalanya.
"Baiklah, kalau gitu tunggu apa lagi?"
"Ayo buat!"
Dengan riang, keduanya menyiapkan segala jenis bahan dan alat. Mereka membagi tugas.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membuat Isian. Untuk membuat isian Apple Pie pastilah memerlukan buah apel. Yaya dan Taufan bekerja sama dalam mengupas apel satu persatu. Apel yang telah dikupas nantinya akan dicuci bersih dan dipotong-potong sesuai dengan selera. Taufan memotong buah apel tersebut dengan potongan kecil-kecil, alasannya agar bisa tercampur dengan bahan isian lainnya serta muat saat ditaruh diatas adonan pie. Yaya menyiapkan panci untuk digunakannya mencampur bahan-bahan isian. Ia memasukan 4 sdm air perasan lemon, 3 sdm gula pasir, 4 sdm gula palem, ½ sdt kayu manis bubuk, margarin dan juga apel yang dipotong kecil-kecil. Yaya beralih untuk memasak buah apelnya hingga lunak. Setelah itu, ia memasukan larutan maizena, almond dan kismis lalu mengaduknya hingga merata.
Untuk membuat kulit pie, Taufan terlebih dahulu perlu membuat adonannya. Mencampurkan tepung terigu pro sedang sebanyak 300 gram, 1 sdt air lemon yang di campur ke air es, 7 sdm air dingin dan 1 sdt garam halus. Ia menambahkan mentega sedikit demi sedikit dan menguleninya sampai tercampur rata. Jika dirasanya sudah cukup, Taufan membagi adonannya menjadi 2 bagian untuk kulit dan juga anyaman pie. Untuk bagian anyaman hanya perlu ⅓ bagian saja. Adonan untuk anyaman yang telah ia bagi lalu dibulatkan dan dibungkus dengan baking paper.
Taufan menggilas pipih adonan kulit dan memasukannya hati-hati kedalam cetakan pie. Ia menusuk bagian kulit pie dengan garpu sebelum diberi isian yang telah dibuat oleh Yaya.
Untuk selanjutnya, Taufan dan Yaya kembali bekerja sama dalam membuat anyaman pie mereka. Adonan yang sudah dipisahkan tadi dipipihkan lalu diiris menggunakan pisau. Mereka membentuk anyaman sesuai selera. Setelah selesai dengan anyamannya. Pastilah terdapat sisa adonan anyaman yang terlewat batas. Yaya memotong bagian tersebut dan menekannya sesuai cetakan pie. Selanjutnya pie disimpan didalam kulkas selama 1 jam supaya hasilnya jadi lebih renyah.
Selama itu juga Taufan pergi kebagian hot kitchen, tempat Gempa memasak hidangan-hidangan yang menggiurkan akibat aromanya yang menusuk hidungnya sedari tadi. Dengan riang, ia datang kembali tepat 1 jam pie dimasukan kedalam kulkas. Dengan mulut yang penuh sehabis menyicip masakan Gempa, Taufan mengeluarkan pienya dan memanggangnya selama 1 jam lagi. Sesekali ia cek supaya tidak gosong. Dirasa kulit anyaman sudah mulai kering, ia mengolesinya dengan bahan pengoles yang dibuat Yaya. Itu cukup mudah karena hanya memerlukan 2 bahan yaitu, 1 butir kuning telur dan 2 sdm susu cair yang dicampur menjadi satu.
Taufan dan Yaya terus memperhatikan panggangan mereka. Mata mereka bersinar kala panggangan pie yang sudah mulai berubah kecoklatan. Dengan sigap Yaya mematikan oven, membuka pintu oven dan mengangkat Apple pie buatan mereka keatas meja untuk didinginkan terlebih dahulu.
Sungguh kepuasan hati setelah melalui proses pengadonan dan pemanggangan yang memakan waktu cukup lama ini. Bahkan mereka sudah berada di Club selama sekitar 3 jam. Apple pie yang dibuat keduanya, dipotong sesuai porsi kawan-kawan mereka yang sudah menunggu di bagian hot kitchen. Bahkan Blaze yang tak sabar malah sudah berada disamping Taufan selama menunggu pie menjadi dingin. Ia juga iseng untuk menyentuh Apple pie sebelum tangannya ditangkis duluan oleh Yaya.
"Blaze! Tunggulah diluar seperti yang lain!" Tegas Yaya memasang wajah garangnya. Tentu itu membuat Blaze manyun dan menggerutu sambil kakinya tetap melangkah pergi keluar.
"Harumnya~ pasti rasanya sangat enak! Aku gak sabar untuk menyicipinya" ucap Taufan yang terus mencium bau Apple Pie yang telah dipanggang. Sekedar tau, Taufan suka bau-bau cake maupun roti yang telah dipanggang. Harumnya itu! Benar-benar membuat perut keroncongan, hidung tak berhenti mencium dan lidah yang tak sabar menyicipi kegurihannya!
Yaya menghela nafas, "lebih baik kau mengganti pakaianmu, biar aku yang melakukan plattingan dan garnishnya"
"Enggak apa apa Yaya! Aku sudah membuat garnishnya, tinggal kita platting bersama saja!" ucap Taufan dengan matanya yang berbinar.
Yaya tertawa ringan, ia mendekat dan ikut memperindah potongan Apple pie diatas piring itu dengan garnish yang mereka suka.
_____
Seluruh orang telah berada di hot kitchen. Mengobrol maupun bermain kartu remi selagi menunggu kudapan apa yang diberikan oleh kedua sahabat yang masih sibuk berdua di ruang Pastry and Bakery. Beberapa saat menunggu, sebuah piring yang berisi potongan Apple pie terhidang dihadapan mereka semua. Plattingannya yang cantik dan mengunggah selera makan menjadi naik.
Satu gigitan telah meluncur, rasa gurih dari rotinya dan manisnya apel membuat cita rasanya begitu membuat semuanya tak berhenti-hentinya memakan kudapan itu.
"Wihh ini nih, gak pernah gagal kudapannya! Enak banget gila!!" Puji Gopal, si komentator masakan yang paling the best.
"Rasa apelnya gak hilang ya.... Ini beneran enak" saut Fang.
"Haih, Lu berdua harusnya buka toko dessert ajalah. Lumayan lo" sambung Ying.
"Hm hm hm! Akho setojoh toh!" Ini Blaze yang membalas.
Gempa terkekeh lalu tersenyum sembari mengangguk. Ice dan Halilintar tidak berkomentar, bukan berarti karena mereka tidak suka kudapannya. Malah keterbalikan, mereka menikmati kudapannya sampai tidak tau harus berkata apa. Solar masih malu-malu untuk mengatakannya, tapi ia akui rasanya memang sangat enak. Lalu Duri? Dia fokus dengan kudapan Apple pie nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Twins! [AU Boboiboy Elemental]
Fiksi PenggemarKeseharian tentang 7 anak kembar yang tidak pernah libur dalam membuat keributan. Dari yang tersulung hingga yang terbontot, ada saja tingkahnya. Mereka hanya tinggal ber-7, tepatnya bersebelahan dengan rumah Tok Aba. Pisah rumah dengan kakeknya ad...