🌮🌮🌮

129 23 5
                                    

.
.
.
.

🖤🖤🖤

.
.
.
.











"Beneran gak bisa?"

"Maaf mas, ini rusaknya sampai dalam"

"Ck" Yoongi berdecak kesal. Ponselnya hancur gara-gara Taehyung menginjaknya kemarin. Padahal sampai dikota Yoongi ingin langsung ngabarin Jimin karena Yoongi yakin Jimin pasti gelisah gak dapat kabar dari Yoongi semalam.

Yoongi mencoba meminjam hp di mas2 tukang servicenya mencoba mencari nomor Jimin di sim cardnya, namun sialnya Yoongi menyimpan semua kontak di penyimpanan telepon, mau tidak mau semua nomor yg ia simpan hangus. Yoongi menepuk jidatnya yg terasa pusing.

"Gimana donk? Masa iya balik ke desa cuma mau minta nomor hp doank? Mana jaraknya 12 jam perjalanan, duh"

Jimin didesa dari kemarin fokus di hpnya terus berharap Yoongi menelponnya atau sekedar kirim pesan bahwa ia telah sampai dengan selamat.

Sampai-sampai ia lupa makan, lupa mandi, lupa ibuk bapaknya.

Jimin dudukan diteras depan sambil liatin hp mulu.

"Mas Yoongi kemana sih? Ditelpon gak bisa dikirim pesan gak dibales" Gerutu Jimin.

"Udahlah Jimin, gak ada gunanya ngarepin orang dari kota, kamu tau gak? Percaya gak percaya orang kota itu suka bohong, suka selingkuh dan suka manfaatin orang polos kayak kamu cim" Suara Taehyung membuat Jimin mendongak menatap pria bertubuh kurus ini dengan kesal.

"Tapi mas Yoongi beda. Dia gak gitu dan gak bakalan begitu" Ucap Jimin. Tapi Taehyung malah tertawa meremehkan.

"Apa sekarang Yoongi itu sudah menghubungi mu? Pasti tidak kan? Karena ia sudah tidak menganggapmu lagi cim, dikota banyak pria dan wanita yg lebih sexy dan menggoda mata kau tau"

"Mas Yoongi itu setia, dia gak bakalan hianatin aku, mending mas Taehyung pergi deh dari sini"

"Lihat saja nanti, kau pasti akan mempercayai perkataanku Jimin. Yoongi itu hanya menjadikan mu mainannya saja. Percalah. "

"Gak! Gak bakal!!"

Jimin menutup telinganya dan masuk kedalam rumah meninggalkan Taehyung disana dengan senyum puasnya karena bisa sedikit mempengaruhi Jimin.

Malam menjelang Jimin tidak juga tidur, ia masih saja gelisah.
Walau sudah mencoba positif thinking tapi gara-gara omongan Taehyung membuat Jimin jadi kepikiran juga.

"Apa bener mas Yoongi nganggep aku cuma mainan? Hikss.. Kenapa mas jahat sih?? Padahal aku udah rela2in dicium untuk pertama kali sama laki-laki. Ternyata malah cuma dijadiin mainan"

Bapaknya Jimin mendengar curhatan pilu anaknya dari depan pintu kamar yang tertutup. Tapi si bapak juga gak bisa apa2 selain bantu doa agar anaknya gak galau terus2an gara-gara ditinggal sama Yoongi.


.
.
.

2 bulan telah berlalu, kini Jimin sudah tidak mengharapkan Yoongi kembali dan tidak pula mantengin hpnya mulu berharap Yoongi menghubungi nya. Tapi Jimin berubah sikap jadi sedikit pendiam. Tidak seceria dulu. Walau dalam hati kecilnya selalu terbesit ingin Yoongi kembali menemuinya. Meski itu tidak mungkin.

Jimin sekarang sedang berada dibelakang rumah mencuci baju saat Taehyung datang dengan membawa kedua orang tuanya. Bapak ibu Jimin kaget karena ada tamu datang tiba-tiba tanpa dijemput tanpa diundang.

"Selamat siang bapak dan ibu park" Sapa ayahnya Taehyung.

Bapak ibu Jimin yang bingung segera mempersilahkan mereka masuk.

Kuli-hat-Pecel Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang