"Oh my God, Kenapa bisa masuk rumah sakit begitu babe?"
"Ck, don't call me like that u silly. I'm fine, it's just a little accident if that's what u wanted to know."
"Andreas, you know you can't fool me. How could it be just a little accident? You're not the type who get into a hospital if it wasn't a really really serious accident. Don't you think i remember that time when you almost lose your leg, but still refuse to go to hospital? Now tell me what happened??"
Andreas mendecak kesal, "Fuck off! im serious, i'm all fine, ok? just this little fucking bruise!" laki-laki itu menyorot memar di keningnya ke arah kamera.
Wanita di layar ponsel itu terlihat memincingkan matanya. "Kalau cuma luka segitu kenapa bisa sampai masuk rumah sakit tiga hari? Jangan-jangan... don't tell me u got a cancer? oh no, HIV!??"
Andreas yang pada dasarnya bersumbu pendek semakin mengeratkan rahangnya. "Joselyn, are you gonna shut your mouth or should i do it for you? I'm being serious, you're driving me nuts!"
Wanita berambut brunette itu terlihat diam, "Just that bruise? Well that is hard to believe but okay. Why you took so many days in the hospital? Did you got an internal bleeding?"
"No, im fine. I just, uh forget that. So, why'd you call me?"
Joselyn memicingkan matanya curiga. Jika hanya memar sekecil itu kenapa Andreas berlama-lama di rumah sakit. Namun, ia memutuskan untuk tidak bertanya lagi sebelum laki-laki itu benar-benar marah.
"Dylan's wedding is in two week. You know, mom's health wasn't really good lately. She missed you so much, she would be so happy if you can come earlier and spend some more time here with us.""Tell her i missed her too. I can't decide it now, but i'll try."
"Great!! I've made a reservation in this new fancy restaurant. You know, i have a great taste in that, the menu is really good! U should try the smoked beef with- Uh, Oh no, i need to take a shit. Bye!"
Andreas tidak habis pikir dengan wanita itu. Bisa-bisanya dia baru mengajaknya tetapi sesudah melakukan reservasi.
Andreas mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Hanya ada dirinya sendiri. Ia sebenarnya sudah bisa pulang sejak lusa malam itu juga. Tetapi ia malah berdiam diri di sini selama dua hari seperti orang konyol.
Padahal, bocah itu berjanji akan menjenguknya. Cih, bisa-bisanya ia percaya pada janji anak kecil seperti itu. Tapi seharusnya ibu dari anak itu mengingatnya kan?
Andreas bukannya berharap. Tidak, ia tidak berharap sama sekali. Hanya saja ia kasihan jika bocah itu datang menjenguknya di rumah sakit ini tetapi ia sudah keluar dari rumah sakit. Bocah itu bisa saja menangis. Ya, benar, ia kasihan pada bocah cerewet itu.
Tapi ini sudah dua hari! dan bocah itu belum datang juga! Konyol sekali, untuk apa ia kasihan dan terus menunggunya!
Andreas turun dari sofa bed tempatnya berbaring. Bisa-bisanya ia menunggu seperti orang konyol dan pengangguran di sini cih.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER THE RAIN : The home we ever dreaming 'bout
RomansMenikah dan menjadi seorang ibu di usia muda adalah hal yang tidak pernah tertulis di dalam catatan plan hidup Arindang. Ah, tidak, menikah dan menjadi ibu bahkan tidak pernah terlintas di dalam benaknya. Namun di sinilah Arindang berada sekarang, i...