BAB 4

341 35 3
                                    

Di benua yang lain di dalam ruangan yang remang terdapat seorang remaja sedang memandang sebuah foto sepasang anak kecil yang tersenyum bahagia ke arah kamera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di benua yang lain di dalam ruangan yang remang terdapat seorang remaja sedang memandang sebuah foto sepasang anak kecil yang tersenyum bahagia ke arah kamera. Remaja itu mengelus foto itu dengan tatapan rindu dan di sertai obsesi yang besar.

"Kapan kamu kembali?, Aku merindukan mu." Ucap nya.

"Jika kamu kembali tak akan ku lepaskan kamu lagi, sayang," terlihat obsesi saat memandang  gadis kecil yang ada di foto tersebut.

Tiba-tiba ada suara ketukan dari arah pintu di sana terdapat pria dangan setelan rapih.

"Tuan muda, anda di panggil keruangan tuan besar."ucapnya menundukkan kepala tanda iya menghormati anak sang majikan.

"Iya, nanti aku kesana," sambil menaruh foto itu di laci meja yang ada di dekatnya.

Remaja itu keluar dari ruang itu tidak lupa menutup pintu kamarnya. Dia menuju ruang sang ayah.

                          *""""""""""*

Di sini amel masih tertidur  tampa dia sadari telah sore. Karena dia kunjung bangun sang mama mendatangi kamar amel untuk membangunkannya.

"Amel bangun sayang udah sore, waktunya mandi," sambil menggoyangkan tubuh sang putri.

"Eemm, iya ma," turun dari ranjang menuju kamar mandi dengan muka bantalnya.

Mama ana hanya bisa geleng-geleng meliat tingkah putrinya yang terlihat masih mengantuk itu. Setelah meliat amel memasuki kamar mandi mama ana keluar dari kamar amel untuk menyiapkan makan malam nanti.

Setelah amel selesai mandi dan berpakean dia turun kebawah untuk membantu sang mama masak untuk makan malam. Dengan langkah kecilnya dia menuju dapur dia meliat sang mama dan dibantu dua maid.

"Ma ada yang bisa amel bantu ngga?," mendekati mama ana yang sedang memotong sayuran.

"Ngga usah, lebih baik kamu duduk ajah di sanah," sembil menunjuk kearah meja makan yang tidak jauh dari dapur.

Karena, amel tidak ingin berdebat dengan sang mama jadi amel di sini meja makan hanya bisa melihat mama ana dan dua maid yang sedang memasak di dapur. Saat amel menunggu mama ana masuk papa dan abangnya pulang dari kantor dan menemuinya di meja makan.

"Princess." ucap papa pras dan sang abang bersamaan.

"Papa, abang, udah pulang?," Memandang dua orang tersayangnya bergantian.

"Belum ini cuma bayaannya aja." Ucap dewa datar.

"Abang itu cuma basa-basi," amel kesal dengan dewa.

"Kalo basi yang di buang lah princess," sambil menahan tawanya karena melihat sang adik ngambek.

"Abang mah ngga asik," sambil memanyunkan bibirnya dia itu ngambek pokoknya sang abang amel ngga mau ngomong sama abang pertamanya itu.

"Udah bang, liat adik kamu mau nangis itu," sang papa yang ikut meledek amel.

"Ma!, Papa sama abang itu," dengan suara seraknya pertanda dia akan menagis.

"Udah jangan gitu, lebih baik kalian berdua bersih-bersih makanannya udah mau matang," melakukan lambaikan tangan mengisyaratkan meraka untuk pergi bersih-bersih.

"Iya sayang/ma." Ucap meraka bersamaan.

Papa pras dan dewa pergi dari ruang makan menuju kamar mereka masing-masing untuk membersihkan badan mereka. Ruang makan hanya tersisa amel yang masih cemberut karena papa dan abangnya itu.

"Amal baik bantu mama, bahwa makanannya meja makannya," ucap sama mama untuk mengalihkan perhatian amel. Karena dari tadi dia meliat amel cemberut terus.

Benar saja Amel dapat mengalihkan kekesalanya dengan bantu sama mama ana menaruh makan-makan di meja makan. Selvtelah selesai melakukannya amel duduk dengan tenang di meja makan sambil menunggu papa dan abang dewa turun untuk makan malam.

Tidak menunggu terlalu lama papa pras dan abang dewa turun dari tangga untuk menuju meja makan. Setelah sampai di meja makan mereka makan dengan tenang hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring. Makan malam mereka sangat hikmat setelah selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga sambil menonton TV dan bercerita kegiatan mereka hari ini.

"Oh ya papa mau ngomong sama kalian, berniat pulang ke Indonesia apa kalian setuju?." Ucap sang kepala keluarga tiba-tiba.

" Kapan ke indonesianya?," Amel semangat karena dia ingin sekali kembali ke negara tempat kelahirannya dan juga ingin bertemu dengan Abang keduanya.

Mereka yang melihat amel begitu bahagia mereka hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah putri dan adik mereka yang begitu antusias untuk  pulang ke Indonesia.

"Kayaknya lusa sampai pekerjan papa selesai di sini kita baru bisa pulang ke indonesia, enggak papakan?" Melihat sang putri yang terlihat lesu setelah mendengar ucapannya itu.

Ya amel kecewa kenapa tidak secepatnya. Dia ingin secepatnya ke indonesia tempat kelahirannya dan ingin melihat apakah di sana seperti dunia yang dulu atau berberbeda. Dan dia juga ingin menyaksikan kisah cerita novel yang akan terjadi sebentar lagi.

"Tenaga saja papa akan berusaha secepatnya untuk menyelesaikan pekerjaan di sini agar kita cepat kembali ke Indonesia kamu, kamu senang kan princess?," Sambil mengelus surai hitam amel dengan lembut.

Amel menganggap semangat dengar perkataan papa pras. Karena, amel yakin papanya tidak akan berbohong padanya.

"Sekarang udah malam lebih baik kita tidur." Ucap sang mama yang sedang meliat jam diding yang ada di ruang keluarga.

Mereka yang mendengar mama ana berkata untuk tidur mereka bergegas masuk ke kamar mereka masing-masing. Termasuk amel dia berjalan ke kamar nya setelah sampai sampai merebahkan tubuhnya dan menyelimuti nya dengan selimut tidak terlalu lama amel terlelap dengan nyenyak.

Catatan: Maaf kalo ada typo yah namanya juga uni masih pemula dan juga makasih mau membaca ceritanya uni l love you all💞.

Teman Kecil Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang