BAB 5

279 34 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Bang, Cepetan jangan lama-lama!", Triyak amel dari lantai bawah.

Amel sudah tidak sabar kebandara hari ini hari kepulangannya ke Indonesia. Karena, itu dia sangat antusias akan kepulangannya ini apalagi akan ketemu dengan sang kembaran.

"Sabar dek, pesawat kita berangkat satu jam lagi juga." Dewa sambil membawa koper miliknya.

"Bodo amat, yang penting adek ingin cepet sampai bandara," tangannya yang dia silakan di depan dada sambil memanyunkan bibirnya ke depan.

Dewa dan kedua tua amel yang meliat membuang nafas mereka perlahan karena tingkah si bungsu. Mereka bersiap-siap menaruh koper mereka di dalam mobil untuk menuju ke bandara.

Tidak terlalu lama mereka telah sampai ke bandara untuk menuju ke Indonesia. Mereka menuju pesawat mereka untuk jurusan penerbangan mereka. Penerbangan mereka sampai ke Indonesia sekitar 15 jam dari London ke Indonesia.

Waktu tidak terasa mereka telah sampai ke bandara Soekarno Hatta Indonesia. Senyum tidak pernah luntur dari bibir amel saat menginjakkan kakinya di bandara Soekarno Hatta. Mereka semua berjalan menuju parkiran dan di sana telah ada supir pribadi mereka sedang menunggu kepulangan mereka.

"Amel kopermu sini taro di bagasi," ucap papa pras.

"Iya, pah," seru amel sambil memberikan kopernya pada pak mamat supir keluarga mereka.

Setelah selesai menaro koper  mereka ke bagasi mobil, mereka menaiki mobil untuk pulang tampa mampir ke mana pun karena mereka sangat lelah. Tidak menunggu waktu lama mereka sudah sampai di monsion mereka.

Setelah sampai pak mamat menurunkan koper tuanya di bantu pekerjaan lainya dan juga menggantar koper-koper itu ke kamar pemilik masing-masing.

"Sudah lama tidak pulang suasanya monsion tetap sama tidak berubah sama sekali" ucap mama ana.

"Tentu nyonya, kami di sini selalu menjaga monsion dengan baik dan merubahnya dari saat tuan dan nyonya pergi," sang kepala pelayan.

"Terima kasih telah menjaganya bi sum" mama ana lagi.

Sambil memandang wanita yang sudah tidak muda lagi yang statusnya seorang kepala pelayan di monsionnya ini. Wanita yang mengabdikan hidupnya ke keluarga suaminya sejak muda sampai usianya yang telah renta beliau tetap setia ke keluarga sang suami.

"Tidak perlu terima kasih ini tugas saya nyonya" jawab bibi sum.

"Ma di mana kamar amel?," tanya amel tiba-tiba mendatangi mama ana dan bi sum.

"Ya ampun mama lupa sayang," jawab mama ana dan mama akan melangkahkan kakinya namun di tahun oleh bi sum.

"Saya saja yang mengantar nona amel nyoyah, anda istirahat saja di kamar," ucap bi sum dan di agukan oleh mama ana.

Setelah itu, amel di antar bi sum ke kamarnya di lantai dua di depan kamar ke dua abangnya. Amel sudah sampai kamer dia bantu bi sum merapikan pakeanya di lemari.

"Makasih mbok udah bantu amel beresin baju amel," ucap amel setelah semuanya selesai.

"Tidak usah bertima kasih ini adalah tanggung jawab saya," jawab bi sum.

Semuanya selesai amel istirahat di kamar karena di cukup lelah perjalanan dari landon ke indonesia 15 jam membut amel leleh di perjalanan. Setelah cukup beristirahat amel keluar dari kamar menuju ruang keluarga dan sudah ada papa, mama,dan sang abang sedang berkumpul.

Mereka sedang asyik-asyiknya mengobrol ada suara motor dari arah depan monsion dan suara langkah kaki menuju mereka.

"Aku pulang"

              ""'''''''''::::::::::::::::::""""""""

Catatan: Hallo semua udah lama aku ngga up kangan ngga, maafin uni udah lama ngga up terima kasih yang mau nungguin ceritanya uni love you all💞.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman Kecil Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang