Seorang gadis tidur terlentang di sebuah tempat asing, perlahan membuka matanya. Saat hendak bangkit, ia meringis kesakitan, badannya terasa remuk, serta kepalanya pusing. Sambil memegang kepalanya, dengan susah payah akhirnya ia bisa duduk.
"Hutan, bagaimana aku bisa ada disini" gumamnya sambil menatap sekeliling yang tampak asing di pandangannya.
Merasa haus, ia harus mencari sumber air disekitarnya.
"Aku butuh air" dia berusaha berdiri, badannya sangat lemas.Dia terus berjalan dengan langkah goyah. Setelah lama berjalan, ia akhirnya menemukan sumber air.
Aella, gadis itu menunduk, mengamati air dengan takjub. Ia belum pernah melihat air sejernih ini. Dengan hati-hati, ia mencelupkan tangannya kedalam air. Membawa air ke arah bibirnya lalu meminumnya. Setiap tegukan terasa sangat menyegarkan.
Aella merasakan aneh pada dirinya, setelah meminum air itu. Badannya perlahan mulai pulih. Kepalanya juga sudah tidak pusing.
"Air ajaib" Aella bersyukur menemukan air itu. Sambil melirik sekeliling. Ia merasa ada yang aneh, tunggu mengapa ia bisa berada disini?
Ia ingat, sebelumnya ia ditarik oleh cermin dirumah neneknya. Kini ia berada di dalam cermin. Terjebak di tempat aneh yang tampak begitu asing di matanya.
"Hei" panggil seseorang yang menyadarkan lamunan Aella.
Ia menoleh, langsung mendapati seorang kurcaci. Matanya langsung melebar terkejut. Pertama kali dalam hidupnya ia melihat langsung kurcaci.
Terlalu terkejut, ia terjatuh dengan kesadaran yang mulai pudar. Ia pingsan, samar samar Aella mendengar pekikan kurcaci. Lalu pandangannya menggelap.***
Aella, gadis itu akhirnya sadar dari pingsan. Perlahan matanya terbuka. Kemudian, matanya menyelisik ke sekeliling ruangan yang tidak terlalu luas. Bahkan ia merasa sedikit sempit. Ia terbaring di sebuah kasur kecil. Bahkan tubuhnya tidak sepenuhnya muat di kasur, kakinya menggantung.
"Kau sudah sadar"
Aella menoleh ke asal suara, mendapati seorang kurcaci yang ia temui di hutan. Berjalan ke arahnya dengan membawa nampan berisi makanan.
Aella kemudian duduk, dengan tangan yang sedikit bergetar. Sungguh selama ini kurcaci hanya ada di dongeng belaka. Namun kini benar nyata dihadapannya.
Kurcaci tampak meletakkan nampan ke meja kecil di dekat kasur "kau tak perlu takut, di dunia ini keberadaan kami dianggap biasa" ucap kurcaci seakan mengerti pikiran Aella.
Aella kemudian memberanikan diri bertanya pada kurcaci di depannya.
"Di dunia ini?" tanya Aella bingung."Ah, kau sedang berada di dunia sihir. Aku tahu, kau bukan berasal dari sini" jawab kurcaci itu lagi.
Perlahan Aella mengerti, dirinya sedang berada di dunia yang berada dalam cermin.
"Mengapa aku bisa berada disini? Dan tunggu k-kau tahu" ucapnya terbata.Kurcaci kemudian duduk di tepi kasur. Lalu mulai berbicara
"Bukan secara kebetulan kau berada disini. Ini sudah terjadi secara turun temurun. Pasti akan ada jiwa baru yang di lempar setiap seratus tahun sekali ke sini. Dan saat ini tepat giliranmu. Disini kau akan memulai hidup baru" jelas kurcaciAella kemudian mengangguk mengerti. Mulai sekarang ia harus terbiasa. "Lalu apakah orang-orang akan menerimaku?"
"Tentu saja, orang akan bersikap biasa apabila kau mempunyai kekuatan. Namun jika tidak kau akan di kucilkan dan bahkan dibuang" Aella pun merinding mendengarnya. Tentu saja, bahkan ia tidak yakin apakah ia memiliki kekuatan.
"Ngomong-ngomong, siapa namamu? Aku Aella Jerhesya" ucapnya setelah sadar, sedari tadi ia berbicara dengan orang yang bahkan namanya belum Aella ketahui.
Kurcaci pun duduk tegak, sembari merapikan topi bulat yang melingkar di kepalanya. "Nama ku Sidu, kurcaci paling tampan dan menggemaskan" Sidu mulai memperkenalkan dirinya.
Aella kemudian tersenyum kaku, lalu mengangkat tangannya hendak menjabat tangan Sidu.
"Sidu, kau makhluk pertama yang kutemui disini. Aku harap kau bisa membantuku" setelahnya Sidu membalas Aella. Menautkan jari kecilnya ke tangan Aella yang besar."Baiklah, aku senang membantumu" ucap Sidu tulus.
Aella kemudian bangkit berdiri.
"Oh iya, Sidu bisakah kau menemaniku berjalan-jalan sebentar" ajak Aella. Kemudian Sidu setuju, mereka pun mulai mengelilingi sekitar tempat tinggal Sidu."Sidu, lihat itu ada seekor kuda terbang" tunjuk Aella dengan semangat.
Sidu kemudian menoleh mengikuti arah tangan Aella. "Itu merupakan kuda yang biasa digunakan penyihir agung" jelasnya.
Mereka pun melanjutkan perjalanannya, banyak sekali makhluk aneh yang ditemui Aella. Dan Sidu terus menjelaskan segala hal yang mereka temui.
Hingga tak terasa, matahari mulai menghilangkan cahayanya. Sidu kemudian membawa Aella pulang kerumahnya.
"Sidu, bagaimana caranya agar aku memiliki sihir?" Tanya Aella ketika mereka selesai makan malam.
Sidu tampak berpikir sejenak dan mulai berucap. " Kau harus pergi ke pusat kota. Lebih tepatnya ke ibukota Kerajaan Avalon"
"Kerajaan Avalon?" Tanya Aella bingung.
"Kita berada di wilayah kerajaan Avalon. Kerjaan sihir tertua dan termakmur di dunia ini. Banyak penyihir hebat yang berasal dari kerajaan ini." Jelas Sidu, lalu mengambil sebuah kotak yang berada di sampingnya.
Kemudian Sidu membukanya, Aella penasaran dengan kotak itu. Perlahan Sidu mengambil sebuah buku usang dari dalam kotak. "Buku ini merupakan buku yang harus kau pelajari sebelum pergi ke pusat kota" ucapnya sambil menyerahkan buku kepada Aella.
Aella kemudian menerima buku itu, lalu mengamatinya sebentar sebelum jari jarinya ia angkat, dan mulai membuka satu persatu lembaran buku. Matanya sangat fokus membaca setiap kata demi kata yang terdapat di dalamnya.
Sidu kemudian beranjak pergi hendak tidur. Namun sebelumnya ia memperingati Aella agar tidak tidur terlalu larut. Aella pun hanya mengangguk. Dan kembali fokus pada buka di tangannya.
Ia harus berjuang bertahan disini. Aella bertekad akan menjelajahi sembari menikmati petualangannya di Kerjaan Avalon ini.
.
.
.
Bagaimana kisah Aella selanjutnya
Terus ikuti cerita ini dan mohon support dengan cara vote dan komen terimakasih🤍
YOU ARE READING
THE AVALON
FantasyKerajaan Avalon, kerajaan yang dipenuhi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan khusus. Dan banyak misteri yang ada di dalamnya. Aella gadis dari peradaban modern, merasa penasaran dengan cermin unik di gudang neneknya. Saat menatap ke depan cermin...