PART 2: Tongkat Sihir

7 0 0
                                    

Hari ini, Aella akan pergi ke pusat kota. Disana merupakan tempat rakyat memperjual belikan barang. Serta menciptakan dan memperbaiki tongkat sihir.

Aella terlihat bersemangat, senyum mengembang tak pernah luntur dari wajah cantiknya sedari tadi.

"Sidu, apa yang harus aku lakukan nanti. Ini pertama kalinya aku ke pusat kota" ucap Aella sambil memainkan jari tangannya.

Sidu yang sedang mempersiapkan diri nampak menoleh. "Santai saja, aku akan membimbingmu-" Sidu menjeda ucapannya, tampak berpikir dan kemudian teringat sesuatu. "Ah, satu lagi. Disini banyak sekali makhluk aneh. Jangan pernah menertawai atau menatap mereka terlalu lama" lanjut Sidu dibalas anggukan oleh Aella.

Setelahnya, mereka kemudian keluar ke halaman rumah Sidu. Lalu Sidu mengucapkan mantra. Dan tiba-tiba tampak sebuah karpet yang melayang di hadapan mereka.

Mulut Aella terbuka, dan matanya melebar terkejut. Namun, belum selesai menguasai kesadarannya. Sidu langsung menarik tangannya, lalu menduduki karpet itu.

Perlahan mereka pun melayang dan naik hingga ke atas langit. Jantung Aella berdegup kencang sedari tadi. Ia memejamkan matanya, tak berani menoleh ke bawah. Sidu yang melihat itu pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah beberapa menit mereka terbang, akhirnya karpet mulai turun mendarat. Tepat di depan gerbang kota.

"Kita sudah sampai, buka matamu Aella" seru Sidu pada Aella yang sedari tadi menutup mata.

Aella perlahan membuka matanya, lalu mendapati mereka telah mendarat sempurna. Ia lalu bangkit berdiri, disusul oleh Sidu.

Sidu kemudian menuntun Aella berjalan memasuki kota.

Mereka berjalan menyusuri jalan utama, di mana berbagai macam toko menjual barang-barang sihir yang menarik.

"Sidu, lihat! Bangunan-bangunannya terbuat dari kristal dan cahaya. Dan lihat itu, ada orang yang terbang!" Seru Aella kagum di sepanjang jalan.

Sidu kemudian memutar bola matanya malas."Aku sudah bilang, tempat ini dunia sihir. Nanti kau juga akan terbiasa." Ucapnya lalu mulai memasuki toko perlengkapan sihir.

***
Lama mereka mengelilingi toko, sedari tadi Sidu terlihat kebingungan memilih tongkat yang cocok untuk Aella.

"Sidu, bukankah yang ini bagus" ucap Aella memelas. Pasalnya sedari tadi ia sudah menunjukkan berbagai macam bentuk tongkat. Namun, tak ada satupun yang Sidu terima. Padahal sudah banyak toko yang mereka kunjungi.

Bukan apa, pasalnya setiap tongkat biasanya langsung memiliki nyawa pada si pemilik. Entah mengapa, tak ada satupun tongkat yang mau bersama Aella.

"Aella," Sidu menghela nafas panjang, "Mungkin ini bukan hari kita. Semua tongkat yang kita lihat sepertinya tidak cocok untukmu."

Aella menunduk lesu. Ia memang sangat menginginkan tongkat sihir, itu sangat berguna untuknya. "Tapi, mengapa? Aku sudah mencoba semua tongkat ini."

"Jangan khawatir, Aella," Sidu kemudian tersenyum, "pasti kita akan menemukannya." Ucap Sidu meyakinkan Aella.

Tiba-tiba, seorang penyihir tua dengan jubah coklat mendekati mereka. "Ada apa dengan gadis ini, sedari tadi saya memperhatikan. Mengapa kalian terlihat kebingungan?" tanyanya lembut.

Aella dan Sidu bersamaan menoleh ke arah penyihir tua, sepertinya pria tua itu penjaga toko.
Aella menceritakan masalahnya pada penyihir tua itu. Setelah mendengarkan dengan seksama, penyihir itu tersenyum misterius. "Tongkat yang sempurna tidak selalu datang dengan bentuk yang indah atau kekuatan yang besar. Kadang, tongkat yang paling sederhana pun bisa menjadi teman yang setia."

Penyihir itu kemudian menunjuk ke sudut toko, di mana terdapat sebuah tongkat tua yang terbuat dari kayu sederhana. Tongkat itu terlihat usang dan tidak menarik.

"Coba lihat tongkat itu," ujar penyihir tua itu.

Aella ragu-ragu, tapi kemudian ia mengambil tongkat itu. Saat ujung jari Aella menyentuh tongkat tersebut, ia merasakan sensasi hangat yang menenangkan. Tongkat itu bergetar sedikit, seolah merespons sentuhan Aella.

"Aku rasa, ini dia tongkat yang kamu cari," ucap penyihir tua itu sambil tersenyum.

Aella dan Sidu saling memandang dengan penuh kegembiraan. Mereka akhirnya menemukan tongkat yang sempurna untuk Aella.

Aella akan meminta agar sidu mengajarinya menggunakan tongkat ini nanti. Sekarang mereka akan membeli beberapa buku penuntun Matra.




.

.

.

.
Jangan lupa di vote dan komen ya.
Semoga kalian suka dengan cerita inim








You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 03, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE AVALONWhere stories live. Discover now