TWO LOVE's 1

121 32 0
                                    

Takdir kehidupan seseorang tidak ada yang bisa menduga. Baik buruknya bisa saja datang dengan tiba-tiba. Semua sudah di atur dengan sebaik rupa.

Kita sebagai manusia hanya bisa menerima tanpa bisa merubah atau menghindarinya.

Ketika seseorang di datangkan takdir yang sama sekali tidak pernah ia duga. Entah harus bersyukur atau bagaimana, dia hanya bisa menjalani apa yang sudah di tetapkan kepadanya.

"Mas, sarapan dulu, aku udah siapin" seorang wanita cantik telah berdiri dengan anggun di depan pintu, menunggu sang suami keluar dari kamar dan menyambutnya.

Laki-laki dewasa itu mengangguk lalu mengikuti sang istri yang berjalan menuju meja makan.

"Kamu hari ini kemana?" Tanyanya.

"Aku? Paling mau ke kantor aja nanti" sahut si istri.

"Kabar kabarin aku kalau mau kemana mana"

"Iya mas"

"Pagi mas, pagi ci" perempuan lain datang dan mengambil tempat duduk di sisi kiri meja makan berhadapan dengan wanita lain yang ia panggil 'ci'.

"Pagii" sahut keduanya yang di sapa.

"Mas, hari ini aku izin mau main sama temenku ya"

"Sama siapa?"

"Temen kuliahku dulu, cewe kok. Kita mau hangout"

Lelaki itu mengangguk, seraya menatap wanitanya yang baru saja meminta izin. "Pulangnya jangan malem, kabarin aku terus"

"Siap, mas." Jawabnya patuh.

Ketiganya pun lanjut sarapan bersama di selingi obrolan ringan seputar kegiatan masing-masing.

Setelah itu masing-masing dari mereka berpamitan untuk bekerja.

"Aku berangkat dulu ya, Shani, Chika. Kalian hati-hati nanti nyetirnya. Kalau ada apa-apa langsung kabarin aku"

"Iya, kamu juga hati-hati, mas." Wanita bernama Shani itu lebih dulu menyalimi tangan suaminya.

"Hati-hati ya, mas." Wanita lain yang bernama Chika juga melakukan hal yang sama.

Keduanya melambaikan tangan ketika mobil hitam itu mulai berjalan. Setelahnya keduanya hanya saling menatap lalu masuk ke dalam rumah.





***

"Pagii dokter"

Sapaan sapaan itu sudah tidak asing lagi bagi Devandra Aditama. Seorang dokter muda yang bertugas di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta.

Devandra, Dokter muda berparas tampan itu di kenal sebagai dokter yang ramah dan murah senyum. Tak heran bagi siapa saja yang melihatnya akan terpikat dan mudah sekali menyukai dirinya.

Devan masuk ke dalam ruangannya dan langsung menyalakan komputer untuk mengecek data diri pasien yang harus ia kunjungi hari ini. Ada beberapa pekerjaan lain juga yang ia kerjakan sebelum jam kunjungannya tiba.

Devandra adalah dokter yang sangat menghargai waktu, ia selalu tepat waktu dalam melakukan pekerjaannya.

Seperti saat ini, ia tengah berada di salah satu ruangan pasien untuk memeriksa kondisi pasien tersebut.

Tak lupa ia juga memberi instruksi kepada perawat yang ikut kunjungan bersamanya agar mencatat semua perkembangan pasien pasien mereka.

Tak terasa jam makan siang pun tiba, setelah tadi berkeliling ke ruangan pasien, Devandra tak lagi keluar dari ruangannya dan memilih berdiam di sana sembari mengerjakan pekerjaannya yang lain.

Terdengar ketukan pintu dari luar ruangannya, ia hanya mempersilahkan masuk tanpa tahu siapa yang berjalan masuk ke dalam ruangan.

"Ada apa?" Tanyanya, pandangannya masih fokus membuka beberapa lembar kertas yang ada di atas mejanya.

"Mas, ini aku"

Devan mengangkat wajahnya dan sedikit terkejut dan reflek berdiri dari duduknya. "Shani?, maaf aku ga tau kamu dateng"

"Gapapa kok, mas."

"Abis dari butik?" Devandra mempersilahkan Shani agar duduk di sofa yang ada di sana.

"Iya aku abis dari butik, terus ke sini nyamperin kamu buat makan siang bareng"

Devandra sedikit melirik ke arah jam dinding dan ternyata memang waktu sudah menunjukkan jam makan siang.

"Yaudah mau makan siang di mana?"

"Aku ikut kamu aja"

Devandra mengangguk, lalu setelah itu keduanya berjalan ke luar dari ruangan untuk makan siang bersama.

Banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka berdua, terlebih lagi para petugas dan perawat di rumah sakit itu, karena memang jarang sekali istri sang dokter muda itu datang ke rumah sakit.

"Cantik banget istrinya" ucap salah satu perawat.

"Iyalah, dokternya aja ganteng, pasti dapet spek yang cakep juga" sahut yang lainnya.

"Ganteng ganteng gitu juga punya istri dua" celetuk perawat lain.

"Serius? Jadi rumornya bener ya?"

"Gatau si, gue kata orang juga"

"Hush, kalo ga bener bisa jadi fitnah loh"

"Ya kan bisa aja bener, soalnya dokter Devan pake cincin dua"

"Ya apa hubungannya ama cincin, pake cincin dua ga tentu punya dua istri kan?"

"Sssttt,,,"

"Siang dokter, mau break dulu dok?" Ucap perawat yang tadi sedang membicarakan sang dokter.

"Iya siang, kalian udah makan siang?" Tunjuk Devan pada beberapa perawat itu.

"Belum, dok. Ini bentar lagi kita juga mau break dulu"

"Yaudah saya duluan ya semua" Devandra melewati beberapa perawat itu tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Shani. Tak lupa dengan senyum menawannya itu.

"Gila kok gue deg deg an deh, padahal sering kerja bareng sama dokter Devan." Ucap perawat itu menghela nafas panjang ketika sang dokter telah berlalu.

"Pesona dokter Devan emang ga main main sih" sahut yang lain menatap kepergian dokter mereka.




***

Tbc~

Brokkk sorry ya kalo cerita di sini sangat awur awuran😭

S H O R T S T O R YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang