08 🍀 The one who deserves to die is you.

20 5 41
                                    

Katakanlah bahwa aku terlalu percaya diri dan serakah, melawan sepuluh orang Cloverian seorang diri dengan bermodal hanya dua bilah belati. Satu mini hydogent bomb masih tersisa di tas kecil pada ikat pinggang seragam militer yang kukenakan. Namun, kali ini setelah satu kali gagal menggunakan senjata pamungkas itu, aku tidak akan sembarangan memakainya lagi. Dua orang dari Cloverian memang sudah berhasil aku tumbangkan meski mereka berdua masihlah hidup, setidaknya kondisi yang terluka parah itu tidak akan bisa memberikan bantuan apapun pada delapan orang yang tersisa. Masalahnya, apa bisa aku melawan kedelapannya sekaligus dalam pertarungan jarak dekat?

Entahlah. Agaknya aku masih merasa sedikit beruntung ketika pria bernama Aldo yang sekarang tampak emosi dan menjadi tameng bagi rekan lainnya itu berkata, "Ari, bawa Elin pergi dan sembuhkan dia secepatnya. Sembuhkan RZ juga."

Ari? Aku tidak tahu siapa yang dimaksud. Yang jelas seorang wanita di antara delapan orang Cloverian yang masih berdiri segera menyeret tubuh Elin pergi. Kepergiannya membuat orang yang kuhadapi tersisa menjadi tujuh. Namun, jika Ari yang dimaksud Aldo benar-benar bisa menyembuhkan luka RZ dan Elin, aku bisa-bisa harus mengalahkan sepuluh orang kembali seperti di awal. Sepertinya ... aku harus bergerak cepat.

Niatnya begitu.

"Ukhuk!" Aku terbatuk saat tubuhku terdorong cukup jauh setelah menerima tinju di perut dari Aldo.

Badanku yang terpental bahkan tidak sempat terjatuh karena dari belakang sudah ada orang lain yang memberikan tendangan. Ke manapun tubuhku terlempar, di sana sudah disambut dengan pukulan dan tendangan dari anggota Cloverian lainnya. Mereka tidak memberikan jeda hingga tanpa sadar belati di tangan sudah terlepas dari genggaman. Delapan lawan satu. Bisa kurasakan bunyi retak tulang-tulang di tubuh satu persatu. Batuk darah tak bisa kuhindari hingga terjatuh di tanah dalam keadaan bertumpu lutut dan memegangi mulut yang belum berhenti memuntahkan cairan merah kental itu.

Salah satu orang berjubah mendekat, dia berdiri di dekatku. Aku menoleh ke arahnya yang kini hendak mengulurkan tangan menyentuh pundakku tetapi kutahan karena pergelangan tangannya kugenggam.

"Kak Res, percayalah, meski kami mau membunuh Kakak tapi Kak Res gak akan benar-benar mati." Suara seorang wanita. Sebelah tangannya yang bebas membuka tudungnya, memperlihatkan wajah bulat dengan tatapan teduh dan senyum manis pada bibir pink tanpa polesan apa-apa.

"Hahaha. Aku gak ingat dengan masa laluku tetapi malam di mana aku tertembak oleh salah satu dari kalian masih sering datang dalam mimpiku. Rasanya sudah seperti mati satu kali dan aku gak mau merasakannya lagi." Aku membalas.

Dia mengernyitkan keningnya dalam lalu berusaha menarik tangannya yang masih berada dalam cengkramanku. "Kalau begitu, kami gak akan bunuh Kakak kalau mau ikut dengan sukarela."

"Jangan membuatku tertawa!" Lucu sekali. Sepuluh tahun semenjak kematian Fuyu kudedikasikan untuk mengabdi sebagai anggota militer rahasia demi bisa membalaskan dendam pada Cloverian dan sekarang salah satu anggotanya memintaku menyerah? Aku melanjutkan, "Daripada itu, akan lebih baik jika kau saja yang mati."

"Hanaru, berhati-hatilah!" Teriakan dari rekan lainnya memperingatkan.

Aku tidak mengerti dengan situasi saat ini. Padahal dilihat dari kondisiku dengan keretakan tulang dalam jumlah banyak, dan parahnya luka yang kudapatkan, mereka bisa saja dengan mudah menangkapku. Akan tetapi, ada yang janggal. Entah mengapa aku tidak bisa menemukan alasan mengapa mereka menjaga jarak dariku dan enggan untuk mendekat. Seakan mereka memang sengaja tidak berdiri di dalam jarak dua meter denganku sehingga mereka hanya mengepung, melingkar dengan posisi sekitar dua meter tersebut kecuali wanita yang dipanggil Hanaru.

"Maaf, Kak Res. Sepertinya emang Kak Res perlu mati sekali lagi." Hanaru berucap lantas satu tangannya yang bebas menyentuh keningku. "Karena itu, aku harus menonaktifkan kekuatan Kak Res dulu."

Crucible : Rebellion of The CloverianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang