Mirror

383 32 17
                                    
































































































"KALO MENURUTMU INI TOXIC KITA PUTUS AJA! GAMPANG KAN?!" Bentakan pemuda bersurai merah muda menggelegar dalam ruangan. Riuh suara yang sebelumnya menghiasi ruang itu kini terganti senyap. Pasangan merah muda dan kelabu itu memasuki rumah dengan membawa kembali amarah mereka. "Jak dengerin gu--" "udahlah! Ga ada yang perlu dibicarain! Kita putus! Itu kan yang lu mau?!" Entah untuk yang keberapa kali Jaki memotong ucapan Krow.

Pertengkaran mereka tak pernah jauh dari masalah sikap. Entah Krow yang protektif terhadap Jaki. Entah Jaki yang terlalu cuek hingga tak mempedulikan bahwa dia memiliki hati yang harus dijaga. Permasalahannya selalu sederhana, namun keributan yang dihasilkan selalu besar.

Kedua orang yang sedang bertengkar itu mulai meninggalkan ruang tengah, diiringi pertengkaran yang tak lepas dari mata semua orang di ruang tengah. "Kasihan gua, ribut mulu apa ga cape?" Key menghela napas. Mendengar pertanyaan itu serempak mereka mengiyakan ucapan Key. Sayup terdengar teriakan dari lantai atas, suara Jaki. Caine bergegas naik untuk meredakan pertengkaran.

"Yah... Kesabaran punya batasan kan?" Mako membalas. "Dedek bingung, kasihan sama kak Krow... Tapi ya gitu..." "Sou lebih kasihan ke Jaki sih..." Kedua anak 'bontot' tnf itu mulai mengungkapkan pendapat masing masing. Sementara yang lain sibuk membahas pasangan yang tak pernah berhenti bertengkar dilantai atas.

"Tapi jujur, kalo jadi dia pasti capek..." Echi bersedekap dada sambil menatap tangga yang menampilkan Caine, Krow, dan Jaki yang sedang turun. "Jak! Sini main!" Exu mengangkat kartu Uno yang sebelumnya mereka mainkan, Jaki pun segera bergabung dengan Exu dan beberapa anak lain, bermain Uno. Sementara Krow ngobrol dengan Key, Echi juga Rion.

𓆩☺︎𓆪

Jaki keluar kamar dengan pakaian rapi. Senyum sumringah ia tampilkan di wajah manisnya. Sesuatu yang sebenarnya biasa namun terasa berbeda. Melihatnya krow mendekati Jaki. "Mau kemana? Kita ga ada janji mau jalan kan?" Jaki hanya membalas dengan kekehan kecil lalu berjalan meninggalkan Krow.

Pemuda bersurai merah muda itu menyapa semua orang yang ditemuinya sebelum menghampiri Exu yang baru saja mendudukkan diri di sofa ruang tengah. "Gimana? Feel better?" Exu menyambut tangan Jaki yang terulur padanya. Jaki mengangguk, "thanks ya!" Balas Jaki penuh senyum. Mereka berbincang tanpa memperhatikan Krow. Krow menatap dengan cemburu. Namun ia tak memiliki keinginan untuk menegur sedikitpun.

Pemuda yang akrab disebut sumbu pendek itu bahkan langsung putar balik kembali menaiki tangga yang baru saja ia turuni. "Jak, pacar lu tuh ngambek" ucap Garin saat melihat Krow yang baru balik badan. Bukannya membalas, Jaki justru keluar rumah. Garin menatap Jaki dengan tatapan tak mengerti, kemudian menatap Exu yang juga menatap Jaki. Namun dengan tatapan yang dipancarkan Exu sama sekali berbeda dengan Garin. Tatapan penuh binar bahagia. Insting kodok pekanya menganalisis situasi.

Ia merasa, ada sesuatu tentang ini semua. Tak seberapa lama Exu keluar rumah. Garin dengan kemampuan basa basi yang sudah basi itu berusaha mengorek sedikit petunjuk dari dugaannya. "Mau kemana bro? Nyusul Jaki ya?" "Oh iya nih, mau nyari Jaki mobilnya mogok katanya" balasan Exu membuat Garin ternganga, seorang Jaki, meminta tolong secara pribadi, pada Exu? "Mogok kenapa? Boleh ikut?" "Ga usah ikut, mobilku 2 seat doang, mobilnya ditabrak kata Jaki" terburu Exu segera meninggalkan rumah. Garin menatap kepergian Exu cemas. "Harus bangetkah Exu yg jemput? Kenapa ga ngehubungin pacarnya aja?" Gumam Garin.

Baru diomongin, yang jadi omongan aka Krow nongol. "Jaki mana?" Tanya Krow. Garin yang tak ingin membuat Krow n Jaki bertengkar pun bungkam. Tak mendapati jawaban Krow menelepon Jaki. "Kenapa Krow?" "Dimana kamu? Kucari ga ketemu ketemu" "di mekanik, biasa mogok..." "Kok bisa? ya udah nanti kujemput ya?" "Ga usah, aku tadi dah minta jemput kok... Ini mau otw rumah, udah dulu Krow..." Telepon dimatikan secara sepihak. "Sama siapa?-- Halo? jaki? Akh goblok" Krow menatap ponsel frustasi. Ia memdudukkan diri disofa ruang tengah menunggu kepulangan Jaki.

Krow berdiri kala mendengar suara tawa familiar seseorang yang ditunggunya sedari tadi. Ia bergegas menghampiri pintu depan. Kala pintu itu terbuka dirinya mematung menatap Jaki yang tubuhnya penuh luka. Dan lebih terkejutnya lagi Jaki sedang dipapah Exu. Ditatapnya tajam tangan Exu yang tampak nyaman memeluk pinggang Jaki. Tak lupa tangan Jaki yang terus digenggam Exu.

Cemburu menguasai pikirannya. "Bagus... Keluar ga ngomong, taunya lagi ngedate... Kenapa lu?" Sarkas Krow. Jaki yang mendengarnya menatap Krow lelah. "Apalagi? Bisa ga sih ributnya tunda dulu? Saya capek! Baru kecelakaan disuruh ribut" keluh Jaki. Krow tak terima atas penjelasan Jaki.

"Terus menurut lu gua harus peduli? Lu aja selingkuh berkedok kecelakaan, mungkin itu karma, mampus" sinis Krow. Raut tak mengerti terpasang pada wajah Jaki. Sedangkan Exu yang tampaknya menyadari maksud perkataan Krow segera mengelak. "Krow tenang dulu bro, kita bawa Jaki dulu ke atas biar istirahat dulu..." Exu melirik Jaki yang pucat.

TBC























MAMPUS KUGANTUNG😂🤣😂
Lagi males+write blok

Mirror Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang