"Kalo ga peduli ga usah berisik... Lu ganggu." Jaki membalas. Suaranya dingin dan tenang, tampak tak terganggu oleh tatapan penuh amarah yang dilayangkan padanya. Exu semakin panik. Jika begini hanya menunggu waktu sampai amarah Krow meledak.
"ANJING LU!!!" Krow mencengkeram kerah baju Jaki. Mendorongnya kuat dan mengangkatnya sedikit. Jaki tetap bergeming. Terlihat santai seolah tak terjadi apa apa. "Ga usah bacot... Lu ga suka kan? Ya udah putus aja" santai Jaki. "LU BISA GA SIH KALO RIBUT GA MINTA PUTUS?! HAH?!! KALO EMANG LU SALAH LU MINTA MAAF BUKAN PUTUS!!!" Bentak Krow kesal.
"TERUS MAU NGOMONG APA?!!" Bentakan Jaki menggelegar. Jaki mendorong Krow kuat hingga cengkramannya lepas. Exu tampak terkejut mendengar bentakan itu. Tak hanya Exu, Krow juga tampak shock.
Bahu Jaki naik turun, menunjukkan menahan amarah yang besar. Krow terdiam sejenak sebelum kemudian ia menghampiri Jaki. Tangannya terayun menuju Jaki. Kepala Jaki memaling kuat kala tamparan keras menyakiti pipinya. Mata Jaki membelalak penuh kejut. Exu menghampiri Jaki. "Apa apaan lu anjing?!" Bentak Exu tak terima.
Krow memukul wajah Exu. "Lu, yang apa apaan... Lu yang ganggu hubungan gua sama Jaki, dasar ga tau terima kasih." "Cukup Krow... Kamu boleh hina aku, kamu boleh pukul aku, tapi jangan sahabatku... Exu ga salah, kamu yang bikin ini semua terjadi. Harusnya dulu gua ga goblok apalagi percaya omongan lu" hina Jaki.
Krow semakin naik pitam. Ditariknya kerah baju Jaki, lalu Krow meninju Jaki seperti kesetanan. Jaki yang tak sempat melindungi diri hanya dapat menerima pukulan bertubi-tubi itu, melawan pun tak akan berguna. Perbedaan kekuatan mereka cukup besar, ah tidak, lebih tepatnya sangat besar, terlebih dengan luapan emosi Krow yang membuatnya berkali kali lebih brutal.
Exu berusaha melerai namun sia-sia. Krow sudah terlanjur dibutakan amarah.
Jaki merasa tubuhnya akan hancur saat ini juga. Wajahnya mati rasa. Ia tidak dapat merasakan apapun. Seperti akan mati saat ini juga. Seperti waktu itu. Namun dengan kondisi berbeda.
Krow menatap Jaki yang terkapar dibawahnya. Wajahnya bengkak, lebam, hampir tak dapat dikenali. Tubuhnya, terutama tangan pun tampak tak jauh berbeda. Penuh memar selayaknya dikeroyok, namun ini hanya karena seseorang. Seseorang yang seharusnya menjaganya.
"KROW JANGAN GILA!!!" Sebuah suara keras menginterupsi fokus Krow. Ia yang awalnya fokus menghajar pemuda pink itu ditarik kuat menjauhi sang korban. Bogem mentah menyapa pipinya saat itu juga. Krow langsung terbanting. "Bangsat, otak lu dimana anjing?! Gila lu!"
Pemuda bersurai coklat bernama Gin itu mendorong tubuh Krow ketika dirinya ditegur sang adik. Souta menghampiri Jaki diikuti dengan Sui dan Itsmo. Itsmo menggendong Jaki ke sofa dan Sui segera mengobati Jaki yang sudah tak berdaya.
Tak lama sang kepala keluarga datang bersama sang ibu negara. Rion tampak sangat marah kontras dengan Caine yang terlihat menahan air mata sambil berlari menghampiri Jaki. Gin berdiri menghadap Krow yang menunduk, raut marah dan kecewa masih menggelayut pada mimik wajah Gin. Rion menghampiri putra sulungnya tersebut. Beradu pandang sejenak sebelum mendekati Krow.
Rion menarik kerah baju Krow lalu menendang perut krow beberapa kali. Setelahnya Rion memukul Krow. "Kenapa lu lakuin?! Kalo ga bisa jaga omongan, jaga tangan lu anjing!! Anak orang yang lu hajar itu anak gua! Keluarga lu! Pacar lu! Kalo ga bisa lu lindungi, jangan lu sakitin juga!!" Runtunan makian mengalir dari sang papi TNF. Ia benar benar tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Krow.
Ia yang baru saja akan menjemput Caine di EMS tiba tiba dari radio, Exu mengabarkan Krow akan membunuh Jaki. Bahkan saat tiba ia melihat Caine yang berlari menghampiri mobilnya masih dengan perban yang kembali dirembesi darah akibat luka Caine yang belum kering. Caine pun hampir tertabrak lagi karena tak berhati hati. Ia sangat khawatir kepada Jaki.
Rion baru akan menendang Krow lagi sebelum mendengar suara Caine. "Jaki! Tetap tiduran, kau baru sadar" ucap Caine. Rion segera menghampiri Jaki, menahan bahu Jaki yang akan duduk. "Jangan banyak gerak, kamu harus istirahat... Sui Itsmo bawa Jaki ke kamarnya temenin sekalian. Selain mereka, disini, gua mau nanyain" titah Rion. Memastikan Jaki sudah dibawa ia menatap satu persatu orang yang ada di ruang tengah.
Exu, Gin, Souta, Caine, Krow, dan yang baru tiba, Riji, Garin, Mako. Garin datang dengan membuat masalah baru, ia menabrak garasi dan langsung keluar, lari memasuki rumah mencari Jaki. "Mana?! Mana Jaki?! Lu Apain Jaki?!" Garin dengan amarah menggebu mencengkram kerah baju Krow. Menariknya kuat hingga Krow tercekik.
Krow tidak terima lalu menghajar Garin. Garin tak bergeming. Mereka saling menatap tajam. Menyeruakkan aura permusuhan. Caine pun akhirnya turun tangan melerai.
༻★༺
Pintu kamar dibuka. Pemuda bersurai pink duduk bersandar pada headboard kasurnya. Memainkan ponsel dengan tenang tanpa mempedulikan orang yang masuk. Merasa diacuhkan, sang tamu menggaruk tengkuknya canggung. "Eum... Jak?" Setelah lama berdiam diri ia akhirnya membuka suara.
Jaki terdiam sejenak lalu beranjak bangun. Melewati Krow, orang yang berdiri disisi kasur. Jaki tersenyum menatap Garin di ambang pintu. Garin langsung berjalan memapah Jaki. Membantu nya keluar kamar. Jaki yang kesulitan berjalan pun berakhir digendong oleh Garin. Krow hanya dapat memandangi mereka. Tanpa berkata apapun.
Hari menjelang sore, namun Jaki belum juga kembali ke kamar. Krow memutuskan untuk keluar. Beruntungnya tepat ia keluar kamar ia melihat Garin yang akan turun. "Rin! Garin!" Yang dipanggil hanya melirik tanpa menjawab. "Jaki mana? Kok dia belum balik?" Tanya Krow sambil menghampiri Garin. Garin tak menjawab dia mengedikan bahu malas. Krow melihatnya tersinggung.
"Lu kenapa dah? Salah gua apa? Ga boleh apa gua tau pacar gua dimana, justru lu yang harusnya jaga jarak dari pacar orang" sewot Krow. Garin yang beranjak turun kembali berhenti. "Lu beneran ga ngerasa salah udah bikin pacar lu sekarat? Lagian gua emang ga tau pacar lu itu dimana, sekalipun gua tau ga bakal gua kasih tau, takut aja nih ya... Nanti dihajar ampe sekarat lagi sama tuan pacar nya" sindir Garin. "Udah Garin jangan terlalu jujur, kasihan nanti sakit hati dilampiasin ke yayang Jaki" gadis bersurai ungu berkata dengan tajam.
Krow sekali lagi hanya terdiam. Dua Minggu sejak hari Krow memukul Jaki. Semua orang bersikap berbeda padanya. Terutama Jaki. Dia bahkan bersikap seolah Krow tidak ada. Benar benar membuat Krow merasa terluka.
TBC
Males ngelanjutin gue
Btw vote ya njenk
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror
FanfictionKrowZaki BXB Krow top Jaki bottom Semi-IC!!! NOT REAL JUST IMAGINE OF AUTHOR All images/photos/illustrations in this story are not mine, I found them on pin Baca wajib vote Sinopsis: "What did you say? Am I toxic? So, what about you?" "What's wrong...