Prolog

44 26 10
                                    

Hola readers, salam kenal dari aku cillaa (dibacanya sila yaa)

Sebelumnya aku memang pernah menulis di wp dengan akun PenyukaSains
Tapi sekarang aku ganti akun yaaa dan akan lebih aktif disini

Mungkin itu aja sapaan dari aku selamat membaca semuanyaa

***

Masa Covid-19 adalah masa dimana seluruh siswa di dunia menggunakan sistem belajar dalam jaringan (daring). Seperti yang sedang dirasakan Silvia sekarang.

Ia merupakan perempuan yang baru saja menjalankan kelulusan SMP nya dengan rasa hampa. Tidak ada perpisahan seperti istilahnya Graduation. Hanya sekedar foto ijazah, cap tiga jari dan yah lulus gitu aja.

"Jelek banget kelulusan sekarang nggak ada yang istimewa apa gitu yaa.." keluh Silvia pada teman-teman SMP nya.

Kini ia sedang menjalani proses cap tiga jari sebagai syarat mendapatkan ijazah SMP nya. Lengkap dengan Masker Squba yang menutupi mulut dan hidungnya guna menjaga terjadinya penyebaran virus.

Thalia, teman sebangkunya menoleh kearah Silvia yang terlihat lesu itu. "Kamu lanjut kemana jadinya?" tanyanya.

"Tentunya lanjut sekolah unggulan lagi, biar Mama sama Papa bangga," seru Silvia dengan semangat.

"Kamu nggak tau ya kalau sekarang udah ada sistem zonasi, prestasi dan lain-lain?" Thalia kembali bertanya pada Silvia.

Silvia menaikkan sebelah alisnya menandakan ia tak paham apa yang dimaksud temannya itu. "Sistem apa maksudnya?"

"Ih gimana ya ngejelasinnya, aku juga kurang paham soalnya."

"Yaelah..." keluh Silvia. "Terus kamu mau masuk mana?" kini gantian Silvia yang memberikan Thalia pertanyaan.

"Gimana kalau kita masuk Hanith School aja? Kamu mau masuk sekolah unggulan lagi kan?" Seru Thalia dengan bersemangat dan membuat Silvia pun ikut tersenyum lebar.

"Ide bagus tu!"

Ya seperti itulah percakapan anak SMP yang baru saja lulus dan akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu SMA. Silvia sangat berharap ia bisa membanggakan kedua orangtuanya dengan cara dia terus berprestasi dan masuk sekolah-sekolah unggulan.

***

"Silvia! Sorry banget ni yaa... Aku nggak jadi masuk Hanith School bareng kamu.." Ucap Thalia di balik telepon itu.

Silvia duduk terdiam sejenak di kamarnya. "Lho kenapa? Bukannya kamu mau satu sekolah sama aku terus?" Tanya Silvia yang keheranan.

"Iya, ibuku nyuruh aku buat lanjut ke pesantren aja. Ngeliat ilmu agama aku yang makin berkurang jadinya aku putusin buat masuk ponpes di Jawa." Balas Thalia. Terdengar suara bising seperti sedang membenahi barang-barangnya.

"Jauh banget sampai ke Jawa, terus yang temenin aku di Bali siapa?"

"Iya nih, aku lagi pengen suasana baru. Kamu cari temennya yang baik-baik aja yaa. Percaya deh pasti banyak yang mau temenan sama kamu."

DHARVIA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang