Chapter 54. A Hole in The Wall

2.9K 255 21
                                    

kita masuk konflik puncak ya 😄

***

Chapter 54. A Hole in The Wall

Saat ini di dalam sebuah ruang rawat yang begitu luas dan hanya ditempati oleh satu pasien, keluarga Reynor berkumpul dengan rasa yang bercampur antara sedih dan lega.

Joana yang sudah berada di rumah sakit ini lebih dulu dari ayahnya, memegang tangan sang ibu dan tersenyum senang.

"Mama udah enakan kan?" ucap Joana, pada ibunya yang beberapa saat lalu terbangun dari tidurnya, dan kini sudah duduk bersandar di atas kasurnya.

Josephine tersenyum kecil, dan mengangguk sebagai jawaban. Ia menggerakkan tangannya dengan pelan, kemudian mengusap pipi puterinya.

Joana yang merasakan itu langsung merasa sedih. Ia mendekat dan memeluk ibunya dengan erat.

Sementara Josephine tersenyum dan menatap ke sampingnya. Ia melihat suaminya yang sedari tadi berdiri di dekatnya.

Matthew mendekatkan dirinya kemudian mengusap kepala istrinya. "Maaf aku baru dateng, tadi kami langsung terbang dari Surabaya waktu ditelfon bibi," ucapnya.

Josephine yang mendengar itu mengangguk. Ia memejamkan mata ketika Matthew mendekat dan mencium kepalanya.

"Matheo mana?" tanya Josephine.

Matthew serta Joana seketika saling menatap. Keduanya menjauhkan diri mereka sedikit, kemudian menatap ke arah Josephine.

"Tadi Matheo ada disini, aku sama dia ke restoran sebelah, karena kita belum makan malem," tutur Joana.

"Tapi habis itu Matheo bilang dia pulang dulu sebentar, mau jemput istrinya kesini, soalnya istrinya gak bisa dihubungin sama dia."

Josephine terdiam mendengarkan penuturan puterinya. Ia mengerjap sesaat, dan kembali mengingat apa yang sudah terjadi sebelum ia pingsan karena asthma yang kambuh begitu parah.

Kini pandangan Josephine teralihkan, pada seorang perempuan yang sedari tadi juga berada di dalam dan mempehatikannya dengan seksama.

Marisa tersenyum kecil pada Josephine, membuat Josephine teringat bahwa perempuan ini juga berada disana ketika kejadian itu terjadi.

Atau lebih tepatnya..

"Jangan khawatir, tante."

Marisa tiba-tiba berucap, membuat pandangan semua orang tertuju ke arahnya. Perempuan itu tersenyum kecil.

"Matheo pasti sebentar lagi sampe, dia kan cuma pulang sebentar jemput Inaya," tutur Marisa.

"Tante Josephine jangan khawatir, ya?" ucap Marisa lagi, dengan senyuman di bibirnya.

Matthew dan Joana yang mendengar itu, sama-sama terdiam dan menatap ke arah Josephine.

Sementara keterdiaman Josephine memiliki arti yang berbeda, sebab ia tahu apa maksud Marisa mengatakan hal itu padanya.

Senyuman yang disunggingkan Marisa, seperti memberi kode untuknya mengistirahatkan diri, dari perasaan kaget luar biasa yang tadi sempat ia rasakan.

Josephine menghela nafas pelan, dan berusaha menenangakn dirinya yang begitu terguncang. Apakah Marisa yakin akan ucapannya? apakah benar, Josephine tidak perlu khawatir memikirkan hal tersebut? batinnya.

Bagaimana jika Matheo pergi? bagaimana jika Matheo lebih memilih untuk mengejar istrinya, dibanding mendatanginya kesini?

Tiba-tiba ditengah suasana itu, pintu ruang rawat terbuka dari luar, dan menampilkan seorang laki-laki yang sedang mereka bicarakan.

Love HeritageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang