Empat

0 0 0
                                    

"gue laper deh, lo gak ada makanan gitu? Gue kan tamu."

"Gak ada yang nyuruh lo ke sini, dasar hobi ngungsi."

Farra kedatangan tamu menyebalkan malam-malam. Sasti datang jam delapan tadi dan sekarang sudah jam sembilan malam. Farra sebenarnya tidak keberatan dengan kedatangan Sasti, malahan cewek itu senang karena ia tidak terlalu kesepian. Orang tuanya harus pergi empat hari keluar kota akibat pekerjaan yang yang banyak, sehingga beberapa hari ini Farra seorang diri di rumah.

"Lo mau apa, gue masak deh udah lama gak nyentuh dapur," ujar Farra.

"Mie aja yang gampang, udah malem juga."

Farra mengangguk, "lo nginep apa pulang jam sepuluh?"

"Nginep, gue udah izin ke ortu kok."

Farra mengangguk. Cewek itu mulai merebus air dan mie, sementara Sasti bantu menyiapkan alat makan. Mereka memilih diam selama masak. Tidak butuh waktu lama untuk memasak mie. Keduanya kini duduk di meja makan, menikmati setiap seruputan mie yang masuk ke dalam mulut.

"Oh iya gue mau nanya, Kelvin sama Vera pacaran ya?"

Farra tersedak, cewek itu cepat-cepat meminum air. Pertanyaan Sasti barusan sukses membuatnya kaget. Pertanyaan apa itu, kenapa Sasti sampai bertanya begitu.

"Makanya makan pelan-pelan aja," ujar Sasti setelah Farra tenang.

"Lagian lo ngelontarin pertanyaan aneh. Kenapa lo bisa mikir ke sana."

Farra penasaran, cewek alibi berkata begitu supaya dapat informasi banyak dari Sasti.

"Lo gak liat insta story nya Vera? Kelvin jalan berdua sama Vera, gak tau sih kemana cuma Vera posting foto Kelvin. Ya gue kira pacaran, emang lo gak tau, kalian kan deket banget masa Kelvin gak cerita apa-apa soal hubungannya sama Vera," Sasti melanjutkan makannya setelah panjang bicara.

"Dia gak pernah cerita apa-apa ke gue, privasi nya kali."

Lagi-lagi mood Farra hancur mengetahui kabar ini. Pantas saja seharian ini Kelvin tidak mengiriminya pesan, ternyata sedang berdua dengan cewek lain rupanya.

"Lo gak follow-follow an sama Vera?" tanya Sasti.

"Enggak, gue gak follow orang gak begitu deket. Lo emang follow an sama Vera?"

"Iya, lo gak inget gue pernah satu sekolah sama dia, ya emang gak deket sih."

Farra mengangguk, beberapa hari ini Farra memang jarang membuka Instagram jadi wajar jika ia tidak tau kabar ini.

***

Hari minggu adalah tersantai bagi Farra, setelah kemarin sabtu libur sekolah, sekarang minggu waktunya untuk bermalas-malasan, toh dirumahnya tidak ada siapapun selain dirinya, jadi Farra bebas bermalas-malasan.

Sasti sudah pulang sejak pagi, cewek itu di telpon orang tuanya dan sekarang jam dua siang. Sejujurnya Farra bingung ingin melakukan apa, ia sedikit bosan tapi juga malas keluar. Rumahnya berhadapan dengan rumah Kelvin dan Farra malas jika harus bertemu cowok itu.

Semalam, diam-diam Farra melihat akun Instagram Vera. Benar saja, Vera memang memposting foto bersama Kelvin. Semalaman Farra menahan emosinya, itu sebabnya sampai sekarang ponselnya sengaja ia matikan, Farra tidak tau apakah ada pesan masuk nantinya, tapi untuk beberapa jam, Farra tidak ingin mengaktifkan ponselnya dulu.

Farra tersentak, cewek itu sadar akan lamunannya. Pintu rumahnya di ketuk seseorang dan kebetulan Farra sedang duduk di ruang tamu sehingga ketukan pintu terdengar jelas. Awalnya Farra ingin membuka pintu, namun setelah mendengar suara Kelvin memanggil namanya, Farra mengurung niatnya, memilih untuk masuk ke dalam kamarnya. Farra yakin Kelvin akan pergi jika tidak mendapat jawaban dari dalam rumah.

Diam-diam Farra mengintip dari jendela kamarnya, seperti dugaannya, Kelvin pergi karena tidak mendapatkan jawaban. Tidak salahkan jika Farra marah, cowok itu sendiri yang bilang tidak akan berdekatan dengan Vera tapi kenapa malah cowok itu juga yang melanggar.

Farra menghela nafas panjang, ia meraih ponselnya di atas nakas, mengaktifkan ponselnya, banyak sekali pesan masuk, orang tuanya, grup kelasnya dan juga Kelvin. Satu persatu Farra membuka pesan itu namun untuk pesan Kelvin, Farra tidak ingin melihatnya sekarang.

Keinginannya pupus, ponselnya berdering, Kelvin menelponnya. Farra menghela nafas, mau tak mau ia mengangkat panggilan itu, jika tidak di angkat Kelvin akan menerornya terus menerus.

"Apa."

"Buka pintunya dari tadi gue ketok juga."

"Gue gak ada di rumah."

"Lo gak jago bohong, sendal lo aja ada di depan."

Farra memukul keningnya pelan, merutuki kebodohannya.

"Gue tidur tadi makanya gak denger."

"Yaudah sekarang buka, gue bawain masakan mama, lo pasti belum makan kan."

"Gue udah makan barusan. Lo kasih aja buat pacar baru lo."

"Pacar baru apaan, gue gak punya pacar lain selain lo."

"Yang kemaren ke mall sama Vera apa. Pantesan seharian kemaren gak ngasih kabar, eh ternyata jalan sama yang lain."

"Gue pergi sama mama gue bukan Vera."

"Oh Vera sekarang jadi mama lo."

"Lo ngomong apaan sih, cepet buka pintunya, gue ke rumah lo lagi sekarang."

"Gak usah, gue udah makan lo kasih aja ke Vera."

Farra memutuskan telpon secara sepihak kemudian memakai handset di telinganya, mendengar lagu dengan volume keras, masa bodoh jika Kelvin benar-benar datang ke rumahnya lagi.

***

Farra mengendap, berharap tidak bertemu Kelvin di depan rumahnya. Namun semua itu hanya keinginannya, begitu keluar rumah, Farra justru melihat Kelvin sudah duduk di atas motor tepat di depan rumahnya.

Farra melengos, cewek itu memutuskan jalan tanpa peduli adanya Kelvin, lebih tepatnya mengacuhkan keberadaan cowok itu.

Kelvin menghela nafas lelah, cepat-cepat cowok itu mengejar Farra, menghadang cewek itu dengan motornya. Kelvin turun dari motor setelah berhasil membuat Farra berhenti.

"Lo kenapa sih Far?!"

"Lo kemana aja hari sabtu sama Vera?"

Bukannya menjawab, Farra malah mengajukan pertanyaan kembali.

"Lo masih ngira gue jalan Vera? Gue pergi sama ortu gue bukan sama Vera. Lo bisa nanya gitu pasti ada sebabnya. Apa, cerita ke gue, gue gak akan tau kalo lo gak cerita dan malah ngehindar kayak gini."

"Gue liat postingan Vera di IG, dia post foto lo sama dia di mall. Lo ngapain aja, nonton bareng? Apa jangan-jangan lo sekarang udah pacaran sama dia."

Kelvin menghela nafas lelah. Jujur, ia juga jadi emosi jika Farra terus menuduhnya seperti ini, tapi sebisa mungkin Kelvin memendam emosinya, jika Kelvin ikut marah yang ada masalah di antara mereka berdua tidak akan selesai dan malah menambah runyam.

"Gue beneran gak tau postingan apa yang lo maksud karena gue juga gak pernah follow an sama Vera. Hari Sabtu, mama minta anterin gue ke mall katanya ada baju yang mau di beli, karena mama gue kelamaan milih baju makanya gue mutusin muter-muter sebentar, emang pas di sana gue sempet ketemu sama Vera tapi cuma sekedar ketemu aja gak lebih dan gue gak tau foto atau postingan yang lo maksud. Kalo lo masih nganggap gue bohong, pulang sekolah dateng ke rumah, tanyain mama gue langsung," jelas Kelvin.

Farra diam, mendengar penjelasan Kelvin, Farra merasa tenang dan percaya namun pikiran negatif terus saja mendatangi otaknya.

Kelvin tersenyum kecil, melihat Farra terdiam membuatnya luluh akan amarah tadi. Wajah cewek itu terlihat menyesal, tidak seperti tadi, angkuh.

"Gue udah bilang sebelumnya, lo itu istimewa makanya gue bisa suka sama lo. Gak ada orang lain punya kepribadian kayak lo jadi gak segampang itu buat gue tertarik sama orang lain. Ayo naik, berangkat bareng gue."

Farra mengangguk kecil, ia tersenyum setelah motor jalan. Mendengar ucapan Kelvin barusan, Farra jadi merasa tenang dan rasa takut itu hilang. Semoga hubungannya dengan Kelvin baik-baik saja kedepannya, Farra hanya takut sesuatu buruk terjadi di masa yang akan datang.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang