Rasanya ketenangan yang baru Farra rasakan hilang, begitu sampai sekolah, secara tiba-tiba Vera menghampiri mereka di tempat parkir, bahkan Farra sendiri belum turun dari motor. Melihat itu, Farra kembali badmood. Cewek itu langsung meninggalkan keduanya tanpa berkata apapun.
"Kelvin, gue boleh minta nomer hp lo gak. Kemaren pas di mall gue lupa minta, biar kedepannya bisa lebih akrab aja. Waktu itu gue pernah minta sama Farra tapi dia gak ngasih katanya di pertemanan kalian harus dapet izin dulu dari orangnya kalo mau minta nomer hp."
Kelvin terkekeh pelan, perjanjian dari mana itu, seingatnya ia tidak pernah membuat perjanjian seperti itu. "Nanti gue kasih, sekarang gak bisa hp gue ketinggalan, nomernya gak hafal."
"Oh gitu ya. Hm, yaudah gak papah deh tapi nanti kasih ya."
Vera hendak pergi, namun cewek menghentikan langkahnya begitu Kelvin menahannya. Cowok itu ingin bertanya soal postingan yang Farra maksud, sekedar memastikan sesuatu.
"Gue mau nanya, pas kemaren ke ketemu di mall lo posting foto gue?"
"Ah, i-itu..."
"Yaudah gak papah udah lewat ini, tapi gue minta ke depannya jangan kayak gitu lagi ya, gue gak mau di sangka kita ada hubungan apa-apa. Lo boleh posting apapun tapi kalo berhubungan dengan orang yang lo ambil fotonya diam-diam lo harus minta izin dulu buat di posting jangan langsung posting tanpa persetujuan orang yang lo foto diam-diam. Gue duluan ya."
Kelvin pergi, meskipun cowok itu kesal dengan Vera tapi Kelvin tidak akan pernah menaiki notasi suaranya, terutama pada perempuan.
Tanpa Kelvin sadari, sikapnya yang sepertinya ini yang membuat cowok itu banyak yang suka. Siapa yang tidak akan suka jika ada laki-laki yang memiliki paras tampan dengan sikapnya yang ramah, belum lagi sifat humorisnya.
"Gimana gue gak suka sama lo Vin, lo aja gak marah setelah apa yang gue perbuat," gumam Vera.
***
"Kemaren kamu kemana? Tante nyuruh Kelvin ngasih makanan tapi kata dia gak ada orang yang jawab," tanya Ratna, ibu kandung Kelvin. Wanita paruh baya itu memang sudah kenal dengan Farra, mengingat rumah mereka berhadapan dan Farra sudah berteman sedari kecil dengan Kelvin.
"Ada di rumah tante cuma kayaknya pas Kelvin dateng Farra lagi tidur jadi gak denger."
Farra memutuskan untuk berkunjung ke rumah Kelvin, cowok itu terus memaksanya dengan alasan mamanya ingin bertemu dengannya, entah itu cuma alasan atau memang benar.
"Orang tuamu belum pulang?"
"Lusa katanya tante."
"Kamu gak takut sendirian kalo malem, gak baik anak perawan sendiri sebenarnya kalo malem. Kamu nginep di sini aja ya sampai orang tuamu balik, tante rada khawatir kamu sendirian."
"Makasih tan buat tawarannya tapi gak papah, lagian Farra udah biasa di rumah sendirian."
"Kalo ada apa-apa teriak aja, bakal ke dengeran kok dari sini."
"Pasti."
"Kamu belum makan kan, sana ke dapur makan dulu, tante masak banyak tadi soalnya Kelvin bilang kamu mau main di sini rada lama."
"Tante ngapain repot-repot, kalo aku laper kan bisa pulang rumahnya ada di depan ini, jadi gak enak Farra."
"Kamu kayak sama siapa aja sih. Gih makan, nanti tante suruh Kelvin nemenin."
Farra mengangguk, cewek itu melangkah ke dapur. Ucapan Ratna benar, wanita paruh baya itu masak sebanyak ini hanya tau ia akan mampir. Farra jadi terharu, orang tuanya saja tidak pernah masak sebanyak ini untuk dirinya karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Jangankan untuk masak, menanyakan hari-harinya saja tidak pernah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Подростковая литература"Gue suka sama lo, pacaran yuk." "Ck, gak niat banget lo nembaknya." "Mau gak?" "Iya." "Serius?" "Iya. Nanya lagi batal pacaran." "Eh, jangan."