Satu hari tanda kegaduhan sepertinya mustahil, kelas adalah tempat paling berisik setelah pasar menurut gadis yang sedang menulis. Saat guru absen, saat itulah kelas terasa bebas. Bebas bukan dalam artian pergi ke mana pun, namun maksud bebas ialah bebas melakukan apapun termasuk bermain ponsel.
Farra anggidiana, cewek yang sejak tadi menahan rasa kesal akibat kelasnya yang berisik seperti pasar. Kepalanya sejak tadi berdenyut sakit tapi sekitarnya justru sangat berisik. Cewek yang memilih untuk fokus pada catatan di bukunya. Guru berhalangan datang tapi bukan berarti bebas dari tugas, banyak materi yang harus di rangkum tapi temen sekelasnya justru mengabaikan semua itu.
"Lo gak ngerjain tugas?" Farra menatap teman sebangkunya.
"Cuma ngerangkum kan? Nanti aja males nulis gue."
"Gak akan gue pinjemin buku catatan kalo lo minta nanti," Farra kembali melanjutkan aktivitasnya sementara temen sebangkunya terkekeh.
Sasti, nama panggilan temen sebangku Farra. Anaknya cukup humoris namun bertemperamen tinggi sama seperti Farra. Mereka berdua sama-sama suka marah-marah selama ada yang mengusik hidupnya. Ketimbang Farra, Sasti jauh lebih sarkas dan ceplas-ceplos, tapi anehnya Farra sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan temannya yang kadang kelewat sarkas. Meski begitu Farra tau Sasti sangat menganggap Farra temannya. Keduanya benar-benar akrab sampai orang-orang terkadang menjuluki mereka berdua seperti lem dan perangko.
"Wih ada anak rajin."
Farra memutar matanya malas, keberadaan orang di depannya benar-benar membuatnya kesal tanpa alasan.
Kelvin, cowok yang memiliki sifat humoris, percaya diri, lembut, ramah namun menyebalkan. Terkadang cowok itu mempunyai pemikiran dewasa yang membuat banyak orang terkesima namun jika sifat menyebalkannya keluar, percayalah orang itu sangat menjengkelkan. Anehnya menurut orang-orang Kelvin sama sekali tidak menyebalkan.
"Please ya kalian berdua jangan debat, pusing kepala gue kalo ngeliat kalian debat," ucap Sasti.
"Gue gak pernah debat, temen lo aja yang emosian," Kevin membela dirinya sendiri.
"Gue gak akan marah-marah kalo gak lo ganggu ya."
Farra tidak terima dengan ucapan Kevin, bisa-bisanya cowok itu berkata begitu, padahal tiap hari dia yang membuat Farra tekanan batin di sekolah.
"Lo nya aja yang gampang marah." Cowok itu mengejek Farra dengan wajah menyebalkan.
"Stop kalian berdua!!! Gue pacarin juga lama-lama!!" Pekik Sasti, cewek itu agaknya sedikit muak dengan perdebatan kedua orang itu.
"Dih siapa yang mau sama cewek kek dia, mending gue sama yang lain," ujar Kelvin.
"Heh lo pikir gue mau sama lo, gak usah kepedean jadi orang!!"
"Kelvin udah ya gue capek denger kalian debat hal gak penting, biarin Farra nulis dulu lo mending sana kerjain tugas."
Kelvin mengalah, cowok itu akhirnya meninggalkan Farra dengan rasa tak puas. Kelvin merasa hanya dengan menjahili Farra bisa terus berinteraksi dengan cewek itu. Kelvin jadi kesal sendiri karena Farra terlalu cepat marah, padahal ini semua kan hanya pura-pura, Farra sendiri yang meminta agar hubungan mereka tidak di ketahui banyak orang tapi malah cewek itu sendiri yang marah-marah jika Kelvin mengajaknya bergurau.
Farra melepaskan pulpennya saat pesan masuk kedalam ponselnya, diam-diam Farra tersenyum kecil sehingga orang tidak akan menyadari jika Farra tersenyum.
KN
|Pulang bareng gue, awas aja duluan.
|Tunggu orang pada pulang dulu baru kita pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Novela Juvenil"Gue suka sama lo, pacaran yuk." "Ck, gak niat banget lo nembaknya." "Mau gak?" "Iya." "Serius?" "Iya. Nanya lagi batal pacaran." "Eh, jangan."