Bab tujuh

6 1 0
                                    

BRENGSEKK!!! Pelakor!!"

Suara teriakan menggema di telingaku, aku langsung menoleh ke arah sumber suara dan berlari melihat apa yang terjadi

" Udah berapa kali aku peringatkan jangan dekat-dekat dengan Arthit lagi" Ujar Regina

Kathsara tersenyum tipis dia merapikan rambutnya nampak santai

" Dia pacarmu bukan?, kalau iya pacarmu seharus kamu malu punya cowo seperti dia,udah friendly, sok ganteng, merasa bisa dapetin semua cewe terus murahan lagi" Ucap kath

" an, kamu tau kan gimana akalnya si Arthit itu coba kamu jelasin siapa selama ini yang gatel aku atau kalian?" Lanjutnya

"....." Ekspresi mereka semua

" Ayo an ke kelas" Ajak kath aku mengikutinya

" Kath, kamu duluan aja tiba-tiba banget aku kebelet" Aku berlari kembali ke toilet

setelah selesai aku buang air kecil aku keluar dari toilet, merapikan rambutku sebelum aku masuk ke kelas

" An, " Tiba-tiba reva datang padaku

" Ada apa?" Tanyaku bingung

" aku cape " Tiba-tiba banget dia memelukku dengan erat 

" Kamu darimana berpakaian olahraga begini?" Tanyaku

" aku habis dari lapangan olahraga, aku cape, ngantok juga" dia mengeluh padaku

Aku melepaskan pelukannya aku melihat keringat mengalir di dahinya sangat banyak

" Kamu ganti baju gih, keringat mu banyak reva"

"iya bentar lagi aku ganti, tapi aku gak bau kan an"

aku mendekat ke arahnya mencium bau badannya tetapi bukannya bau tapi malah wangi heran banget sama anak ini, udah cakep wangi lagi

" Nggak rev, kamu berkeringat malah wangi. Aku gak Punya tisu untuk ngelap keringat kamu"

" Aku punya nih tolong lapin an" Dia menyodorkan tisu padaku

Aku meletakkan tisu nya pada mukanya hingga matanya tertutup

"An... Kok di tutup" Dia tertawa sambil merengek

Aku mengelapnya dengan pelan matanya terus memandangiku aku mengabaikan tatapannya

" Rev, kita masuk ke toilet aja yok aku takut nanti orng-orang ngeliat kita malah berpikir aneh"

" Ayoklah"

Setelah masuk ke dalam toilet aku baru lega, bayangin tadi kalau sampe Elisa melihat nya, habis lah aku bang

" Bibirku pucat kan an" Ucapnya sambil bercermin

" Iya pucat"

" Nih tolong Pakaikan Lips ini padaku" Ucapnya menyodorkan liptin padaku

Aku mengambilnya " Buka dikit mulut mu"

Dia mematuhinya tersenyum padaku " Lips nya enak an"

" Jangan di makan Rev"

" Tapi ini enak an"

" Jangan gerak-gerak reva!!"

Dia mengerucutkan bibirnya padaku mukanya jadi ngambek

" Diem Rev, nanti jadi blepotan" Ucapku pelan meratakan lipstik nya

" Kamu berteriak padaku, minggir an aku mau ke kelas " Ucapnya mendorong ku

Astaga anak ini sensitif sekali, aku menarik tangannya " Reva aku tidak berteriak aku hanya menyuruh mu jangan gerak-gerak"

We Can't Be FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang