bagian 6

24 0 0
                                    

Readers yang budiman.
Maafkan penulis karena baru kali ini sempat mempublish lagi cerita yang 1 ini.  Berhubung 1 dan hal lannya tak bisa di jelaskan. 

Selamat menikmati.  
-------------------------------------------------------

Segera ku telfon Adriana untuk menceritakan apa yang baru saja keenan lakukan. Dia sedikit spitcles sih. Dan aku melarang Adriana untuk jangan lagi menuruti kemauan keenan. Aku benar benar merasa gak enak disini.

Sedangkan keenan tetap saja ngeyel dengan sikapnya yang menurutnya benar. Dia juga berpesan supaya aku jangan lupa sekali kali mentraktir temanku. Huhhh.. kekasih yang baik mungkin, itu kata Wanda. Kekasih yang walaupun belum bertemu tapi sudah berusaha untuk membaur dengan sahabat kekasihnya. Gagasan traktiran langsung disambut antusias oleh Fahmi, yang memang gila makan. Sialaann dia itu. Apa dia gak tau kalau aku masih merasa gak enak.

Dan disinlah kami sekarang, disalah satu jambo(saung) dekat bibir pantai, kami memutuskan makan mie seafood. Dan aku yang bandarin. Oghek dan Emha sudah kembali memesan makanan, Oghek segera duduk disisi Wanda sambil menyerahkan minuman coklat dingin kesukaan Wanda. Kulihat rona merah di wajah manis Irwanda, entah hanya perasaanku saja atau memang usaha Oghek mendekati Irwanda sudah memasuki babak baru? Kulihat akhir akhir ini Wanda sudah sedikit lebih bisa menerima sikap hangat yang terang terangan Oghek berikan untuknya. Ohh manisnya pasangan ini, hahhh... aku langsung menatap Oghek dengan tatapan kepo dan menuntut penjelasan. Dan dia membalas dengan membulatkan bola mata malas malasan. Aku benar benar penasaran.

Ku kurim chat ke Oghek untuk menemuiku di tempat kerja Partime nanti malam. Dia pun setuju.

Makanan pun datang, wajah wajah mesin perontok the gecors langsung antusias menerima makanan sesuai pesanan masing masing, kami makan dengan lahap di iringi canda yang agak agak bocor ala-ala the gecors.

*******
Author pov.. 
Pukul 19.35 Oghek sudah datang ketempat kerja riski, sedikit bantu bantu pelanggan sembari mengobrol santai. Memang pelanggan agak sepi kalau malam begini, karena itu juga mungkin bayaran untuk pekerja malam yang lebih di dominasi anak sekolah butuh tambahan uang jajan justru lebih kecil.

Setelah lebih sepi riski pun mulai menanyai hubungannya dengan Wanda.

"Jadi, dah ada kemajuan nih kayanya ya pak? Doi sering blushing tu akhir-akhir ini ama perhatian ke bang". Sedikit catatan riski dan oghek juga salin memanggil bapak disini.  Entah karena apa.  Sekdar panggilan saja.

"yups,  begitulah typikal tsundere,,,, "

"Apalagi tuh Tsundere? Istilahnya banyak amat buat si Wanda, " tukas riski sambil mengelap gelas gelas yang baru di cuci dan meletakkannya ke rak.

"mmm...  Apa ya.  Jual mahal kali ya.  Mau,  tapi malu"

"elah, jadi menurut ke wanda itu jual mahal? "

"Gak tau juga ya,  keliatan kayak gitu gak sih?" oghek bertanya agak ragu dengan istilah ciptaannya sendiri

"kalau menurut aku sih,  gak ya.  Belum nyaman aja dia. Kan ke tau,  dia selama ini,  mantannya cewek semua,  lah sekalinya ini ada yang nekat ngebet banget jadiin dia pacar malah temennya sendiri, cowok pulak. Gimana gak puyeng dia" riski

"yaaa...  Iya sih.  Aku sendiri kalau dalam posisi yang sama juga pasti bingunglah. Belum lagi,  waktu itu sepulang dari pantai pas nganterin dia aku rada nekat lagi mepet-mepet, kelepasan sih.  Silap akunya kan, gemes sih,  liat dia kemejanya basah gitu"

"hah?  Ke ngapain pak?  Jangan bilang kalau ke grepe grepe dia ya?" riski memukul kepala oghek dengan tempat sedotan terdekat "kelewatan ke ya pak,  oficial juga belum dah mau mrawanin anak orang sembarangan"

cubing rights?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang