Cahaya matahari terasa menusuk mata Jenna yang masih terpejam. Suara-suara dari jalanan membuat kepalanya berdenyut dan pening. Dengan berat, Jenna membuka matanya. Pandangannya mengabur sejenak sebelum kembali jelas.
Kepala Jenna seperti dihantam batu besar. Perlahan Jenna duduk di ranjangnya, mengumpulkan kesadaran. Begitu sudah sadar sepenuhnya, Jenna nyaris berteriak melihat Kane sedang tertidur di sofanya.
"Kane?!" panggil Jenna mencoba membangunkan pria yang tidur dalam posisi duduk itu.
Kane bergerak kecil lalu membuka mata. Ia terkesiap. "Uh, ya?" gumamnya setengah sadar.
"Kenapa kau ada di sini?!" Jenna panik.
Kane berdeham sekali dan mengubah posisi duduknya menjadi tegak. "Cole benar. Kau merepotkan sekali saat mabuk."
Jenna menatap Kane dengan heran.
"Kau muntah begitu sampai di rumah. Bersikeras pergi ke kedai pizza dan pingsan di lantai dapur setelah merengek ingin membuat pizzamu sendiri," cerita Kane.
Wajah Jenna terasa memerah sekarang. Ia sudah diberitahu teman-temannya kebiasaan mabuknya yang merepotkan. Maka dari itu Jenna selalu mencoba menahan diri untuk tidak banyak minum. Hanya saja tadi malam keinginannya untuk minum bertambah dua kali lipat.
"Lalu kenapa kau bermalam di sini?" tanya Jenna.
Kane angkat bahu. "Aku ingin memastikan kau tidak pergi ke manapun. Aku tidak ingin bertanggungjawab jika sesuatu terjadi padamu karena aku orang yang terakhir terlihat bersamamu."
"Oh ternyata kau punya bakat jadi babysitter," cibir Jenna.
Kane bangkit dari sofa, merapikan kemejanya lalu berjalan menuju pintu keluar. Tapi Jenna dengan cepat mencegahnya.
"Apa yang kau lakukan bodoh?! Teman-temanku pasti ada di luar. Jika mereka melihatmu bermalam di sini—"
Tidak menggubris Jenna, Kane tetap membuka pintu dan berjalan keluar. Benar saja, Ana dan Iris sudah duduk di pantri menikmati sarapan mereka. Melihat Kane keluar dari kamar Jenna, keduanya menatap Jenna dengan tatapan berbeda. Ana terkejut dan bertanya-tanya, sedangkan Iris yang sudah tahu semuanya melotot dan tidak percaya Jenna bertindak bodoh dengan membiarkan Kane bermalam di sini.
"Selamat pagi," sapa Kane. "Aku tidak akan mengganggu kalian. Have a nice day," ujarnya berjalan ke arah pintu keluar.
Tiba-tiba suara pintu diketuk. Kane yang berada di dekat pintu membukanya. Cole langsung terkejut begitu melihat Kane membukakan pintu.
"Kenapa kau ada di sini sepagi ini?!" tanya Cole dengan nada tinggi.
Kane mundur selangkah. "Aku melakukan tugasku mengantar adikmu pulang."
Cole melihat Jenna dengan tatapan tajam. Ia tidak percaya dengan jawaban Kane. "Jenna?! Lo tidur sama dia?!" Ia beralih menuding ke arah Kane. "Kau tidur dengan adikku?!"
Shit! Shit! Shit!
Panik, Jenna menghampiri Cole yang sudah siap menantang Kane. "Cole, jangan gila! Gue nggak tidur sama siapapun!"
"Lalu jelaskan semua ini." Cole menjadi tegang.
Menghela napas, Kane bercerita. "Aku mengantar adikmu pulang. Dia bersikeras untuk melakukan hal aneh. Kau benar, adikmu sangat merepotkan. Aku hanya ingin memastikan adikmu tidak nekat dan melakukan hal yang bisa merugikannya."
Mendengar penjelasan Kane, raut wajah Cole berubah lebih tenang. Ia melihat Kane dan Jenna berulang kali. "Tidak terjadi apa-apa semalam?"
Jenna menggeleng. Kane tidak merespon dan hanya melirik Jenna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loathe You | BOOK 1 | TERBIT ✔️
Romance[LIMA CHAPTER TERAKHIR DIHAPUS UNTUK PROSES PENERBITAN] Hampir lulus kuliah, Jenna Lim hanya ingin segera punya pekerjaan agar tetap bisa menetap di New York. Dia kemudian mendapat pekerjaan sebagai anak magang di kantor milik Kane Hayes atas rekome...