*beberapa tahun yang lalu, kelas 3 SMA.
"Baiklah anak-anak. Sebagai rileksasi kalian menghadapi ujian akhir, kita akan melakukan sebuah karyawisata menuju Osaka," kata guru. Semua murid di kelas mulai bersorak sorai.
"Wah Osaka ya, lebih baik ku katakan kepada temanku di Osaka bahwa aku akan kesana," sahut Maya-chan sambil mengeluarkan ponselnya. Sekarang sedang jam bebas sehingga mengeluarkan ponsel di kelas diperbolehkan.
Guru yang memberitahukan berita ini, wali kelasku, kemudian meninggalkan kelas ini. Semua teman-temanku yang lain pun mulai berbincang mengenai acara untuk ke Osaka ini.
"Huft ...." Aku melipat tanganku di meja dan merebahkan kepalaku diatas lipatan tanganku.
"Tidak tidur lagi, huh?" tanya Maya-chan. Aku hanya mengangguk.
"Seperti biasa, insomnia ini perlahan membunuhku," keluhku. Dia kemudian memeluk pinggangku.
"Hei, aku tahu kau masih memikirkan dia bukan. Sudahlah, tidak perlu memikirkan laki-laki seperti itu. Ayo kita bersenang-senang di Osaka. Tenang saja, aku mengetahui beberapa tempat bagus di Osaka," katanya sambil menyandarkan kepalanya di bahuku.
Kami baru saja selesai ujian tengah semester, dan tiba-tiba saja sekolah mengusulkan bahwa kami akan melakukan karyawisata. Memang sedikit melegakan sih, tetapi, kami kan akan menghadapi ujian masuk universitas dan akan menghadapi pilihan kedepannya.
"Kita masih akan memasuki kepolisian bukan?" tanyaku.
"Tentu saja!" jawab Maya-chan. Aku hanya tersenyum. Aku mengeluarkan ponselku dan memasang earphone untuk mendengarkan lagu. Sementara Maya-chan memainkan ponselnya.
"Chi-chan, Chi-chan! Bangun, ayo kita makan ke kantin."
Aku membuka mata, kelihatannya aku ketiduran. Aku menggosok mataku dan mengangguk kearahnya.
"Kau tahu hari ini menu nya apa di kantin?" tanyaku. Maya-chan mengangguk, kami berdua berdiri dari tempat duduk kami dan mulai berjalan menuju keluar kelas.
"Chitose! Mayashiro! Kalian mau ke kantin kan? Titip dong," panggil seseorang. Kami berdua hanya mengangguk, aku menerima uang darinya dan mulai berjalan ke kantin.
"Menu di kantin hari ini sepertinya omurice, kalau aku tidak salah ingat ya," kekehnya. Aku juga hanya terkekeh. Aku tidak pernah membawa bekal karena memang aku jarang bisa membuat bekal.
Keberangkatan ke Osaka akan dilaksanakan seminggu lagi. Semua orang kelas tiga sedang membicarakan mengenai kepergian ke Osaka ini. Semuanya memerlukan persetujuan orang tua, namun aku sama sekali tidak memerlukannya.
Sepulang sekolah, aku berjalan pulang bersama dengan Maya-chan. Kami berpisah di di persimpangan dan aku mulai berjalan menuju pemakaman. menuju batu penanda makam kedua orangtuaku.
Aku menekuk kaki ku dan berjongkok di tengah-tengah dua batu penanda.
"Ayah, Ibu, aku akan menuju Osaka. Awasi aku dari atas sana ya? Semoga aku tidak mendapatkan masalah di Osaka. Aku sudah menyerah mengenai Ikeda, yah mungkin aku akan bertemu laki-laki yang lebih baik darinya, hehehe."
Setelah menyalakan dupa, aku menaruh manisan di altar kecil disana. Ayah dan Ibu menyukai manisan dan kami bertiga selalu ke kedai manisan untuk menikmati manisan disana.
Seandainya saja para saudara itu tidak terlalu serakah. Aku pasti masih bisa menikmati manisan bertiga dengan mereka. Masih bisa bersenda gurau bertiga. Dan sekarang aku harus mengurus bisnis keluarga nanti ketika aku sudah lulus SMA.
Tanganku menyeka air mata yang mulai terbentuk di sudut mata dan berdiri kembali. Aku kemudian meninggalkan area pemakaman dan berjalan menuju rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Raven (Indonesia)
Teen FictionSetiap pembunuh memiliki alasan mereka sendiri untuk menempuh kehidupan di jalur kematian ini. Dan alasanku adalah karena rasa sakitku di masalalu. Kemarilah, akan aku lihatkan kepadamu seorang pembunuh yang bergantung kepada obat-obatan dan rasa ha...