Suasana kelas mulai ramai dengan banyaknya siswa yang sudah datang. Meski begitu, pertanyaan "apa kau bisa datang ke rumahku malam ini?" dari Jun terdengar jelas di telinga Ara.
"Ke rumahmu? Ada apa?" Tanya Ara bingung, meski Ara sudah sangat sering keluar masuk rumah Jun sedari kecil.
"Ibu memintamu datang untuk makan malam. Bisa, 'kan?" Tanya Jun, sedikit berharap bahwa Ara bisa datang ke rumahnya malam ini.
"Ah, maaf. Malam ini aku sudah janji untuk pergi ke rumah Yuki bersama dengan Rika. Sampaikan maafku untuk Ibumu, aku akan datang lain kali." Wajah Ara sedikit cemas karena menolak permintaan Ibu Jun untuk datang makan malam.
Jun tersenyum lembut dan menggelengkan kepala, "Tidak apa-apa, aku akan sampaikan. Tidak perlu khawatir."
Di tengah pembicaraan itu, Yuki datang bersama dengan Rika. Mereka berjalan menuju meja Ara, kemudian menyapa,
"Selamat pagi." Sapa Yuki dengan suara lembut dan tenangnya.
"Ah, curang! Kenapa kalian bertiga bisa sekelas seperti ini?! Aku iri," Keluh Rika.
Melihat Rika yang heboh sendiri membuat Ara, Jun, dan Yuki tertawa.
"Rika, kita akan tetap makan bersama saat jam makan siang, oke?" Ajak Ara.
Rika tersenyum lebar, ikut tertawa bersama dan mengangguk. Pagi itu mereka lalui dengan membicarakan banyak hal, terutama mengenai apa saja yang mereka lakukan selama waktu libur sekolah. Tidak terasa, bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran pertama akan segera dimulai. Mendengar bel berdering, Rika langsung bergegas kembali ke kelasnya. Tidak lama kemudian, guru masuk ke dalam kelas dan pelajaran pertama dimulai.
***
Jam istirahat makan siang tiba. Ara dan Yuki menghampiri Rika menuju kelas 1-3, kemudian mereka berjalan menuju tangga. Ketika melewati ruang musik, Ara melihat kembali siswa yang tadi pagi ia lihat. Ara terhenti dan kembali memandangi siswa itu dengan mata yang berbinar dan hati yang berdegup kencang,
"Ara? Kenapa berhenti?" Tanya Yuki yang tersadar bahwa Ara menghentikan langkahnya.
"Kalian tahu siapa siswa itu?" Ara menunjuk ke dalam ruang musik, berharap salah satu dari mereka mengetahui siapa siswa itu.
Rika menjawab, "Ah, itu Takata Ryuuta, dia sekelas denganku."
"Takata Ryuuta..." Ara menyebut namanya pelan sambil memandangnya dan hatinya berdegup kencang kembali. Ia merasa sangat senang hanya dengan mengetahui namanya, meski Ryuuta tidak mengetahui apapun tentangnya. Ara kemudian terkejut dan melepaskan pandangannya dari Ryuuta ketika Rika menarik lengannya,
"Ara, ayo, aku sudah lapar!" Rengek Rika, membuat Ara dan Yuki tertawa dan mengikutinya berjalan kembali menuju kantin.
Selama perjalanan ke kantin, Ara terus menerus teringat oleh Ryuuta. Tebakannya tadi pagi bahwa Ryuuta bertubuh tinggi nyatanya benar. Ketika melihatnya kembali di ruang musik, Ryuuta sedang berdiri sembari mempersiapkan alat drum-nya. 'Mungkin tingginya sekitar 180 sentimeter? Ia sangat tinggi, tubuhnya juga tegap'. Membayangkannya membuat Ara tidak berhenti tersenyum dan membuat ia ingin melihat Ryuuta lebih dekat. Setiap teringat oleh Ryuuta, hatinya pasti berdegup kencang kembali.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya mereka sampai di kantin. Mereka mengambil makanan dan duduk di salah satu meja. Rika kemudian bertanya kepada Ara,
"Hei, Ara, kenapa kau menanyakan mengenai Ryuuta tadi? Kau bahkan menghentikan langkahmu hanya untuk melihatnya."
"Oh... Uhm, itu karena aku hanya penasaran saja. Jam makan siang itu harus digunakan untuk makan, bukan berada di dalam ruang musik, kan?" Ara mengaduk-aduk makanannya, gugup karena tidak ingin teman-temannya mengetahui bahwa ia menyukai Ryuuta.
Jelas jawaban itu terdengar konyol bagi Rika. Ia menyeringai,
"Sepertinya ada yang jatuh cinta di tahun terakhirnya bersekolah," goda Rika, membuat Yuki tertawa.
"H-hei! Tidak seperti itu...!" Elak Ara dengan wajah memerah, membuat Rika dan Yuki tertawa lebih keras. Meski mereka tidak pernah melihat Ara jatuh cinta sebelumnya, namun semua jelas tergambar hanya dari wajahnya.
Sambil melanjutkan makannya, Yuki kembali memulai pembicaraan dengan wajah yang serius,
"Aku pernah mendengar beberapa kali mengenai Ryuuta dari adik kelas pada saat kami berlatih voli,"
Ara menghentikan makannya lalu melihat ke arah Yuki, menunggu apa yang akan selanjutnya Yuki katakan. Ia berharap apa yang didengar oleh Yuki mengenai Ryuuta bukanlah hal yang buruk. Sambil menunggu penuh harap, hatinya berdegup kencang kembali. Kali ini khawatir bahwa ia akan mendengar hal yang tidak ia inginkan mengenai orang yang ia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
AS THE SKY FALLS DOWN
RomanceAra, siswi kelas tiga SMA yang ceria, jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Ryuuta, siswa dengan kepribadian dingin. Awalnya, hubungan mereka manis dan penuh warna, namun perlahan berubah saat Ara sibuk dengan kegiatan sekolah dan teman-temannya...