4. Laki-Laki Nekat

228 40 6
                                    

Haiii ... selamat malam, dunia oranye. Semoga kita semua sehat2 dan bahagia selalu. Amin. 😇

Happy reading ...💖

Maxi Iglesias: Daniel Mosha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maxi Iglesias: Daniel Mosha

Wajah Daniel luar biasa sumringah ketika melihat kerutan di kening Brigitta. Jantungnya berulah aneh saat mata indah itu seolah protes dengan keberadaan Allura, adiknya.

"Siapa, Bang?" tanya Allura heran. "Mangsa baru ya?"

"Calon kakak ipar kamu, Al." Daniel nyengir lebar dengan bahagia.

Allura mengernyit. "Aku nggak percaya. Soalnya semua perempuan kenalan Abang selalu Abang bilang calon kakak iparku."

"Kali ini beneran, Al. Nggak bakalan meleset lagi."

"Suka-suka Abang ajalah. Yang ngejalanin kan Abang sendiri."

"Kali ini beneran, Al. Mama sama papa juga udah tahu kok."

Allura mengernyit tidak percaya. "Mama kok nggak pernah cerita sama aku ya?"

Daniel mengangkat bahunya sambil tersenyum lebar. "Nggak tahu deh."

"Oh ya ampun! Senyum Abang bener-bener nyebelin!" gerutu Allura saat melihat mata Daniel mengikuti sosok Brigitta yang keluar dari Brielle's Cafe bersama teman-temannya.

Daniel bahkan melambaikan tangan dengan sok akrab kepada mereka. Namun entah kenapa Daniel bangkit dan mengejar ketiganya hingga keluar cafe.

"Brigitta!" panggilnya.

Brigitta menoleh dengan wajah cemberut yang Daniel suka.

"Iya, Pak. Ada apa ya?"

"Nanti malam aku balik ke KL, boleh nggak aku telepon kamu?"

"Untuk apa?"

Nada sinisnya bener-bener deh. Kalau Daniel bukan petarung, mungkin dia akan langsung mundur teratur. Tapi untuk gadis yang satu ini, Daniel tidak akan mundur. Semakin Brigitta ketus, semakin Daniel tertantang.

"Untuk nanyain perkembangan mamaku, Git."

"Kenapa Bapak nggak langsung telepon mamanya aja?"

"Aku lebih seneng denger suara kamu, Git. Suara kamu bisa bikin hariku ceria lagi!"

🌻🌻🌻

Frans sebenarnya tidak terlalu suka bila harus terbang ke New York. Itu sebabnya kemarin dia ingin mengajak Brigitta bersamanya sekalian berlibur di sana. Lagipula dia ingin melakukan pendekatan yang lebih intensif dengan gadis itu.

Tapi Brigitta menolaknya.

Hati gadis itu sangat sulit untuk ditembus.

New York mengalirkan sejuta kenangan tentang Alena, almarhum istrinya. Mereka bertemu di kota ini, di Manhattan tepatnya dan berbulan madu juga disini. Frans hanya ingin mengganti kenangan itu bersama Brigitta tapi sekali lagi, Frans mendengus kesal.

Risalah Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang