5. Perjalanan ke Barcelona

341 67 38
                                    

Haiii ... selamat malam Minggu. Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan bahagia. Amin.

Sebelum kalian kencan malam Minggu, baca Brigitta dulu ya ...

Happy reading ...

🌻🌻🌻

Maxie Iglesias: Daniel Mosha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maxie Iglesias: Daniel Mosha

Minggu lalu ketika Daniel Mosha muncul tiba-tiba di depan pintunya dan membawanya pergi, rasanya seperti mimpi bagi Brigitta. Bersama Sandro, dia belum pernah mengalami hal-hal kejutan seperti itu.

Mungkin karena perbedaan usia mereka sangat jauh, 9 tahun. Ketika Sandro sibuk kerja, Brigitta masih asyik bermain-main dan ketika Brigitta mulai serius bekerja, dia menikah dengan Sandro. Saat dia mulai menikmati perannya sebagai istri, Sandro mulai sakit.

Lengkaplah sudah!

Daniel juga sudah berumur tapi pria itu selalu tertawa. Satu hal yang sempat Brigitta lupakan beberapa tahun terakhir ini.

Awalnya Brigitta cemberut dan kesal karena Daniel sudah 'menculiknya' tanpa memberi kesempatan dirinya untuk mandi. Ya sebenarnya, walaupun Brigitta sempat mandi juga belum tentu mau ikut dengan Daniel, kalau bukan 'diculik'.

Tapi pria itu tidak berhenti berusaha untuk membuatnya tersenyum.

Karena masih jam 10an, Daniel membawanya makan Bubur Ayam di Menteng yang notabene lumayan jauh dari apartemennya Brigitta di Casablanca. Brigitta benar-benar tidak mau turun dari mobil karena tidak percaya diri.

Intinya dia belum mandi dan takut tubuhnya berbau tidak enak.

Tapi Daniel santai saja ketika Brigitta mengomel panjang lebar. Dia turun dari mobil dan memesan 2 porsi Bubur Ayam yang mereka makan di dalam mobil. Setelah makan bubur, Daniel membawanya keliling Jakarta yang Brigitta tidak tahu kemana. Yang jelas selama di mobil, Daniel mengoceh tentang dirinya dan keluarganya. Brigitta hanya diam mendengarkan.

"Kamu suka makan di warung pinggir jalan nggak, Git?"

"Haa?" Brigitta kaget.

"Suka nggak?" ulang Daniel. "Atau kita makan siang di mal aja?"

"HAA?! NGGAK! NGGAK YA, BANG!"

Daniel terpaku dan Brigitta juga. Akhirnya keduanya tersadar.

"Ehh ... Pak, maksud aku."

"Aku seneng banget malah kalo dipanggil 'abang'. Jangan berhenti manggil 'abang' ya, Gita."

Brigitta terdiam.

"Karena kamu belum mandi dan nanti protes kalo Abang ajak ke mal, jadi kita makan Pecel Ayam aja ya di warung pinggiran langganan Abang di Setiabudi."

"Emangnya Bapak ..."

Risalah Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang