2. Debaran Aneh

519 92 65
                                    

Haiii ... selamat malam👋. Semoga kita semua selalu sehat dan bahagia ya. Amin. 😇🤲

Pada kemana semua pembaca mami ya???? Masa sudah selama itu, chapter 1 kemarin baru 300an yang baca??? Semoga kalian tetap sehat ya. 🙏🤍

Happy reading ...

🍀🍀🍀

Maxie Iglesias: Daniel Mosha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maxie Iglesias: Daniel Mosha

Daniel sudah sering melihat gadis itu mondar-mandir di rumah sakit kanker ini sejak hari pertama mamanya memulai perawatan.

Gadis itu selalu datang dengan pasien yang berbeda-beda dan biasanya para pasien itu seumuran mamanya.

Awalnya Daniel tidak terlalu memperhatikan gadis itu tapi hampir semua pasien membicarakan tentang kebaikan dan keramahannya.

"Namanya Mbak Gita," ucap salah seorang pasien yang duduk di sebelah mama. "Dia itu koordinatornya pendamping lansia, Bu."

"Oh ada ya yang seperti itu?" Mama mulai antusias.

"Ada, Bu. Kalo pas saya lagi nggak ada yang nemenin ke rumah sakit, saya langsung telepon Mbak Gita dan dia akan kirim salah satu pendamping untuk saya. Bisa kok kalo dijemput langsung ke rumah."

"Biayanya berapa, Bu?" tanya mama lagi.

"Untuk pendampingnya 100 ribu sehari, Bu. Kalo untuk biaya penjemputan dan yang lainnya, biasanya langsung ke yayasannya."

"Boleh minta nomer telepon Mbak Gita nggak, Bu?"

Tanpa sepengetahuan mama, Daniel sudah menyalin nomor handphone gadis itu, Brigitta Sutomo ke dalam daftar kontaknya di handphone. Bukannya Daniel merasa perlu tahu tapi mungkin saja dia akan membutuhkan bantuan Brigitta untuk menolong mama bila Daniel atau papa sedang berhalangan.

"Nggak apa-apa kok, Bang kalo lusa kamu nggak bisa nemenin Mama kemo," ucap mama saat mereka sarapan pagi itu.

Daniel memang sedang dilema sejak kemarin. Lusa dia harus berangkat ke Kuala Lumpur untuk memeriksa perusahaan mereka di sana. Sudah hampir 10 hari dia berada di Jakarta. Mau tidak mau dia harus pulang dan mengurus pekerjaannya.

Sejak setahun lalu mama divonis Kanker Payudara stadium 3, papa memutuskan supaya mereka pindah ke Jakarta saja. Bukan hanya karena mama lebih percaya pelayanan rumah sakit di Jakarta tapi juga karena beliau ingin dekat dengan Allura, adik perempuan Daniel yang sudah menikah dengan Barry Anugerah.

Waktu itu mama bilang, "Mama pengen di sisa hidup Mama ini bisa lihat cucu-cucu Mama, Arkana dan Aurora setiap hari."

Papa dan Daniel mengalah.

Papa memutuskan pensiun dan pindah ke Jakarta bersama mama dan Joachim sedangkan Daniel masih menetap di Kuala Lumpur untuk mengurus perusahaan mereka. Namun lama-kelamaan, Daniel tidak tega juga melihat papa dan Allura bolak-balik menemani mama ke rumah sakit.

Risalah Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang