Bagian dua puluh sembilan | Jiyon dan para gebetannya

142 5 5
                                    

⚠️WARNING!!⚠️

(Perlu di pahami bahwasanya di Cerita bersajak "Absurd Pernikahan" ini, mengandung konten yang mungkin hanya cocok untuk beberapa kalangan, sebab memiliki beberapa kata kasar dan Dewasa, maka dari itu diharapkan para readers tercinta ambil bijak dalam membaca cerita ini!!)

______________________________________

Hi semuanya, kembali lagi bersama Author yg baik hati

Udah pada makan?

Gak usah lama-lama deh..

Happy Readingg...

___
__
_

"Menikmati masa muda itu keharusan, dan punya pacar sepuluh itu wajar, selagi kita belum terjerat dalam janji cinta sehidup semati dengan seseorang!"
_Jiyon_



"Iya sayang, nanti aku beliin yang paling mahal, ya!"

"Janji!?"

"Iya janji! Yah udah, aku matiin dulu teleponnya, ya!"

"Oke sayangku!"

Jiyon buru-buru memencet ikon berwarna merah untuk mematikan panggilan yang baru saja ia lakukan dengan pacarnya. Namun, tiba-tiba saja ponselnya kembali berdering.

"BUBUBBB!" Teriakan keras terdengar begitu Jiyon mengangkat panggilan, membuatnya segera menjauhkan ponsel dari telinganya. Jika tidak, gendang telinganya bisa-bisa pecah.

"Aduh, gak usah teriak-teriak!" seru Jiyon.

"Gimana aku gak teriak, kamu ingat gak ini hari apa?" tanya seorang cewek di seberang sana.

Jiyon berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Hari Senin?"

"Ihh! Tuh kan, bubub lupa!" teriak cewek itu lagi.

"Loh, loh, emangnya ini bukan hari Senin?"

"Ini emang hari Senin, tapi Bubub gak ingat kalau hari ini aku ultah!"

Mata Jiyon melebar. Sial, bisa-bisanya ia lupa jika hari ini adalah ulang tahun pacar ke-limanya.

"Mana ada bubub lupa," sanggah Jiyon cepat, meskipun ada sedikit kebohongan di sana. "Bubub kan mau ngasih kejutan, nanti kita makan malam bareng deh!"

"Janji?" tanya pacarnya memastikan.

"Iya, bubub janji!" jawab Jiyon sambil menghela napas. "Udah dulu, nih jaringannya jelek!" katanya lagi, segera memutus panggilan tersebut.

Dengan napas terengah setelah meladeni dua gebetannya, Jiyon meraih es teh dan meneguknya sampai habis. Ia hendak berbicara pada temannya, namun lagi-lagi deringan panggilan masuk menghalanginya.

"Halo sayangku cintaku semestaku," sapa Jiyon setelah mengangkat panggilan tersebut dengan nada manja yang dibuat-buat. Vandra dan Arta, yang sudah sejak tadi mendengarkannya, benar-benar ingin muntah.

Absurd Pernikahan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang