"Aku mohon..." rintihan terdengar dari seorang gadis yang sedang berlutut dihadapan seseorang yang sepertinya adalah seorang ternama."Aku mohon jangan aku..."
"Alah bacot!"
Orang itu langsung menarik rambut gadis itu hingga gadis itu berteriak kesakitan.
"Ahh!! Lepasin..."
"Bayar hutang keluarga mu dahulu, nanti aku akan melepaskan mu."
"T-tapi aku tidak punya uang..."
"Ish ayolah kak! Bayar pake tabungan Kakak dong!" sahut adik dari gadis itu.
"Tapi aku tidak punya uang sebanyak itu, Dek."
"Bayar tinggal bayar, bangsat."
"Sialan. Kenapa aku tiba-tiba teringat kejadian brengsek itu?" gumam Risu sembari mengepalkan tangannya dan wajahnya yang memerah.
"Kamu kenapa, Ris?" tanya Ollie dengan khawatir.
"Gapapa kok, Lie. Cuma teringat masa lalu yang brengsek itu."
"Ohh...? Oke..."
——
Risu dan Ollie berangkat sekolah bersama agar Risu tidak terkena ejekan para murid-murid di sekolah. Namun, mereka berdua tetap saja terkena ejekan.
"Lie, mending kita berhenti temenan aja, ya? Aku ga enak kalo kamu diejek gini...," ucap Risu sembari menatap wajah Ollie.
"Gapapa, Ris. Aku beneran gapapa," jawab Ollie dengan senyuman manis yang terpancar dari bibirnya.
Mendengar itu, Risu langsung tersenyum lebar sembari menangis terharu, "Lie, kamu benar-benar baik sekali, aku beruntung punya kamu dihidup ini."
"Ahaha, iya kah?"
"Iya!"
Lalu Risu memeluk Ollie dengan lembut, dan Ollie pun membalas pelukannya. Pelukan itu sangat lembut, pelukan yang tak pernah Risu rasakan sejak dulu.
"Jangan pernah tinggalin aku ya, Lie?"
"Tentu!"
Risu dan Ollie berpelukan semakin kencang, lalu lonceng berbunyi menandakan pelajaran akan dimulai.
"Ayo ke kelas, Ris."
"Ayo!"
Mereka berdua pun menuju ke kelas bersama-sama, dan seperti biasa, mereka disambut dengan tatapan tajam dan jijik dari teman kelasnya.
Walau Risu dan Ollie merasa tidak nyaman, mereka berdua tetap membalasnya dengan senyuman hampa.
"Alah jangan sok ramah ya," ejek Suisei.
"Bacot, Anjing. Lu mending diem deh," gertak Ollie yang kesabarannya sudah habis.
"Waduh! Udah berani ngelawan ya sekarang?" ucap Suisei dengan nada meremehkan.
"Bacot. Dari pada lu yang beraninya rame-rame ga berani sendiri, pengecut ya aslinya?"
"Sialan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Derita anak sulung [On Going]
FanfictionMenjadi anak sulung itu sakit, ya? Ayunda Risu, sebuah gadis ceria yang harus menanggung beban keluarga nya sendirian. Dan ia juga harus membiayai hidupnya sendiri dan ke-dua adik tercintanya yang padahal kedua adiknya sangat membenci Risu. Moona H...