[ FANFICTION : TIME TRAVEL SERIES ]
☠️ WARNING TYPO BERTEBARAN
Azura Gabriella, seorang psikiater yang mengalami kecelakaan ketika sedang pulang menuju rumahnya. Tanpa Azura sangka, dirinya kembali ke 6 tahun yang lalu saat dirinya masih kuliah.
Sa...
Saat sampai di apartemen, Azura menaruh barang belanjaannya terlebih dahulu di meja dapur. Setelahnya ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Menghabiskan waktu delapan menit untuk mandi dan merapikan diri, setelah itu Azura langsung membereskan barang belanjaannya yang berada di dapur dan memasukkannya ke dalam kulkas.
Selesai beres-beres Azura merasa lapar, dengan cepat ia mengambil mie dan membuka bungkus nugget untuk ia masak.
Saat makanan sudah siap ia membawa makanan yang sudah ia masak tadi ke ruang tamu, sembari menonton tv di sana.
Sedang asyik-asyiknya menonton, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dilihatnya ada nomor tak di kenal mengirimkan pesan padanya.
+62812xxxxxxxx | Malam ini, jangan lupa
| Aku menunggumu, Zura
Azura mengernyit membaca pesan dari nomor tak di kenal itu, ia tidak kenal siapa pengirim pesan ini. Apa itu hanya orang iseng?
Ting!
Tak lama kemudian si pengirim pesan itu mengirimkan pesan lagi. Matanya melebar saat tau siapa pemilik nomor itu.
+62812xxxxxxxx | Jayden.
Bagaimana bisa Jayden mengetahui nomor ponselnya? Seingatnya ia tak pernah bertukar nomor teleponnya pada pria itu.
Buru-buru Azura menghabiskan makanannya yang tersisa, dan setelah makanannya habis Azura langsung keluar dari apartemennya menuju apartemen Jayden yang berada di sebelahnya.
🎤🎤🎤
Azura menekan bel apartemen Jayden beberapa kali sampai pemilik apartemen itu membuka pintu, Azura terpaku beberapa detik melihat tampilan santai pria itu.
Yang hanya memakai baju tidur panjang berwarna sage, rambut hitamnya yang berantakan. Namun, tak urung mengurangi ketampanan pria itu.
“Masuklah,” ucap Jayden pelan.
Azura segera tersadar, ia mengerjap beberapa kali. Dengan langkah kaku ia masuk ke dalam apartemen pria itu.
Mungkin ini menjadi kedua kalinya Azura masuk ke dalam apartemen milik Jayden, setelah kehidupan yang pertamanya.
Ia menatap ke sekeliling, terlihat sangat rapih dan bersih. Ruangan yang didominasi warna hitam dan abu membuat apartemen milik Jayden terlihat elegan.
Sepanjang jalan, Azura diam mengikuti Jayden dari belakang. Entah ke mana pria itu akan membawanya.
Tak lama kemudian mereka sampai di depan pintu berwarna coklat, terlihat Jayden membuka pintu itu dan masuk ke dalam sana.
Sementara Azura yang melihat itu masih berdiam diri di tempatnya, Jayden yang tak mendengar suara langkah kaki gadis itu pun menoleh ke belakang.
Jayden mengernyit saat melihat gadis itu hanya berdiri di depan pintu masuk, “Sedang apa kau berdiri di situ?” tanyanya.
“Memangnya aku boleh masuk?” tanya Azura balik dengan tatapan polosnya.
Jayden mengangguk pelan sebagai jawaban. Mendapat izin, barulah Azura masuk ke sana.
Jika tadi ia dibuat terpana melihat isi dalam apartemen Jayden, beda lagi jika sekarang ia dibuat tercengang melihat ruangan ini yang ternyata adalah ruang studio musik milik Jayden.
Ada berbagai macam alat di sana seperti komputer, laptop, headphone, dan beragam alat musik lainnya yang tak Azura ketahui namanya.
“Boleh aku bertanya sesuatu?” tanya Azura memecah keheningan.
Jayden menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya.
“Apa maksudmu mengajakku kemari?” tanya Azura pada akhirnya.
Jayden tak langsung menjawab, ia mendudukkan dirinya di kursi menghadap laptop yang sedang menyala.
Azura diam memperhatikan gerak-gerik pria itu, menunggu jawaban dari Jayden.
“Kau duduklah di sana,” ucap Jayden menunjukkan sebuah sofa. Azura memilih mengikuti perkataan pria itu.
Setelah dirinya duduk, Jayden memutar kursinya menghadapnya. “Aku butuh bantuanmu, dan aku harap, kau mau membantuku.”
Azura mengernyit mendengarnya, “Memangnya kau mau meminta bantuan apa dariku?”
Jayden menatap gadis itu intens. “Aku sedang membuat lagu, dan aku membutuhkan teman duet wanita untuk bisa menyelesaikannya,” ucap Jayden.
“Kenapa harus aku? Aku tidak se ahli dirimu dalam bernyanyi,” ucap Azura mencoba menolaknya secara halus.
“Tidak ada salahnya untuk mencoba bukan?” ucap Jayden.
“Tapi tetap saja, lagi pula kenapa harus aku? Kau bisa mengajak wanita lain yang ahli dalam bermain musik, tidak sepertiku,” ujar Azura berusaha menolak lagi.
“Tapi aku rasa suaramu cocok untuk duet laguku ini,” ucap Jayden tak menyerah.
“Bagaimana kau se yakin itu kalau suaraku cocok?” tanya Azura curiga.
Jayden melipat kedua tangannya di dadanya, “Aku pernah melihatmu sedang menyanyi sewaktu di taman belakang kampus waktu itu.”
Otak Azura berusaha keras memikirkan perkataan Jayden barusan, lalu ingatannya teringat, saat itu Azura sedang menunggu Manda yang sedang menemui dosen.
Karena bosan menunggu Manda, Azura menyalakan musik dan bernyanyi kecil mengikuti alunan musik itu, tapi ia tak menyangka ternyata Jayden ada di sana juga dan mendengar suaranya.
“Jadi bagaimana? Apa kau mau menolongku?” tanya Jayden memastikan.
Azura menelan ludahnya susah payah, ia menghela napas kecil dan kemudian mengangguk.
“Tapi, aku punya permintaan,” ucap Azura menatap Jayden serius. Jayden diam menunggu apa yang ingin gadis itu katakan.
“Aku mau identitasku disembunyikan, tidak perlu diberitahu pada siapa pun kalau itu suaraku.”
Jayden menatap gadis itu aneh, sebenarnya ia ingin bertanya apa alasan gadis tidak ingin orang tau jika itu suaranya?
Namun, Jayden mengurungkan niatnya untuk menanyakan itu. Biar lah itu menjadi privasi gadis itu sendiri, ia tak berhak untuk tau. Asalkan gadis itu sudah mau membantunya.
“Baiklah kalau itu mau mu,” final Jayden.
☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎
To Be Continued
MK Jayden lagi buat lagu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dilihat dari sisi mana pun, Jayden tetap ganteng, ya?" - Azura Gabriella.