"Kau mau ke mana?" Pertanyaan yang langsung ia berikan, begitu ia membuka netranya, netranya ini langsung menangkap keberadaan suaminya yang tengah memakai jam, serta sudah rapih dengan pakaian formalnya.
Oh, katakan kalau dia ini bodoh. Bisa-bisanya ia bertanya kepada suaminya yang sudah memakai pakaian formal. Yang pastinya lelaki tampan itu tengah bersiap untuk menuju kantor.
"Tentu saja ke kantor. Bukan kah pagi ini kau ada kelas juga?" Jawaban yang langsung ia berikan yang masih mempersiapkan diri untuk pergi ke kantor, seraya memperingatkan istrinya lagi mengenai jadwal kuliahnya hari ini.
"Benarkah?" Tanyanya sekali lagi, guna memastikan lagi. Pasalnya ia sangat lupa mengenai pelajaran hari ini. Bukan hanya pelajaran hari ini saja. Ia juga lupa kalau pernikahannya dan kecelakaan yang telah di alaminya itj sudah berlalu selama satu minggu.
"Iya sayang. Mr. Alexander sudah menunggu kamu di kampus. Kau tidak ingin bergegas? Atau perlu aku menggendong kamu sampai kamar mandi?" Usulan yang ia berikan, yang langsung di tolak oleh sang istri. Istrinya juga langsung menghadiahi dirinya sebuah lemparan bantal.
"Mesum." Ucapnya, sebelum ia beranjak dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, meninggalkan suaminya.
Dan ia hanya bisa terkekeh begitu mendengar ucapan sang istri. Ia langsung berinisiatif untuk merapihkan tempat tidurnya. "Sayang. Aku tunggu di meja makan! Jangan lama-lama ya! Ingat, dosenmu itu sangat menyebalkan" Peringatnya, sebelum keluar dari kamar mereka.
--"Sehabis kelas, aku ingin pergi bersama dengan temanku." Serunya meminta izin kepada suaminya ini, sebelum ia keluar dari mobil suaminya.
"Aku izinkan. Tapi jangan pulang terlarut malam. Aku akan menjemput--" belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, istri kecilnya ini sudah lebih dulu mengintrupsi ucapannya.
"Tidak usah! Kalau kau menjemput aku? Temanku akan pulang dengan siapa?!" Seruan yang ia berikan di iringi dengusan kesal, mengintrupsi ucapan suaminya.
"Oke. Tapi kau sudah pastikan kalau tidak pergi bersama laki-laki? Kau tau, aku tidak akan mengizinkan dirimu kalau kau pergi bersama laki-laki, atau ada laki-laki di dekat kamu." Peringatnya yang akhirnya pasrah, namun mengingatkan kembali mengenai peraturan untuk istrinya.
Dan ia hanya bisa memutarkan kedua bola matanya jengah. Padahal pernikahan mereka itu hanya sebuah taruhan. Kenapa suaminya ini melarang dia? Aneh emang suaminya ini. "Kenapa? Kau cemburu aku dekat dengan lelaki lain?" Tanyanya yang langsung di balas anggukkan kepala oleh suaminya.
"Tentu saja. Kau istriku. Mana ada suami yang tidak cemburu ketika istrinya berdekatan dengan pria lain." Jawaban yang ia berikan tanpa ragu akan pertanyaan yang diberikan oleh istrinya.
"Ya ya ya. Terserah kamu. Kau membuat diriku terlambat karena ocehan klasik dan tidak berguna-mu ini." Serunya seraya menyulurkan lidahnya guna meledek suaminya ini, lalu pergi keluar dari mobil suaminya tanpa menunggu balasan dari sang suami.
Dan sang empuh hanya bisa menggelengkan kepalanya, ketika melihat tingkah istri kecilnya itu. Tanpa menunggu lama, ia langsung menyetirkan mobilnya meninggalkan area kampus sang istri.
Dia tidak kuliah juga? Bukan kah dia juga berkuliah di kampus istrinya? Tidak! Ia langsung keluar dari kuliahnya setelah dirinya menikahi istrinya. Toh untuk apa kuliah kalau jarang sekali masuk kelas.
---"Jadi, apa yang kau dapatkan, Elijah?" Pertanyaan yang langsung ia berikan kepada tangan kanannya, yang saat ini dirinya sudah duduk di bangku kebanggan miliknya. Menatap Elijah, yang merupakan tangan kanan handalannya.
"Kita tidak menemukan apapun, Nick. Orang itu lebih memilih untuk mati daripada memberikan informasi untuk kita." Jawaban yang ia berikan akan pertanyaan yang diberikan oleh bosnya ini. "Dan bagaimana mengenai istri cantikmu itu? Apakah kau sudah menemukan sesuatu antara istrimu dengan Gerard Family?" Pertanyaan balik yang ia berikan untuk bosnya.
Hembusan nafas kasar langsung ia keluarkan dan sukses memenuhi ruangan, begitu ia mendengar pertanyaan dari anak buahnya ini. "Aku tidak menemukan--" belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya ini sukses membuat ucapannya terpotong begitu saja.
"Belum! Kau belum menemukannya karena pergerakan yang kau lakukan sangat lambat, Nick!" Seruan yang diberikan oleh seorang wanita yang dengan lancangnya masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu.
"Rebekah Mikaelson, biasakan mengetuk pintu ke ruangan-ku!" Geramnya guna memperingati wanita yang baru saja masuk dan langsung mengintrupsi dirinya.
"Perduli setan. Oh Nick! Apakah kau gila dengan menempatkan aku dengan pria bernama Luke Gerard? Kau ingin membunuh diriku?!" Desisan terdengar keluar dari mulut Rebekah, akan keputusannya yang menyuruh dia untuk dekat dengat pria bernama Marcel Gerrard untuk menggalih informasinya dia.
"Ck! Kau ini perempuan dan Luke itu lelaki. Luke itu pria normal yang masih menyukai wanita! Masa iya aku mendatangkan pria untuk dirinya!" Balasnya akan pertanyaan retorik wanita ini.
Rebekah hanya memutarkan bola matanya jengah, dan mengedihkan bahunya acuh. "Kau ragu mengenai istri cantikmu? Kau ragu apakah istri cantikmu itu manusia murni yang tidak tau apa-apa, atau hanya bersandiwara akan semuanya seperti apa yang kau lakukan? Kau ragu apakah istrimu itu hanya memiliki satu nama, atau ada nama lain yang sudah kau targetkan dari awal? Harley Marshall misalnya." Tanyanya, yang saat ini sudah menatap pria yang ada dihadapannya dengan seringaian yang terpantri di wajahnya.
"Come on, Nick! Kau bisa menyuruh aku untuk menyelidiki identitas istrimu daripada pria sialan iru. Aku yakin akan mendapatkan seluruh informasi mengenai istri cantikmu dalam sekejap." Serunya lagi, seraya menaik turunkan alisnya. Memberikan tawaran untuk bosnya.
"Dan aku tidak membutuhkan hal itu, Bekah. Aku akan mengurus istriku sendiri dan kau hanya perlu fokus kepada misi yang aku berikan." Tolakan yang langsung ia berikan akan tawaran yang diberikan wanita ini.
"Ck! Padahal aku sangat menyukai dirimu yang memberikan aku misi untuk menyelidiki istrimu daripada berurusan dengan Marcel Gerrard! Kau tak asik!" Cibir Rebekah, lalu pergi meninggalkan ruangan bosnya.
Baik ia maupun Elijah hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat tingkah random Rebekah. Apakah ia salah memberikan misi kepada Rebekah dengan sikap random miliknya itu?
"Nick. Apa yang akan kau lakukan, jika ternyata istrimu itu adalah Harley Marshall?" Pertanyaan yang langsung Elijah, yang mewanti-wanti akan pertanyaan yang ia berikan.
Ia langsung terdiam sejenak begitu mendengarnya. "Membunuhnya, tentu saja. Kita akan tetap pada tugas kita bukan? Menghabiskan seluruh Mafia yang ada di muka bumi ini." Sahutnya.
"Tapi Nick, dia kan hanya tangan kanan Gerrard." Peringat Elijah.
"Elijah, apakah kau lupa mengenai tugas kita? Kita akan melenyapkan seluruh, tanpa tersisa sedikit pun. Mau itu Ketua Mafia, tangan kanannya, ataupun anggotanya." Serunya memperingati kembali mengenai moto organisasi mereka.
Elijah meringis begitu mendengar jawaban yang diberikan oleh bosnya. Bosnya itu orang yang paling konsisten mengenai tugas yang ia emban tanpa pengecualian apapun. "Lalu apa yang akan kau lakukan kalau ternyata dia itu hanya orang biasa?" Tanyanya lagi. Sungguh, ia sangat penasaran akan hal ini.
"Entah-lah. Aku juga tidak tau mengenai hal itu. Aku juga masih memikirkannya. Apakah aku akan melanjutkan pernikahan ini atau malah berakhir di perceraian." Seruan yang ia berikan. Dia sendiri juga tidak tau.
Karena sungguh, ia belum pernah memikirkan hal itu. Alasan dirinya ini menikahi istrinya secara tiba-tiba ya karena itu. Karena dia ingin mencari tau siapa istrinya yang sebenarnya. Apakah istrinya ini orang yang ia cari selama ini, atau bukan. Jadi, dia sendiri tidak tau mengenai rencananya ke depannya. Apakah ia akan meneruskan pernikahannya. Atau malah berakhir di perceraian.
"Nick. Bagaimana jadinya bila kau mengetahui istrimu itu adalah Harley Marshall, di saat kau sudah jatuh cinta kepada dirinya? Apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan tetap dalam tugas dan misi-mu, atau kau akan menyelamatkannya?" Tanya Elijah lagi, yang langsung di serang kekehan oleh bosnya.
"Ayolah Elijah, kau tau bagaimana sifatku, bukan? Aku tidak akan pernah memakai hatiku jika sedang menjalani tugas dan misi."
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS IS YOUR MISSION? - JENSELLE
FanfictionCERITA INI KHUSUS JENSELLE (JENO X GISELLE) SHIPPER! APABILA KALIAN GAK SUKA SAMA SHIPPER INI? TIDAK DI ANJURKAN UNTUK MEMBACA CERITA INI. TAPI, APABILA KALIAN MASIH KEKEH UNTUK BACA? DILARANG UNTUK BERKOMENTAR NEGATIF KEPADA PARA TOKOH YANG BERADA...